Yibo menunjukkan muka masam, "Sibuk bukan berarti bisa meninggalkanmu seperti ini, apa ada yang lebih penting dari anaknya?"
Gulf mengangguk pelan dalam diam. Jemarinya yang seputih bawang menekan kotak makan di pangkuannya pada beberapa bagian.
Ia bukan lagi kekasih Tharn, dan Tharn juga tidak mengiginkan anak dalam perutnya.
Yibo sangat tidak puas dengan kekasih Gulf yang bahkan belum pernah ia temui. Jika bukan karena kepedulian mereka, Gulf yang tidak punya uang untuk makan, dan tidak memiliki inisiatif untuk mengatakan atau meminta apapun pada orang lain terkait dengan kondisinya, pasti akan sangat kelaparan.
Sebelum Yibo mengatakan hal lain lagi, Xiao Zhan menyelanya. "Gulf, cepat makanlah, tidak akan terasa enak kalau sudah dingin."
"Yibo, kau juga kemarilah dan makan."
Melanjutkan topik tidak berguna ini hanya akan melukai hati Gulf, pikirnya.
"Terima.. terima kasih Phi Xiao, terima kasih.. terima kasih.. saat aku sudah bekerja di masa depan nanti.. nanti akan.. aku akan mengembalikan semua uang untuk makanan-makanan ini." Gulf melihat keduanya dan berbisik. Matanya merah seperti kelinci.
Xiao Zhan tersenyum tidak berdaya. "Baiklah, kau tidak perlu capek-capek mengatakannya tiap kali makan. Ini hanya makanan sederhana rumahan. Yibo membeli bahan-bahannya sendiri, dan tidak terlalu menghabiskan uang. Tidak perlu banyak perhitungan antar teman."
Phi Xiao mau menjadi temanku..
Aku sekarang mempunyai teman juga..
*
Hanya dalam kedipan mata, beberapa hari sudah berlalu, dan pihak rumah sakit mulai memberikan tagihan biaya pengobatan.
Tharn masih belum datang juga. Gulf sama sekali tidak bisa menghubunginya. Gulf semakin panik, dan semakin sering pergi ke lantai VIP atas, ia berjongkok di depan pintu kamar ruangannya dulu. Sehingga, kalau sewaktu-waktu Phi Tharn datang, ia bisa langsung melihatnya.
Yang ia tidak tahu adalah, kalau saja Tharn ingin menemukannya, entah di bagian dunia manapun ia berada, Tharn akan bisa menemukannya. Hanya dalam satu rumah sakit yang tidak terlalu besar ini, tentu saja ia tidak akan kesulitan.
Tharn hanya tidak terlalu memperdulikannya.
Di hari ke limabelas ia ditinggalkan di rumah sakit, ia tidak bisa terus menerus menunggu Tharn untuk menjemputnya. Namun ia justru bertemu orang baru lagi.
Ia adalah anak dari seorang pejabat yang sebelumnya dikirim ke rumah sakit tersebut karena kecelakaan mobil.
Ia terluka cukup parah, dari ujung kepalanya hingga kaki. Operasi berjalan dengan lancar tapi ia belum bangun juga. Setelah cukup lama dan rumah sakit mendapatkan banyak tekanan dari keluarga vachirawit, akhirnya Bright tersadar oleh suara tangisan.
Tangis yang tidak terlalu keras, jenis isak yang dengan susah payah menahan kesedihan. Namun karena rasa sakit dari tumpukan emosi yang tidak bisa dibendung, seperti suara tangisan anak anjing liar, sungguh menyayat hati, dan secara bersamaan juga membuat sakit kepala juga.
Kepalanya terluka dan terasa sangat sakit, dan di luar sana ada suara yang membuat sakitnya semakin parah. Bright terbangun, dengan kepala masih pening dan lemah. Tapi masih menyeret tubuhnya, dan kakinya yang dilapisi perban, berjalan tertatih keluar kamar.
Segera setelah ia membuka pintu, ia melihat lelaki dengan seragam pasien rumah sakit ini, berjongkok bersandar dinding, tubuhnya kurus dan meringkuk kecil disana. Kepalanya terkubur dalam kedua kakinya, menangis hingga kedua pundaknya bergetar. Bright tidak bisa mengenali dengan jelas siapa dia, hanya bagian leher belakang pucatnya yang terlihat.
Bright merengut, "Apa yang kau tangisi?"
Lelaki tersebut sepertinya menyadari ada seseorang di sampingnya. Perlahan mendongak keatas, matanya sembab dan merah penuh air mata. Tubuhnya masih bergetar hebat.
Bright hanya merasakan pening, alis tegasnya menegang, "Aku bertanya padamu, apa yang kau tangisi?"
"Aku.. aku.." Bibir dan mulut Gulf bergetar, air matanya berjatuhan. "Uh.. Phi Tharn.. Phi Tharn tidak menginginkanku lagi."
"Siapa Tharn?" Bright bertanya tidak sadar.
"Phi Tharn.." Gulf ingin mengatakan kalau Tharn adalah kekasihnya, tapi ia tidak merasa benar, saat bertemu di depan gedung perusahaan Tharn, Tharn dan Type pastilah sepasang kekasih, dan Gulf sekarang tidak mengerti apa dirinya bagi Tharn..
"Phi Tharn adalah Phi Tharn.."
Bright menyadari bahwa otaknya mungkin tidak normal, dan usianya mungkin sekitar 18tahun.
Ia memperkirakan hal tidak baik mungkin terjadi pada orang yang bertanggung jawab akan anak ini, mungkin kabur.
Ia menahan perban yang melingkar di kepalanya, kemudian membujuknya pelan, "Jangan menangis, menangis terlalu lama hanya akan membuat kepalamu sakit, kau tidak mau, bukan?"
Gulf tidak bisa bereaksi untuk sesaat, kemudian kesedihan memenuhi mata coklatnya.
"Tapi.. tapi kau bukan Phi Tharn.."
"Aku hanya ingin Phi Tharn.."
Tbc!
Thanks yang sudah Vote&Komen!
Bright Vachirawit
Tong Thanayut
Jujur, author blm bisa nemu sosok aktor Thailand yang auranya bisa bersaing dengan Mew, untuk jd pasangan Gulf, yg ada di pikiran cuma antara 2 di atas, lebih cocok mana? Atau ada ide lain? Hhh...
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Fool Gulf
FanfictionGulf tidak seperti layaknya anak laki-laki lain, ia sedikit lebih lamban dalam banyak hal. Meski begitu ia mandiri dan bisa menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja menjadi pelayan di suatu kafe kecil. Entah suatu kemalangan atau keberuntungan ia b...