Dalam industri film besar, di balik layar, seorang aktor yang belum punya nama tidak akan terlalu dihargai, terlebih ia hanya seorang peran pengganti, dan segera seseorang menariknya dan memaksanya untuk berdiri.
Gulf selalu lemah sejak ia kecil, saat ia kecil, ibunya akan merasa sangat sakit kalau melihat seseorang memperlakukan Gulf dengan terlalu serampangan, tapi saat ini ia terdorong kesana kemari seperti kain bekas. Tubuhnya gemetar, dan kakinya terasa lemas hingga tidak dapat berdiri sama sekali.
Setelah orang-orang itu pergi, Max tidak bisa menahan diri untuk tidak mengulurkan tangan kepadanya dan membantunya berdiri. Ia merengut pada laki-laki pucat didepannya. Khawatir. "Kau baik-baik saja? Atau aku bisa memberitahu director untuk melupakan ini dan berhenti hari ini."
Sebenarnya, Gulf ingin pulang, ia tidak ingin menjadi peran pengganti lagi, ia takut sakit, tapi ia ingat yang dikatakan adiknya, kalau ia tidak menolongnya, ia tidak akan bisa menjadi terkenal.
Sebelum pergi, ibunya mengatakan kalau ia adalah seorang kakak, dan harus menjaga adiknya, sekarang ini ada sesuatu yang bisa ia lakukan untuk adiknya, ia harus bisa menahannya.
Gulf melihat ke arah Type, melihatnya bermuka masam. Ia memaksakan diri untuk tersenyum kepada Max, "Aku baik-baik saja."
"Kalau begitu aku akan lebih pelan nanti, kau harus berdiri lebih kuat, atau kita harus mengulanginya lagi." Max berkata pelan padanya, nada pedulinya benar tulus.
Saat itu, Max tidak langsung menjadi aktor terkenal, ia ingat rasa sakit dan kerja kerasnya lima tahun yang lalu, kalau ia ingin bertahan di industri ini ia harus berjuang, yang tidak terlupakan adalah saat saat ia memainkan film fantasi, dengan suhu minus 10 ia harus terendam di air danau. Saat ia keluar dari air rasanya membeku tapi tidak seorangpun saat itu memberinya selimut.
"Terimakasih." Gulf berbisik.
Syuting kedua kembali dimulai.
Gulf terguncang hingga mundur tiga langkah saat pengambilan gambar pertama, director masih belum puas.
Pengambilan gambar kedua, Gulf kembali menangis, ia tidak bisa menahan air matanya untuk tidak keluar, dan director pun memarahinya dengan keras.
Saat akhirnya adegan bisa terlewati, hari sudah siang, cukup memakan banyak waktu, dan ekspresi semua kru tidak ada yang baik.
Sebenarnya, Gulf tidak peduli perlakuan orang lain padanya, hanya wajah tidak peduli sekaligus kecewa dari Type yang membuatnya sedih.
Adegan di Villa sudah berakhir, dan besok akan dilakukan syuting di tempat lain, tapi Gulf tidak perlu ikut lagi, dan bisa menerima 500ribunya hari ini. Saat ia baru akan pergi, Tharn datang.
Gulf memandang kikuk sosok familiar tersebut dan akan membuka mulut untuk memanggilnya, tapi sebelum ia bisa bersuara, Tharn dengan cepat melewatinya, bahkan tidak meliriknya sedikitpun.
Gulf membeku di tempat, ia ingat wajahnya saat ini sedikit bengkak, pasti terlihat buruk, ia tidak bisa membiarkan Tharn melihatnya.
Ia menundukkan kepalanya dan menyentuh wajahnya, memaksakan kakinya untuk segera beranjak pergi.
"Tharn!" Type berlari ke arah Tharn, dan mengalungkan tangan pada lehernya.
Tharn tersenyum dan balas memeluknya, "Lelah?"
Meski keduanya belum mengumumkan hubungannya secara publik, tapi diantara banyak kru film sudah cukup dikenal. Hampir semuanya dengan semangat menyapa Tharn, dengan senyum ramah.
"It's okay." Gulf bersandar di lengannya, dan kini hanya berbicara padanya, mengabaikan yang lain. "Pekerjaan hari ini sudah berakhir, aku ingin makan bebek panggang untuk makan siang."
"Baiklah, kucing kecilku yang kelaparan." Tharn menyubit hidungnya dengan manja, "ayo pergi."
Gulf bersembunyi di kamar mandi bawah tangga. Meringkuk disana seperti bola kecil.
Ia terlalu malu, terlalu lelah. Tidak ingin berlagak kuat di hadapan keduanya lagi. Ia teramat sedih, tapi harus terpaksa tersenyum. Ia tidak sanggup lagi.
Tbc!
Vote&Komennya boleh..
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Fool Gulf
Fiksi PenggemarGulf tidak seperti layaknya anak laki-laki lain, ia sedikit lebih lamban dalam banyak hal. Meski begitu ia mandiri dan bisa menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja menjadi pelayan di suatu kafe kecil. Entah suatu kemalangan atau keberuntungan ia b...