Gulf terbangun oleh guncangan kasar, entah kapan selimut pada tubuhnya ditarik lepas, pergelangan tangannya pun kesakitan karena ditarik, ujung matanya merah, berusaha menahan kelopak matanya yang berat, dengan linglung melihat laki-laki dengan muka masam didepannya, terlihat sangat marah. "Phi Tharn..."
Ia melakukan kesalahan lagi? Kenapa Phi Tharn marah lagi?..
"Tidak heran, kau berani menolakku sekarang, ternyata kau berhubungan dengan laki-laki lain di luar sana." Wajah Tharn benar-benar sangat dingin, dan dia melemparkan jaket hitam di tangannya kepada Gulf dengan keras dan menggertakkan giginya. "Lebih baik kau menjelaskan padaku sebenar-benarnya tentang jaket ini!" Kulit halus di wajahnya berkedut dan kesakitan, Gulf meraih jaket yang menutupi kepalanya dan mengambilnya. Menunduk dengan malu, tidak mengerti kenapa jaket ini membuat Phi Tharn marah.
Bukankah ini model yang biasa ia pakai..
Apakah karena, ia belum mencucinya dengan benar?..
Atau belum rapi saat menyetrikanya?..
Saat ini, penglihatan Gulf tidak begitu jelas, gambaran di depan matanya bergoyang seperti di film, Gulf menggelengkan kepala beratnya, dengan terhuyung berusaha berdiri, "Aku.. akan pergi sekarang.. mencuci bajunya lagi.."
"Aku akan menyetrikanya dengan sangat licin.. Phi.. Phi Tharn jangan marah.."
Namun sebelum ia berhasil melangkah pergi Tharn kembali menariknya dan tubuh kurusnya kembali terlempar di kasur. Dan sakit menyengat di bagian bawah perutnya tiba-tiba datang membuat wajahnya semakin pucat. Sebelum sakitnya mereda, rahangnya ditekan oleh tangan jenjang Tharn dengan kuat dan kejam.
"Ahhk.. Phi Tahrn.. aku.. sakit Phi.." Gulf mendengus, alis indahnya nenekuk kesakitan, mata beningnya melihatnya dengan air mata, dan memohon untuk dimaafkan dengan suara halusnya.
Sebelumnya, saat ia benar-benar sakit, Phi Tharn akan membawanya ke dalam lengannya, dan tidak akan membiarkan dirinya kesakitan sama sekali.
Ia berharap, orang dengan muka sangat masam didepannya, hampir aneh karena Gulf tidak pernah melihatnya semarah ini, akan kembali menjadi Phi Tharn yang lembut dan sabar kepadanya.
Nyatanya Tharn sangat kesal dengan kebodohannya, dan kecewa padanya.
Wajah Tharn semakin dingin, sedingin es yang membeku, "Buka matamu, dan lihat dengan jelas! Ini bukan pakaianku!"
"Saat aku pergi, pria liar mana yang kau bawa ke rumah?!"
Seketika saat ia membayangkan anak bodoh ini, yang selama ini menjadi miliknya, ditiduri oleh orang lain saat ia tidak mengetahuinya, ia menjadi sangat marah hingga ingin membunuhnya.
"Aku tidak..." Tubuh Gulf tiba-tiba terasa sangat dingin, ia mengencangkan tubuhnya dan berbisik dengan air mata.
Meski Tharn seringkali kehilangan kesabarannya, ia tidak pernah semenakutkan ini, Gulf sangat ketakutan dan menahan kesedihannya lagi dan lagi.
"Masih berbohong!" Tharn mengambil nafas besar, tiba-tiba meraih dan menarik Gulf dari tempat tidur, tidak peduli Gulf bisa berdiri dengan tegak atau tidak, terus menariknya menuruni tangga, dan baru berhenti saat sampai di pintu Villa.
Segera saat Tharn melepaskan lengannya, Gulf terjatuh di lantai.
Tharn berjongkok dan menatapnya dingin, "Aku paling benci dengan orang yang berbohong kepadaku."
"Jika kau tidak berkata jujur padaku, aku tidak punya alasan untuk mempertahankanmu lagi, keluar dari rumah ini dan jangan pernah bermimpi untuk menginjakkan kakimu disini lagi."
"Aku bertanya untuk yang terakhir kalinya." Gulf memakai piyama dengan lengan dan celana pendek, angin bertiup dengan sangat dingin kepadanya, perutnya sangat sakit, tapi yang lebih menyakitkan adalah apa yang Tharn katakan, ia menggelengkan kepalanya dengan pelan, dan meneteskan air mata, menggerakkan tangannya yang pucat dan lemah untuk meraih ujung pakaian Tharn dengan gemetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Fool Gulf
FanfictionGulf tidak seperti layaknya anak laki-laki lain, ia sedikit lebih lamban dalam banyak hal. Meski begitu ia mandiri dan bisa menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja menjadi pelayan di suatu kafe kecil. Entah suatu kemalangan atau keberuntungan ia b...