Chapter 132 : Enggan Membully

579 75 11
                                    

Hi guys, I am so sorry, someting struggling happend in my live. Wish me luck!! Miss you all! 😇 Seperti biasa, blm sempat edit sama sekali. Sorry for typo2.
-----------------------------

Jane tersenyum, jelas tidak mendengarkan kata-kata Tharn, "Demi dia hingga aku harus kehilangan keluargaku sangatlah tidak sebanding."

Tharn tidak berkomentar dan langsung memasuki lift.

Saat sampai di rumah, jam sudah menunjukkan pukul 10, Tharn meminta bibi Wang untuk menjaga putrinya, dan Ia membawa Gulf ke lantai atas, menidurkannya di ranjang lembut, kemudian menangkup dan mencium wajahnya, "Sayang, bangun dan mandilah."

Cahaya lampu lembut dan redup merayap melalui lampu di samping ranjang, dan suasana saat ini sangat ambigu.

Gulf dalam keadaan mabuk dan bingung, dan dalam keadaan mengantuk sekarang ini, lengan rampingnya tanpa sadar mendorong dada Tharn dan berkata dengan tidak nyaman, "tidak,.. ingin, tidur.."

Tharn tersenyum dan sekali lagi mencium wajahnya, "Kalau begitu aku akan membantumu mandi."

Kemudian Gulf, seperti bayi yang tidak terlalu aktif, ditanggalkan baju dan celananya oleh Tharn, kemudian menggendongnya ke kamar mandi.

Anak bodoh ini akhirnya mau menikah dengannya, Tharn sangat bahagia dalam hatinya, hingga esok harinya Tharn memilih menunda pekerjaannya dan menempel pada Gulf. Malam ini ia pun hanya memeluk Gulf erat hingga tidur.

Di masa lalu, ia tidak pernah memiliki waktu untuk menemaninya, dan sekarang, meski tidak memiliki waktu, Tharn akan meluangkan waktunya untuknya, lagipula, sepenting apapun pekerjaannya, Gulf adalah calon pasangan sahnya, yang telah melahirkan putrinya.

Tharn telah memikirkan semuanya dan tanggal pernikahannya sudah ditentukan tanggal 15 bulan depan.

Meski sedikit licik, yang paling penting adalah ia bisa segera menjebak anak bodoh ini, kalau tidak akan selalu ada orang-orang delusional dan orang tidak baik lainnya yang akan selalu menginginkannya dan berusaha mendapatkannya.

Setelah sekian lama tidak memakan masakan Gulf, Tharn sedikit gugup dan panik karena tidak ingin Gulf terlalu lelah, karenanya hanya meminta tumis daging dan ikan rebus.

Ikan dan daging sudah dipotong dan masih sangat segar saat bibi Wang membawanya dari penjual ikan, dan minyak sudah dipanaskan untuk menumisnya, membuat aroma seketika menyebar. Gulf memakai apron Winnie the pooh dengan spatula ditangannya, memasak dengan serius, dan kini ada kanguru raksasa menempel di belakangnya, memeluk pinggangnya dengan sangat erat, hingga Ia kesulitan untuk membumbui masakannya.

Telinga Gulf sangat merah dan dengan pelan berkata, "Phi Tharn.. kau.. Phi.. aku tidak bisa memasak lagi kalau seperti ini,.. kau pergi dulu.. tunggu.."

Lengan yang melingkar di pinggangnya justru semakin erat.

Tharn membungkuk dan bersandar pada kulit lembut putih, bagian leher luarnya yang terbuka dari kerah sweaternya, kemudian menciumnya. "Tapi aku sama sekali tidak ingin melepaskanmu."

Wajah Gulf seketika memerah, ia tidak tahu apa lagi yang harus dilakukannya, tangannya yang menggenggam spatula menjadi tidak stabil. Hingga telapak tangan Tharn mulai membelai tubuhnya, tangan Gulf seketika mengehentikannya, seluruh tubuhnya menegang. "Aku.... aku akan melakukannya dengan cepat, sangat cepat, dan kalau Phi sudah sangat lapar, ada roti segar, Phi bisa memakannya lebih dulu."

Masakan sederhana Gulf pun mulai berubah rasa dengan terciumnya bau terbakar, dan Gulf yang tengah panik belum menyadarinya.

Tharn dengan tenang melepaskan satu tangannya dan mematikan kompor dengan posisi masih memeluknya. Ia kemudian memutar tubuh Gulf, dengan senyum gelap terlihat di matanya. "Kau telah membuatnya gosong, sekarang kau tidak bisa memasak lagi."

Little Fool GulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang