HNY na krub! na kha! Author langsung post chapter ini tanpa edit, mhon dimaafkan kalau banyak typo.. Happy Reading!
Sekitar setengah jam kemudian, ada yang mengetuk pintu, dan asisten Chen mengirimkan selimut lembut baru atas instruksi Tharn, juga bed sheet yang sesuai dengan ukuran kecil ranjang hotel tersebut, dua pasang sandal katun lembut untuk pria, peralatan kamar mandi, handuk, jubah mandi, dll. Termasuk bahkan penghangat, dan perlatan kebutuhan sehari-hari diletakkan di lantai kamar Gulf, hampir memenuhi seluruh ruangan yang sempit.
Hingga lima atau enam pria dengan jas hitam akhirnya pergi, Gulf masih dalam keadaan bingung, tidak bisa percaya kalau Tharn benar-benar akan menghabiskan malam disini.
Dia adalah orang yang pemilih, ada sedikit sifat gila bersih juga dalam hidupnya, saat ia di rumah tharn, selama masih ada sedikit debu di lantai yang tidak dibersihkannya, ia akan sangat marah setelah melihatnya, dan lingkungan hotelnya saat ini bisa dikatakan tidak lebih bersih dari basement rumah Tharn. Dindingnya sudah terkelupas dan retak di banyak tempat, dimana-mana terlihat kotor, dipenuhi dengan suasana sangat tua bahkan saat ia sudah membersihkannya sebisa mungkin tetap saja tidak banyak berubah.
Tharn harus keluar untuk menerima panggilan, sepertinya masalah perusahaan, dan suaranya samar terdengar di koridor, rasanya seperti tidak nyata.
Gulf berpikir tentang itu dan merasa Tharn pasti akan pergi, air di tempat ini bahkan tidak bisa di atur dengan mudah apakah akan keluar dingin atau panas. Sudah pasti Tharn akan kesulitan dan enggan untuk tinggal.
Pikiran liarnya tidak berlangsung lama, Tharn mengakhiri panggilannya dan kembali masuk ke kamar. Tharn melihat barang-barang yang di bawanys di lantai, kemudian menggendong Gulf untuk duduk di kursi dekat TV, "Kau duduklah di sini untuk sementara, aku akan menata ranjangnya dulu."
Pertama-tama ia menarik paksa sprei dan selimut lembab dari tempat tidur dan membuangnya ke lantai, kemudian memasang matras dan bedsheet baru.
Seorang tuan muda seperti Tharn jelas-jelas belum pernah melakukannya, gerakannya sangat aneh, tapi ia masih dengan sabar meratakan permukaan hingga lembut sedikit demi sedikit. Baru ia mengeluarkan lapisan selimut dan memulai lagi ronde perkelahiannya dengan ranjang tersebut.
Gulf melihat punggung jenjang dan tinggi di hadapannya, untuk sekian lama ragu-ragu dan kembali mengkonfirmasi. "Phi Tharn.. kau.. apa kau serius ingin tidur disini denganku?"
Tharn menarik ujung bibirnya, dan menggoyangkan selimut tebal yang kesulitan ia tata, "Ya, tidak ada tempat lain lagi untukku pergi, hanya bisa tinggal di sini."
"tapi..tapi..." Gulf ingin menemukan alasan agar Tharn mengurungkan niatnya.
Tharn dengan cepat membaca hatinya dan menghentikan semua gerakannya, kemudian berbalik menghadapnya dan berkata, "Baru saja asisten Chen menelponku untuk memberitahuku kalau, karena aku dan Type tiba-tiba membatalkan pernikahan, perusahaan pun terkena efek negatif, menyebabkan penolakan stok, ada yang salah dengan rantai stok utama. Aku sekarang tidak sekaya dulu, dan tidak mampu untuk tinggal di hotel dengan mudah."
"Kalau kau tidak bisa menerimaku tidak apa.. tidak masalah.. aku hanya akan tidur di jalanan, mungkin aku hanya akan membeku.."
Gulf tertegun.
Setelah menunggu beberapa saat, dan tidak mendengar jawabannya, Tharn pun berbalik, berjalan menuju pintu.
Momen saat ia hendak menyentuk ganggang pintu, Gulf segea mendapatkan kembali kesadarannya, dengan panik menopang perutnya untuk berusaha berdiri, dan berlari dengan bertelanjang kaki untuk meraih Tharn, ujung matanya memerah. "Tidak.. aku bukannya tidak menerimamu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Fool Gulf
FanfictionGulf tidak seperti layaknya anak laki-laki lain, ia sedikit lebih lamban dalam banyak hal. Meski begitu ia mandiri dan bisa menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja menjadi pelayan di suatu kafe kecil. Entah suatu kemalangan atau keberuntungan ia b...