"Aku mengerti.." Gulf menundukkan kepalanya meneatap makanannya yang belum habis.
Tharn mengalihkan pandangannya dengan puas, berjalan menuju pintu.
Saat Gulf teringat untuk menanyakan apakah Tharn akan pulang dan makan malam di rumah malam ini, Maybatch hitam Tharn sudah menghilang di ujung jalan saat Gulf mengejarnya.
Gulf pun mengalihkan pandangannya dengan kecewa. Ia mengambil ponselnya dari kantung di apronnya. Membuka kontak teleponnya. Tatapannya berhenti lama di nama Tharn, tapi ia tidak berani menelponnya.
Mereka baru saja berpisah, menelponnya mungkin bisa menggangu Tharn.
Dengan nama kontal telepon yang terbatas di ponselnya, ia dengan ragu-ragu akhirnya menekan pada kontak kedua.
Sudah lama ia tidak berbicara dengan adiknya, Type. Thailand dan Inggris memiliki perbedaan waktu yang lumayan, Gulf takut mengganggu waktu belajar Type.
Terakhir berbicara di telepon adalah beberapa bulan yang lalu. Gulf menghitung untuk menelpon menyesuaikan waktu london. Tapi pembicaraan tidak berlangsung lama, Type segera mematikan teleponnya dengan nada tidak senang.
Gulf sudah terbiasa dengan hal tersebut.
Entah sejak berapa lama, setahu Gulf, adiknya tidak pernah menyukainya. Meski ia tidak tahu kenapa.
Hanya mendengar dari Tharn kalau Type telah kembali membuat Gulf senang. 5 detik kemudian panggilan terhubung. Gulf reflek mengangkat ujung bibirnya, berkata dengan lembut.
"Ah Type.. dimana kau?"
"Dimana lagi.. London.." Suara tidak menyenangkan terdengar.
Gulf tertegun dan dengan cepat mengerti kalau ia tidak ingin Gulf tahu kalau dirinya telah kembali.
Tidak mampu menahan rasa perih tidak nyaman di hidungnya, ia berusaha berbicara dengan suara normal. "Kapan kau kembali?"
Maksud lain dari pertanyaan Gulf adalah mungkin, kapan Type ingin bertemu dengannya...
Di dunia ini, Type adalah satu-satunya keluarganya, dan orang terpenting dalam hidupnya. Tapi adiknya bahkan tidak ingin bertemu dengannya.
Ia adalah kakak yang gagal...
"Sudah kubilang kalau aku akan pulang bulan depan."
"Sebenarnya ada apa kau mencariku?" Jika benar-benar tidak penting Type akan langsung munutupnya.
Nada Type serius, ia masih sangat mengantuk, ini baru jam setengah 8, dan kakak bodohnya tidak juga mengerti kalau ia tidak ingin diganggu olehnya.
"Tidak ada.. aku hanya.." pipi Gulf seketika memerah, malu.
Hanya peduli padamu..
Ia banyak melihat berita di tv bahwa banyak orang asia yang menghilang, meninggal dan dibunuh di eropa, ia sangat khawatir setiap melihatnya, ingin rasanya segera pergi untuk menemaninya disana, ia takut Type akan mendapat bullyann disana, jika benar ia akan berdiri di depannya dan melindunginya.
Tapi dirinya tidak terlalu bisa diandalkan, tidak kompeten, terlalu bodoh, bahkan kesulitan hanya untuk menyusun beberapa kata. Ia tidak memiliki pengetahuan untuk bisa menginjakkan kakinya ke luar negeri.
Hanya tiap tanggal 15 setiap bulannya, setiap awal mendapatkannya, ia akan mengirimkan uang kepada Type dari hasilnya kerja sampingan.
"Type, jangan menutup telpon dulu.. dengarkan aku.."
"Kau.. kau jaga dirimu baik-baik disana.. jika kau tidak memiliki cukup uang katakan padaku, aku akan mengusahakannya bagaimanapun caranya."
Type mencibirnya, ia terduduk menatap gedung-gedung tinggi dan lalu lalang kendaraan melalui jendela besar di kamarnya. Dengan mata mengejek ia mengatakan. "Kau akan mengusahakannya?"
"Apa kau akan menjual tubuhmu? Atau setidaknya organ tubuhmu?"
"Aku.." Gulf tertohok mendengarnya, udara dingin pagi membuat kulitnya semakin pucat.
"Apa kau benar-benar bepikir kalau hasil kerja sampinganmu di tempat kecil itu bisa membiayaiku hingga aku lulus? Jangan bodoh dan simpan sedikit gajimu untuk dirimu sendir, gunakan untuk pindah dari basemen kotor tempatmu tinggal, kalau tidak orang-orang tidak akan tahu meski kau mati di sana suatu hari nanti."
"....Nong Type, jangan bicara padaku seperti itu.." air mata Gulf mengalir melewati pipi kurusnya. Ia bernafas pelan, berdo'a dalam hati agar adiknya dan dirinya selalu dilindungi.
"Bagaimana harus kukakatan.. kau menganggap dirimu kakak? Jangan lupa kau hanya lahir lebih awal satu menit dariku."
Tbc!
So... bagaimana ceritanya?
Jangan lupa Vote&Komen.. :)
Gulf dan Type.. :')
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Fool Gulf
FanfictionGulf tidak seperti layaknya anak laki-laki lain, ia sedikit lebih lamban dalam banyak hal. Meski begitu ia mandiri dan bisa menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja menjadi pelayan di suatu kafe kecil. Entah suatu kemalangan atau keberuntungan ia b...