Chapter 100 : Tidak Berharga

818 105 18
                                    

Terimakasih sudah tidak lelah membersamai hingga episode 100. Yaay!! HAPPY READING! 🖤
-------------------------------------

Gulf dibawa sampai ke restoran, musik lembut mengalun memasuki gendang telinganya, tapi sama sekali tidak membuatnya rileks, Tharn merasakan tubuh tegang Gulf yang jelas terlihat, ia kemudian menunduk dan memberinya ciuman di dahi. "Tidak akan ada yang menertawakanmu, tidak akan ada yang menyadari keberadaan kita."

Kebanyakan orang yang datang kemari untuk berkencan adalah pasangan, yang tenggelam dalam cinta mereka masing-masing, dan tidak memiliki hati untuk memperhatikan orang lain.

Tharn memilih meja dekat dengan jendela, cahaya lampu berkilauan di luar, pemandangan kota di malam hari pun terlihat. Tharn meletakkan Gulf di kursi lembut, kemudian duduk di seberangnya.

Di tengah meja terdapat lilin cantik, dengan api lilin berkerlip, menciptakan ilusi kalau keduanya sedang melakukan kencan. Faktanya, Gulf selalu sadar akan identitasnya, jika saja pelayan tidak dengan cepat datang dan menuangkan wine pada gelas mereka, Gulf akan sudah bangun untuk melayaninya.

Ia memang bersedia untuk menemaninya makan.

Tapi yang terjadi sekarang sedikit berbeda dengan apa yang ia bayangkan.

Mengingat Gulf tidak bisa meminum alkohol saat sedang hamil dan memiliki bayi, Tharn secara khusus meminta restoran untuk menyajikan jus segar, dengan suhu ruangan, dan Gulf menggenggamnya dan sedikit menyesapnya. Takut mendapatkan rasa yang asing.

Tangannya menjadi terlihat buruk karena kedinginan, dan terasa perih hanya dengan sedikit tekanan, dan setelah steak mereka datang, ia dengan hati-hati memegang pisau dan garpu, sangat hati-hati dan berusaha keras memegangnya dengan baik tapi pisau tersebut masih saja terjatuh dari tangannya di piring, membuat suara berdenting.

Reaksi pertama Gulf adalah melihat wajah Tharn, berpikir kalau ia pasti akan marah, dan memarahinya karena telah ceroboh seperti sebelumnya.

Tapi tidak.

Tharn dengan gugup berdiri dan meraih tangannya untuk melihatnya, memastikannya tidak teriris oleh pisau, dan berkata dengan rasa sakit, "Aku akan melakukannya, aku akan memotongnya untukmu."

Ia menunduk, membawa Gulf untuk duduk di sebelahnya, kemudian ia duduk di dekatnya.

Steak yang dituangi saus harum tersebut cukup mudah untuk diiris dan dipotong dengan ukuran cukup untuk dimakan. Hingga piring akhirnya kembali diletakkan di hadapannya, Gulf masih tidak responsif, berpikir bahwa ia mungkin bermimpi, ia masih Gulf yang sangat bodoh, bagaimana bisa Tharn masih selembut ini memperlakukannya.

Ia seharusnya sudah memarahinya dengan keras.

Mata Gulf merah, dan wajah pucatnya terlihat berantakan, terlihat shock, seperti ia sedang ketakutan dan akan menangis. Tharn tidak tahu apa yang salah, jadi ia membawanya dalam pelukannya, membiarkan dagunya bersandar di pundaknya. Mengusap punggungnya naik turun, dan dengan sabar menenangkannya.

"Jangan takut, semua akan baik-baik saja."

"Aku akan membantumu memotong steak di masa depan, dan aku akan membantu apapun yang kau tidak bisa lakukan, okay?"

"..." Bulu mata Gulf bergetar perlahan, dan matanya tiba-tiba menjadi sedikit basah.

Setelah beberapa saat, Tharn bertanya, "Apa kau tidak menyukai tempat ini?"

"Tidak.. tidak seperti itu." Gulf reflek menyangkalnya.

Tharn tidak bisa memahami apakah yang dikatakannya benar atau tidak, ia pun melepaskannya, dan hendak mengatakan, kalau Ia tidak menyukai tempat ini kita akan makan di tempat lain. Tapi sebelum ia bisa berbicara, suara rendah dari belakang terdengar menginterupsinya.

Little Fool GulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang