Bagian 55: No One Suit You Like I Do

982 47 8
                                    

Kami sampai di Bintan Treasure Bay dengan sambutan yang membuat aku takjub. Seperti rombongan kerajaan dari negeri seberang, kami diberi sambutan yang sangat meriah di sini. Sebuah indikasi yang menunjukkan bahwa Papa memang benar-benar punya nama besar dalam resort ini. Aku tersenyum kecil ketika menerima sebuah bouquet bunga mawar dari marketing manager secara langsung.

"Selamat datang, Bapak Alan!" sambutnya begitu ramah.

"Terima kasih!" aku tersenyum lebar, berusaha untuk tak kalah ramah.

"Perkenalkan, saya Roby, Pak... Apa pun yang Pak Alan butuhkan, Bapak bisa menghubungi saya," laki-laki dengan perawakan tinggi dan berwajah oriental ini menjabat tanganku.

Kusambut tangan laki-laki di depanku ini, "baik, Pak Roby... Terima kasih banyak sudah menyambut kami dengan sangat luar biasa begini. Saya tidak menyangka bahwa kedatangan tim dan saya ke sini mendapatkan sambutan yang seperti ini," aku tersenyum, benar-benar merasa senang.

"Kami sudah menyiapkan Natra Bintan untuk Pak Alan dan rekan-rekan," Pak Roby menjelaskan, "kalau dulu ketika awal Pak Hartadi bergabung dengan proyek ini, namanya masih The Canopi. Tapi sekarang kami sudah lahir kembali dan berganti nama, Pak... Tapi konsepnya masih sama, glamping."

Aku berbinar senang, "jadi kita tetap tinggal di tenda-tenda begitu ya, Pak?" tanyaku antusias.

"Benar, Pak Alan. Kami punya seratus unit tenda dengan luas empat puluh meter persegi masing-masing. Kami menjanjikan konsep yang baru dan segar," Pak Roby berpromosi.

"Baik, Pak... Kami merasa sudah tidak sabar untuk segera istirahat. Boleh kami segera check-in, Pak?" tanyaku, sedikit memohon.

Aku merasa begitu lelah dan berharap segera bertemu dengan kasur empuk dan udara dingin di dalam kamar. Sudah tidak sabar rasanya, aku ingin melepas seluruh pakaianku dan mandi di bawah guyuran air dingin, kemudian tertidur pulas di atas kasur yang nyaman.

"Silakan, Pak... Kami sudah menyiapkan kamar sejumlah tim yang Bapak bawa. Khusus Pak Alan, sudah kami siapkan akomodasi deluxe tent," Pak Roby menyerahkan sebuah kunci padaku.

"Ada apa di dalam deluxe tent, Pak?" sela Ethan tidak sabar.

"Ada fasilitas jacuzzi di bagian belakang tenda, Pak..." jawab Pak Roby sambil tersenyum.

"Wow!" seru Ethan kegirangan, "I want that one too!"

"Boleh, Pak..." jawab laki-laki dengan dasi maroon ini, "fasilitas kami masih sangat terbuka untuk Pak Alan dan tim."

Tanpa banyak menunggu lagi, kami segera dibantu oleh staff dari resort ini. Segala keperluanku diurus dengan sangat cepat dan rapi. Ini salah satu keuntungan menjadi anak dari orang yang memiliki investasi di bidang properti seperti ini, aku tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk fasilitas super seperti ini. Apalagi Papa memberiku kebebasan untuk melakukan apa pun di properti miliknya ini, asal untuk menyenangkan seluruh staff dealer.

"Aku boleh tidur sama siapa, Lan?" Ethan menepuk punggungku saat kami berjalan beriringan menuju tenda kami masing-masing.

Aku meliriknya sekilas, "apa harus aku yang memutuskan itu?"

"Yep!" jawabnya cepat, "aku yakin kamu nggak akan mengijinkan aku untuk tidur dengan Kyara atau Amanda, kan?" kemudian tersenyum jahil.

"Kamu yakin kamu butuh bertanya sama aku untuk hal-hal seperti itu?" balasku sarkas.

Ethan terkekeh, "aku cuma mau melihat seberapa leluasa aku di sini."

"Selama di sini, jangan berani dekat-dekat sama Kyara atau Amanda!" ancamku serius.

Perempuan yang Aku NikahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang