Bagian 57: Negatief Wetteljik Bewijstheorie

545 21 1
                                    

"Terima kasih."

"Untuk?" aku mengernyitkan dahi dan memandang sekilas ke arah Kyara.

Kyara membuang pandangannya ke arah taman di sepanjang perjalanan kami menuju kamarku, "kamu selalu butuh afirmasi?"

Aku tersenyum tipis, "oh, untuk menghalau bule-bule itu? Aku sudah bilang di awal kalau aku nggak suka apa yang menjadi milikku diganggu, kan?"

"I am not yours!" bantah Kyara cepat.

Kyara dan aku sudah berada di depan kamarku sekarang. Aku sengaja tidak langsung mempersilakannya untuk masuk, perempuan itu tampak masih kesal denganku. Kami berdua berdiri berhadapan di jalan berbatu di depan kamarku.

"Mas Alan!" panggil sebuah suara dari arah belakang Kyara.

Aku tersenyum pasrah, "ya, Nish?"

Sudah dapat aku tebak, tanpa banyak bicara lagi, Kyara segera memutar badan untuk pergi meninggalkanku. Tak kalah cepat, kuraih tangannya agar perempuan itu tidak beranjak dari tempatnya.

"Stay!" kataku, "ini semua nggak akan segera selesai kalau kamu selalu menghindar, Ra!"

"Aku nggak peduli dengan apa pun yang terjadi di antara Danish dan kamu, Lan..." lirih Kyara menjawabku sambil berusaha melepaskan tanganku.

"Bahkan kalau kenyataan itu bisa membuat kamu bebas mencintai aku?"

Kyara tertawa kecil, "seyakin itu bahwa aku mencintai kamu?"

"Beyond everything, Dear..." aku menatap Kyara dalam-dalam.

"Tapi kamu nggak bisa begitu saja mencintai dia dan meninggalkan aku, Mas!" sela Danish dengan nada tinggi.

Kualihkan pandanganku pada perempuan di belakang Kyara itu, "karena apa, Nish? Karena benih yang pernah ada di dalam rahim kamu itu? Kamu yakin bahwa aku adalah ayahnya?"

"Kamu menuduh aku tidur dengan banyak laki-laki, Mas?" mata Danish mulai berkaca-kaca.

"I have no idea, Nish..." aku mengangkat kedua pundakku, "tapi aku yakin bahwa aku nggak pernah menghamili kamu."

"Come on, Alan!" pekik Kyara, membuat perhatian kami berdua seketika beralih padanya.

"Danish yang harus membuktikannya, Ra!" sahutku.

"Okay. Aku ikut kata-katamu, kita bisa membicarakan ini bertiga di depan kamar kamu. Shall we?" Kyara mengambil langkah terlebih dahulu untuk menuju ke teras di depan kamarku.

***

Kami sudah duduk bertiga sekarang, aku berhadapan dengan dua perempuan yang belakangan membuat acara liburanku ke Bintan ini menjadi lebih kompleks.

"Sebelum kita semua menjadi marah karena benih yang pernah dikandung oleh Danish, aku ingin menyampaikan sesuatu..." Kyara membuka percakapan.

Danish memandang Kyara lekat-lekat, "aku harap itu adalah kalimat dari kamu untuk meninggalkan Mas Alan."

"Nope!" Kyara menggeleng cepat, "seperti yang sudah aku bilang sama kamu, Nish... Aku nggak akan pernah melepaskan Mas Alan-mu ini begitu saja. Karena bukan cuma kamu yang begitu keras berjuang untuk mendapatkan hatinya, aku sudah berjuang jauh lebih dulu daripada kamu," jelas Kyara sambil tersenyum.

Aku menatap Kyara dalam-dalam, mencoba mencari makna dari kalimat panjang yang keluar dari mulutnya, "apa maksudnya ini, Ra?"

Kyara tidak bergeming, pandangannya tetap tertuju pada Danish di sebelahnya, "bukan kamu yang akan membuktikan bahwa kamu pernah atau nggak mengandung anak dari Alan, Nish..."

Perempuan yang Aku NikahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang