"Jangan membuatku nggak bisa tidur!" kataku saat kami berdua kembali ke dalam mobil milik Kyara.
Kyara tertawa-tawa, "hanya karena aku bilang bahwa kamu suamiku, terus kamu nggak bisa tidur?"
"Jadi sampai sini kamu paham kalau kamu memang sangat berpengaruh untuk hidup aku?" balasku.
"Nggak!" jawab Kyara sambil tertawa lagi.
Aku tersenyum melihat Kyara di sampingku, ada perasaan bahagia ketika menyadari bahwa dia lebih memilih aku untuk menemaninya hari ini dibandingkan dengan Ethan. Aku tidak terlalu peduli apa alasan Kyara lebih memilih aku, yang aku pedulikan hanya Kyara memilih aku dan bukan Ethan.
"Ra?" panggilku.
"Ya, Lan?" sahut Kyara sambil tetap memandangi jalanan dari jendela di sampingnya
"Bang Kevan sama Bang Keegan kan nggak terlalu lama tinggal di Indonesia, kamu ambil saja unit yang Ethan ceritakan itu," kataku.
Kyara mengalihkan pandangannya padaku, "aku nggak mau terlalu dekat sama Ethan juga, Lan..."
Keningku berkerut, "alasannya?"
"Dia terlalu posesif. Terlalu banyak melarang aku untuk begini dan begitu," desah Kyara jengkel, "dia juga terlalu perfeksionis. Bagus untuk dirinya memang, tapi nggak bagus buat aku."
"Memang cuma aku yang terbaik untukmu, Ra..." aku tertawa keras.
Kyara mengangkat bahunya, "kalau kamu nggak banyak dekat sama perempuan, aku juga yakin bahwa kamu memang yang terbaik buat aku."
"Aku sudah meninggalkan mereka semua," kataku mencoba membela diri, "kamu butuh bukti yang seperti apa?"
"Sejauh ini, aku nggak melihat usaha kamu yang nyata untuk meninggalkan mereka," tampik Kyara.
Aku mendesah kesal, "bukannya kamu sudah lihat bagaimana tadi aku lebih memilih untuk menemani kamu daripada makan siang sama Danish?"
"I will take a note of it," Kyara membelai rambutku.
Ketika tangan itu menyentuh ujung-ujung rambutku, aku merasakan getaran di dalam hatiku. Seperti sebuah keajaiban, tangan Kyara hanya menyentuh rambutku, tapi yang bergetar adalah hatiku. Kupejamkan mata untuk menikmati momen yang belum tentu akan terulang lagi ini.
"You see? You can rock my world that easy, Dear..." aku menatap Kyara sungguh-sungguh.
Kyara membalas pandanganku, lalu tersenyum, "sebegitu cintanya kamu sama aku?"
Aku mengangguk cepat, "with no hesitation."
"Tell me why?"
Sejenak aku berpikir, "cantik, cerdas, dan seksi," kemudian aku tertawa keras, "aku nggak bisa menemukan kata-kata yang pas untuk menjabarkan kenapa aku cinta sama kamu, Ra..."
"Karena perasaan cinta kamu itu cliché," kemudian dia mendorong pelan kepalaku.
"You may say that my feeling for you is a cliché, but I love you for the way you are," kutatap mata coklat Kyara dalam-dalam.
Kyara kembali menyentuh puncak kepalaku, "aku harus cari tempat tinggal di mana, Lan?"
"Kita coba lihat apartment Ethan, ya?" tanyaku sambil menyalakan mesin mobil.
***
Bukan keputusan yang cerdas memang untuk mengajak Kyara melihat-lihat unit di apartment di mana Ethan tinggal. Tapi menurutku, tidak ada opsi yang baik yang dapat dia pilih selain ini. Aku tidak terlalu suka jika Kyara harus tinggal di sebuah rumah besar sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perempuan yang Aku Nikahi
RomanceSelain membutuhkan pasangan, menikah juga membutuhkan cinta. Namaku adalah Alan Chevalier Hartadi. Laki-laki dua puluh sembilan tahun dengan fisik yang tidak perlu diragukan lagi dan kekayaan yang begitu melimpah. Aku rasa, aku tidak memiliki kesuli...