Awalnya selama menginap berhari-hari di penginapan di tepi pelabuhan baik Alaric maupun Arletta tidak merasakan kecurigaan apa pun. Hingga di saat bersantai, Arletta yang memang kini telah mendapatkan kemampuannya kembali sedikit banyak masih mengingat bagaimana aliran energi ketika mereka berada di dekat dan sedikit berjauhan dengan alat anti sihir dan elemen ketika mereka berkunjung di salah satu tempat yang diduga ada keberadaan anti sihir tersebut.
Di kerajaan Imaginary seharusnya alat anti sihir memiliki kinerja yang lebih kuat daripada di kerajaan Gloria yang digunakan oleh para penyihir hitam. Namun hari itu Arletta merasakan aliran elemen dalam dirinya seolah mengalir cukup lancar. Memang tidak selancar ketika ia berada di kerajaan Gloria. Namun, kekuatan alat anti sihir yang ada di kerajaan imaginari menurutnya seperti melemah.
"Duke, entah mengapa saya merasa energi elemen saya yang ada di sini seharusnya tidak terlalu kuat, tapi entah mengapa sekarang terasa hanya berkurang sedikit dibanding sebelum kita memasuki teritorial kerajaan," ucap Arletta menyuarakan keresahannya.
Mendengar itu Alaric mencoba berpikir positif. Memberikan penjelasan yang lebih masuk akal guna menenangkannya.
"Barangkali karena dirimu baru saja mendapatkan kekuatan pengendali elemenmu kembali, sehingga kau tidak merasa terlalu tertekan. Ini baru pertama kalinya kau menjadi pengendali elemen di kerajaan Imaginary, 'kan?"
Arletta mengangguk sebagai jawaban. Penjelasan Alaric memang cukup masuk akal. Menimbang bahwa ini memang kali pertamanya setelah menjadi pengendali elemen kembali ke kerajaan Imaginary. Hanya saja entah mengapa ia masih merasa janggal. Rasanya masih ada yang sangat mengganjal di dalam benaknya.
"Entahlah, Duke. Aku masih berpikir seharusnya kekuatanku lebih tertekan karena alat di kerajaan kita ini lebih kuat efeknya daripada yang kita buat di Kerajaan Gloria."
Jika ingin tenang ia percaya saja apa yang dikatakan Alaric. Kembali bersikap tenang begitu saja seolah tidak terjadi apapun. Namun, masalahnya adalah alam bawah sadarnya seolah terus meronta. Ia tidak puas dengan jawaban yang diberikan Alaric karena kenyataannya hatinya tetap terasa resah. Melihat keresahan yang begitu jelas tercetak di wajah Arletta, membuat Alaric akhirnya menyerah.
"Baiklah, mari kita cari tahu."
Begitulah akhirnya Arletta merasa lega ketika Alaric mau mendengarkannya dan kini mereka pergi keluar dari penginapan untuk mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya. Hari-hari kemarin Arletta tidak terlalu menangkap sesuatu yang ganjil dari semua kegiatan yang ada di pelabuhan. Namun, hari ini kedua orang itu dibuat terheran-heran ketika mereka mendapati salah satu muatan dari kapal terdapat alat-alat sihir bisa masuk dengan mudahnya.
"Duke, bukankah itu alat-alat sihir? Bagaimana bisa mereka mengangkut barang-barang terlarang itu tanpa takut?"
Melihat itu hampir saja Alaric naik pitam karena para penjaga tidak ada yang menghentikannya. Baru saja pria itu hendak melangkah maju, gerakan yang terinstruksi ketika pergelangan tangannya ditangkap oleh Arletta. Alaric kembali berhenti dan menatap wanita itu.
"Mereka keterlaluan! Aku harus menghentikan-"
"Sst ...," bisik Arletta seraya meletakkan jari telunjuk di bibir Alaric untuk mengunci ucapan pria itu.
Setelah Alaric menutup mulut, Arletta menarik tangan pria itu untuk bersembunyi di balik tumpukan barang. Mereka tampak seperti penguntit yang sedang mengintip.
"Apa yang kau lakukan, Arletta?" tanya Alaric heran. "Kita harus segera menegur mereka."
"Duke, entah mengapa aku merasa ada sesuatu yang janggal. Sekarang kita lihat saja dulu, para pekerja yang membongkar muatan dengan begitu entengnya padahal ada beberapa indikasi peralatan sihir di sana. Dan lihatlah para penjaga pun membiarkan hal itu begitu saja berlalu. Tidakkah hal ini terasa aneh bagi Anda? Saya curiga, ada orang dengan kekuasaan besar yang ada di belakang mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Choose The Villain Duke
FantasyArletta Davies kembali terbangun setelah dibunuh dengan keji oleh suami dan keluarganya. Demi membalaskan dendam pada kekejaman keluarga dan mantan suami di kehidupan sebelumnya, Arletta rela menjadi istri kontrak Duke Alaric Wilton, pria kejam dan...