36. Arletta Berubah Liar

2K 90 0
                                    

Typo bersebaran, langsung komenin, dong! 🙏😉

***

Terbangun di tempat yang berbeda dengan Arletta membuat Alaric menjadi sangat panik. Bagaimana tidak, pria itu kini berada di tengah hutan belantara yang sama dengan tempat di mana mereka bertemu dengan para kawanan serigala. Ia pikir dengan melalui portal itu benar-benar akan membuat mereka sampai di tepian hutan dekat dengan gerbang utama untuk masuk ke kerajaan Gloria.

Namun, rupanya itu salah. Ia kini berada di tengah hutan seorang diri. Hanya berbekal pedang yang ada di sarung di sisi tubuh. Sungguh rasanya seperti ditipu mentah-mentah. Amarah Alaric mendadak meningkat drastis.

"Arletta! Kau di sana?!" panggil Alaric berteriak selantang mungkin.

Tak tinggal diam, pria itu segera melangkah menyusuri hutan untuk mencari keberadaan Arletta. Perasaannya semakin was-was karena matahari mulai turun di ujung langit. Sementara yang ia tahu Arletta tidak membawa senjata apapun untuk berlindung diri. Hal itu karena ia pikir hanya dengan perlindungannya itu sudah cukup.

Tidak tahunya semua malah semakin rumit karena mereka terpisah di tempat yang berbeda seperti ini. Alaric berlarian mencari Arletta dengan terus meneriati nama wanita itu.

"Arletta! Kau mendengarku?!"

Di tempat yang berbeda, Arletta melangkahkan kaki dengan ragu-ragu menyusuri hutan itu seorang diri. Kedua kakinya terasa menjadi seperti jelly, sangat lemah sehingga rasanya tak kuasa lagi menopang tubuh. Wanita itu menggigil ketakutan di sepanjang perjalanan. Matanya terus menatap ke sekeliling dengan waspada takutnya ada monster yang mengintai di sekitar.

Bagaimana mungkin Arletta tidak diserang rasa takut yang luar biasa, ketika baru saja semalam ia terjebak dengan kawanan monster serigala hingga berhasil merenggut banyak korban jiwa dalam rombongan mereka. Apalagi kebanyakan mereka yang mati tampak sangat tragis dengan tubuh terkoyak-koyak.

Arletta menatap takut ke sekeliling. Sesekali ia memanggil nama Alaric. Bahkan untuk berteriak saja, suaranya terdengar bergetar. Berada di situasi sel mengerikan ini, Arletta benar-benar sangat ingin menangis. Hanya saja ia sadar bahwa tangisannya tidak akan membantu apa-apa.

Tidak boleh terpuruk, wanita harus mencari jalan keluar dari tempat ini dengan selamat. Menguatkan tekad, reta mempercepat langkah kakinya menyusuri hutan. Ia mengikuti arah ke mana matahari tenggelam. Karena sewaktu pagi tadi mereka pulang mengikuti arah matahari terbit. Setidaknya bermodal keyakinan itu ia berharap bisa menemukan jalan yang benar dan berharap sebelum matahari tenggelam ia sudah berada di lingkungan manusia.

Sayang harapannya itu cuma tinggal harapan ketika perlahan kegelapan mulai menyeliputi. Arletta menatap sekeliling dengan wajah ketakutan. Kakinya bergetar semakin tak terkendali. Suaranya tak lagi mabuk keluar karena tenggorokannya semakin terasa tercekat.

Dan apa yang ia takuti pun terjadi. Di mana ia mulai mendengar suara rangen berat yang berasal bukan dari manusia. Tangis yang sejak tadi ditahan Arletta kini luruh juga. Dengan memeluk diri sendiri, Arletta tetap memaksakan diri untuk terus menyusuri gelapnya hutan. Meskipun setiap langkah selalu ditemani dengan suara mengerikan hingga membuat bulu kuduknya merinding.

Aumm ....

Langkah Arletta dipaksa berhenti ketika di depannya kini telah berdiri seekor monster serigala yang tampak melempar tatapan tajam dari matanya yang mengeluarkan cahaya merah menyeramkan. Arletta menangis sesenggukan. Wanita itu tidak berani berjalan atau bergerak barang sehingga. Ia hanya pasrah ketika perlahan muncul satu persatu monster serigala yang lain sehingga memutari tubuhnya.

I Choose The Villain DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang