Tok-tok-tok ...
Pram beranjak untuk membuka pintu dengan malas. Di ambang pintu, berdiri saudara tirinya, yang punya wajah mirip banget sama mama tiri. Dia berdiri dengan wajah ngajak ribut.
"Ngapain lu ke kamar gua?!"
Wajah sengak si saudara tiri langsung di serang oleh pertanyaan Pram dengan nada sewot. Bodo amat dengan kenyataan: kalau dia hanya penumpang baru di rumah itu, dan harusnya bersikap baik pada tuan rumah.
"Gak tahu diri!" balas saudara tirinya, tak kalah sewot. Lonte, kalau tak salah namanya.
"Ngapain sih lo ke sini, Lonte?!"
"Nama gue Dante!" Saudara tirinya bersuara kesal.
Oh iya, Dante. Pram tadi dengernya Lonte. Ya, maaf, kok sewot.
"Ya, bodo amatlah gue! Gak peduli juga sama nama lo. Cuma mau nanya, ngapain lo ke sini?!"
Walaupun salah, Pram tetap mempertahankan harga dirinya.
"Inget, ya, di sekolah, lo gak usah kenal sama gue. Bisa rusak reputasi gue saudaraan sama orang gak jelas kayak lo."
Pram mendengus. Siapa juga yang mau kenal sama si Lonte. Lagian, kenapa bisa Pram sama saudara tirinya itu seumuran?! Salah papanya, nih, kenapa juga selingkuh pas mama tiri mengandung Dante. Coba aja gak usah selingkuh, kan, aman, Pram tak perlu nyebur ke dunia yang kelam dan remang-remang ini. Dan, kenapa juga pada akhirnya Pram harus ada di rumah ini?! Harus terpaksa pindah sekolah lagi... hadeeuuhhh, nambah beban pikiran aja, udah tahu pala Pram sekarang sering pusing.
"Lagian, gak minat gue kenal sama lo. Lirik lo aja gue ogah!"
Nada sewot dan kepala mendongak itu. Dante salah mengira seorang Prameswada. 16 tahun hidup di bawah naungan seorang nenek, ternyata tidak membuatnya jadi sosok anak yang lugu, yang penurut, dan baik; seperti yang ada di pikiran Dante sebelum bertemu dengannya. Dante kira dia akan bisa menindas anak penghancur keluarganya itu, tapi sepertinya tidak semudah itu.
"Syukur deh," ucap Dante dengan nada yang jadi biasa saja, hanya wajahnya saja yang masih terlihat menyebalkan.
Pram mendelik lalu menutup pintu tanpa permisi.
"Siapa, Pang?"
Kedatangan Dante mengganggu acara video call bersama ketiga temannya.
"Saudara tiri. Nyebelin banget. Keluar dari mulut biayawak masuk ke mulut maung gue."
"Asik banget dong."
"Pala lo asik!"
--to be continued...
Jangan ditungguin, kemungkinan dilanjut setengah abad kemudian. Dan buat HeyYa dan Liar, bukan gak mau lanjut, tapi gak ada otak🤣masih mikir mau dibawa ke mana.
Yodah, bye. Makasihh yang sabar nunggu❤
KAMU SEDANG MEMBACA
PUNK (Selesai)
General Fiction**Jangan plagiat nyerempet copy paste** Pernah dengar tentang cerita seorang anak haram, anak hasil selingkuhan, atau anak yang tak diinginkan, yang dibenci, dicaci, diperlakukan seenaknya. Tapi dia hanya menerima saja, tetap bersikap baik walaupun...