Hasil CT-scan keluar. Dalam lembar pemeriksaan CT-scan dengan kontras itu memang terlihat kejanggalan, ada bulatan: satu berukuran seperti kelereng dan beberapa seperti titik-titik kerikil.
Tapi dokter belum bisa yakin apa itu, entah tumor atau sejenis cairan. Namun, dalam kasus ini tidak ditemukan adanya pembengkakan otak.
Untuk memperjelas, dokter meminta perizinan pada Erik untuk melakukan MRI agar mendapat gambaran lebih jelas atas kejanggalan itu.
Meskipun hasil dari CT scan itu belum bisa disebutkan dengan pasti, tapi Erik sudah serasa kembali jatuh. Entah hasil apa yang harus dia harapkan, jikapun itu bukan tumor, tetap saja ada sesuatu di kepala Pram.
Pram tidak menunjukan gejala apa-apa, dia hanya kehilangan nafsu makan. Tapi kata dokter, mungkin saja dia kesakitan, tapi karena kondisinya, jadi Pram tidak terlihat menunjukkan rasa sakitnya.
Dokter juga tidak mencurigai apa pun sebelumnya, Pram hanya demam waktu itu, itu pun langsung reda, dan tidak diikuti dengan gejala-gejala lain, seperti muntah, kejang, atau yang lainnya.
-
"Maaf ya, Mama yang tiap hari ada di sisi kamu, tapi Mama gak tahu kalo mungkin kepala kamu itu sakit. Mama gak peka. Mama minta maaf, ya."
Pram sedang terlelap. Alya berbicara sendiri. Tapi tidak sepenuhnya sendiri, ada Erik yang sedang duduk melamun di sofa.
-
-
Hasil dari diskusi dengan beberapa dokter spesialis mengenai gambaran hasil tes CT Scan dan MRI kepala Pram, Dokter Ari sudah bisa yakin apa bulatan berukuran se-biji kelereng itu.
Itu adalah abses, bukan tumor. Abses adalah kumpulan nanah yang diakibatkan oleh infeksi bakteri.
Berukuran 2 cm dengan beberapa titik kecil di sekitarnya dan belum menyebabkan pembengkakan.
Untuk menghilangkannya, dokter tidak menyarankan operasi karena terdapat beberapa titik abses di kepala Pram, yang akan membuat tindakan operasi atau penyedotan nanah menjadi sulit, dan selain itu karena Pram juga pengidap meningitis juga hidrosefalus, operasi dinilai terlalu beresiko untuk seorang pasien pengidap dua penyakit itu.
Tapi jika abses tumbuh lebih besar, lebih dari 2 cm, dengan izin dari keluarga, dokter mungkin akan mengambil resiko. Karena jika dibiarkan, abses yang membesar itu lama-lama akan menyebabkan pembengkakan pada otak dan berkemungkinan pecah, jika pecah dia akan menyebar dan menginfeksi jaringan otak yang lain.
Untuk sekarang mungkin abses itu akan ditangani dengan pemberian antibiotik tertentu, dengan harapan itu dapat mengecilkan ukuran abses. Selama pemberian antibiotik akan dilakukan CT Scan berkala untuk memantau ukurannya, apakah mengecil atau tidak? Berhasil, kah, pemberian antibiotik itu atau tidak.
Tapi sebelum itu, dokter harus melakukan lumbal pungsi terlebih dulu, pengambilan cairan serebrospinal dari celah tulang belakang di punggung bagian bawah untuk mendeteksi adanya bakteri lain, kuman, atau virus yang menjadi penyebab abses, agar pemberian antibiotik bisa tepat sasaran.
-
-
Mungkin karena jadi banyak orang yang rutin mengecek keadaannya; memegang dan mengganggunya dengan banyak pemeriksaan. Pram jadi merasa tidak nyaman dan suasana hatinya jadi sangat buruk, dia menunjukkan emosinya beberapa hari ini. Walaupun tanpa kata yang keluar, tapi dengan gumaman dan erangan penolakan, dia seakan sedang menegaskan ketidaknyamanannya.
Dan siang hari ini sepertinya menjadi puncak dari bentuk emosinya, mungkin karena semua orang dari kemarin seolah tidak menganggap segala bentuk emosi yang dia keluarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUNK (Selesai)
General Fiction**Jangan plagiat nyerempet copy paste** Pernah dengar tentang cerita seorang anak haram, anak hasil selingkuhan, atau anak yang tak diinginkan, yang dibenci, dicaci, diperlakukan seenaknya. Tapi dia hanya menerima saja, tetap bersikap baik walaupun...