Part 22

1.8K 67 0
                                    

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu, Pernikahanku dengan Pak Arga. Setelah melewati 3 minggu yang menurutku berat, kini aku sudah berada di depan cermin dengan menggunakn gaun yang indah.

Pak Arga mengucapkan ijab kabul dengan helaan nafas permata dengan lantang dan yang menjadi wali dinikahku adalah kakak dari ibu, ia datang jauh dari malang.

Acara resepsi digelar di ballroom hotel, ini atas permintaan bude, karna ini adalah pernikahanku yang pertama. Bude ingin aku merasakan layaknya sebuah wedding dream yang diinginkan oleh perempuan diluar sana, aku hanya menurut dengan syarat tetap tidak berlebihan. 

Kini aku dan Pak Arga akan memasuki Ballroom setelah berganti pakaian menjadi pakaian resepsi. aku memakai dress putih dengan juntaian kain yang panjang dibelakang sedangkan Pak Arga menggunakan tuxedo warna hitam, kami memasuki ballroom dengan diiring lagu westfile-beautiful in white

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Source by : Pinterest)

Aku terharu rasanya ingin menangis, semua para tamu bertepuk tangan saat kami masuk ke dalam ballroom, walaupun tidak terlalu banyak yang datang tapi aku sangat bersyukur. Konsep wedding yang tidak pernah aku bayangkan akan seindah ini, konsep wedding intimate adalah yang aku harapkan jika aku menikah, melihat keluarga terdekat dan teman menyatu di satu ruangan begitu juga dengan Pak Arga. Ada beberapa kolega yang Pak Arga undang, itu tidak luput atas permintaan Pak Arga sendiri, aku mengiyakan karna dengan begitu Pernikahan kami tidak ada yang ditutupi bukan?

Saat sampai di venue ada satu kejutan lagi tak kalah menarik, Ansel Arasha Prawira jalan seorang diri dengan membawa sebuket bunga untukku masuk ke dalam ballroom, riuhnya tepuk tangan para tamu tak kalah membawa atmosfir satu ruangan berbahagia. Ansel tampil dengan gaun navynya yang cantik tersenyum melihatku dan Pak Arga didepannya.

 Ansel tampil dengan gaun navynya yang cantik tersenyum melihatku dan Pak Arga didepannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Source by : Pinterest)

***

Resepsi telah berakhir, aku masih duduk di venue sedangkan Pak Arga entah kemana aku tidak tau, terakhir aku melihatnya sedang mengobrol dengan koleganya. Aku meluruskan kaki, badanku sungguh terasa sakit, kaki rasanya kaku sekali setelah berjam-jam menggunakan heels.

Dari kejauhan aku melihat ansel berlari menujuku, ansel menubrukkan badannya dibadanku, lalu aku memeluknya.

"bunda hari ini tidur denganku?" dia mendongakkan wajahnya

"iya sayang" kataku lalu mencium kepalanya

"yeayy" serunya, lalu ia pergi meninggalkan ku berlari dan bergabung bersama sepupunya.

Hp ku berbunyi, pesan masuk muncul dilayar handphone aku melihatnya nomor yang tidak aku kenal, aku mengklik satu kali dan membaca pesannya

<from: 089217xxxxxx>

Selamat atas pernikahanmu, sampai bertemu di Jakarta.

Seketika aku merasa merinding, siapa yang mengirimkan pesan ini? Kenapa pesan yang dikirim terasa seperti mengintimidasiku. Apakah ini dari Bella? Semenjak rencanaku akan menikah dengan Pak Arga, Bella memang tidak keliatan batang hidungnya. H- beberapa hari aku meminta Pak Arga untuk mengundang Bella, aku juga tidak lupa meminta tante rani untuk mengundangnya, tapi hari ini aku tidak melihatnya sama sekali kemana dia? Dan apa benar pesan ini Bella yang kirim? Aku menatap layar hp sangat lama, sampai aku tidak menyadari Pak Arga sudah didepanku.

"Disa.. hey disa" Pak arga mencoba menghalangi wajahku dengan tangannya

"Pak arga" aku tersadar ia sudah didepanku sekarang

"sedang apa kamu? Sampai melamun seperti itu?"

"ti..dak tidak ada" aku langsung mengunci layar hp

"ayo pulang, kita tidak menginap disini karna saya tau kamu akan tidur bersama ibumu malam ini, karna besok kita langsung ke Jakarta"

"besok banget pak?" aku terkaget saat mendengarnya, cepat sekali.

Pak Arga mengangguk lalu pergi begitu saja, aku buru-buru mengikutinya dari belakang sambil mengangkat gaunku sedikit, sungguh aku tidak bisa berjalan dengan cepat.

"Pak arga, pak.." aku memanggilnya yang sudah berada didepanku

Pak Arga membalikan badan dan melihatku yang bersusah payah mengangkat gaun

"bantuin dong, saya ga bisa jalan cepat nih"

Pak Arga menghampirku dengan malas "ribet kamu" katanya saat sudah sejajar denganku

Aku hanya cemberut ketika mendengarnya lalu kami berjalan keluar dari ballroom.

Tbc..

oya untuk gambar kalo kurang jelas mohon maklum ya, waktu itu sempet ke banned atau ga bisa jadi aku convert sizenya biar agak ngeblur, tp kalo liat di hp kayanya ga begitu ngeblurr dan kayanya aku update agak telat untuk kedepannya jadi mohon bersabar yaa :))

F A M I L YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang