Part 35

2.2K 60 1
                                    

Kejadian semalam membuat badanku terasa sakit, bagaimana tidak sakit mas arga membuatku benar-benar tidak berhenti, aku memakluminya selama ini ia menahan hasratnya karna mba arumi sedang sakit makanya ia benar-benar seperti singa sedang memakan daging yang enak. Pagi ini aku merasa berat untuk bangun, aku menatap mas arga ia masih tertidur dan ini mejadi favoritku memandangi wajahnya dengan detail, ternyata mas arga memiliki bulu mata yang panjang, hidung yang mancung dan bibir yang.. ahh tidak bibirnya benar-benar menggoda.

aku mencoba untuk bangun lalu mencium bibir mas arga dengan cepat, aku tertawa kecil melihat kelakukanku, mas arga membuka matanya dengan pelan lalu ia melihatku yang bersandar di dadanya

"pagi" mas arga membuka suara dengan suara yang purau
"pagi mas" mas arga langsung memelukku ia mencium keningku dan bibirku
"hmmmmmppp.." mas arga mencium leherku ia kembali mode singanya
"sudah pagi" kataku mengintruksi mas arga untuk menyudahi kegiatannya
"sekali  lagi ya" 
"gak! sudah pagi nanti ansel datang" 
"pleasee" mas arga menatapku dengan muka memelas tapi bukan mas arga kalo tidak nurut ia kembali melayangkan kegiatanya mencium leherku dan turun ke dada
"ahhh.." aku menggeliang geli "maa..as" tangannya meraba seluruh tubuhku sampa ia mencoba melebarkan kakiku, aku mencoba mendorongnya dengan pelan "maas" tapi mas arga mencoba memasukkan tangannya ke daerah intiku tapi tidak jadi karna teriakan ansel dari luar kamar yang menggema memberhentikan kegiatannya.

"papaaaaaaaaaa, bundaaaaaaaa" ansel terus berteriak mencari kami terdengar suara dia yang hilang timbul

"anak kamu nyariin" mas arga berhenti merebahkan badannya disampingku dengan rasa kekecewaan

"iya anakku nyariin" jawabku "udah sana kamu samperin aku masih sakit ini" salahkan mas arga ia membuatku seperti ini ansel pasti akan mencariku ketika pagi ini dia tidak melihat bundanya

"papaaaaaaa" ia menggedor pintu kamar dengan keras

"tunggu di ruang makan ansel nanti papa keluar" mas arga membalas terikan ansel 

"papa ansel mau ke bunda, bukaaa" ansel kembali menggedor pintu dengan kedua tangannya

"udah sana mas nanti pintunya roboh lagi" aku menjauhkan mas arga dari pelukan

"anak kamu gabisa diajak kerja samanya" mas arga bangkit  sambil mengomel lalu memakai pakaiannya, ia benar-benar lucu. setelah mas arga membukaan pintunya ansel langsung masuk tanpa mempedulikan papanya yang berada didepannya

"bunda kenapa masih tidur?" ia melihatku yang sudah kututupi selimut sampai keleher

"bunda lagi ga enak badan, ansel tidak boleh ganggu sekarang kita sarapan" mas arga langsung menggendong ansel untuk keluar tapi ansel mencoba melepas gendongannya

"tidak mau ansel mau sama bunda" 

"iya nanti bunda nyusul tapi biarin  bunda tidur dulu"

"papaaa" ansel ngambek iya menatap mas arga dengan marah, mas arga langsung keluar kamar dan menutup pintunya

"papa sama bunda kenapa tidur di kamar oma?" maksudnya ansel di kamar tamu karna kamar tamu sering dipakai oma makanya ia bilang kalo itu adalah kamar oma

"itu bukan kamar oma tapi kamar tamu" ansel hanya menyimak 

"ansel nonton tv dulu papa mau mandi setelah itu kita sarapan" mas arga menaruh ansel di sofa ruang keluarga lalu menyalakan tv

"bunda ga sarapan?"

"nanti bunda makan dikamar"

"tapi kata oma tidak boleh makan di kamar kecuali lagi sakit?" ansel terdiam sejenak lalu ia berdiri

"bunda sakit?!" ansel dengan muka kagetnya yang ia buat-buat menatap kamar yang baru saja ia masuki

"tidak ansel , bunda hanya perlu istirahat nanti juga bunda keluar"

"tidak, tidak mau aku mau ke bunda" ansel berlari ke kamar tamu tapi mas arga mencegahnya ia langsung menggendongnya lagi

"ansel dengar, bunda perlu istirahat sekarang ansel harus nurut dengan papa" ansel terdiam lalu mas arga menaruhnya lagi di sofa

"tunggu papa mandi, nanti kita sarapan" mas arga memperingati lagi, mau ga mau ansel hanya menatap mas arga lalu memalingkan wajahnya ke depan tv

***

setelah beberapa hari kejadian kemarin mas arga memperlakukanku dengan manis tidak ada keluar rumah dengan nyelonong begitu saja, mas arga yang selalu tiba-tiba melukku dari belakang dan mencium keningku, mas arga yang selalu memberi kabar sampai ia selalu meluangkan waktu untuk keluarga aku merasakan keutuhan keluarga dirumah ini. aku tidak menutupi rasa kebahagian akhir-akhir ini dengan semua perlakuan manis mas arga walaupun terkadang ada momen-momen mas arga kembali mode cueknya dan tidak menutup rasa penasaran karna mas arga selalu buru-buru mematikan telepon ketika aku muncul dihadapannya.

"maas ada telepon dari mama mba arumi" teriakku saat melihat hp mas arga berdering di meja dekat tempat tidur. mas arga tidak mendengar teriakkanku, ia sedang mandi suara air terlalu keras sampai ia tidak menjawab pertanyaanku

"aku angkat kali ya udah berapa kali nenek telepon kayanya urgent banget" gumamku

pelan-pelan aku mengangkat telepon mas arga lalu menekan tombol berwarna hijau

"assalammualaikum arga, mama dari tadi di teleponin kamu susah banget, arumi nyariin kamu arga, kamu kesini ya" belum aku mengucap salam suara diujung telepon sudah membuatku terdiam

mba arumi sudah siuman? sejak kapan? mas arga ko ga kasih tau aku?

"halo arga, kamu ko diam aja? sudah beberapa hari ini kamu ga datang ke rumah, kamu kesini ya mama tunggu, mama tutup teleponnya arga, assalammualaikum"

aku menatap layar hp mas arga tak lama mas arga keluar dari kamar mandi iamelihatku terdiam sambil menatap layar hpnya

"disa, kamu kenapa?" aku menatap mas arga saat mendengar suaranya, mas arga mendekatiku dan mengambil hpnya ia mengecek keadaan hpnya

aku berdiri menatap mas arga yang ada didepanku "sejak kapan mba arumi siuman?" 

aku tau mas arga kaget dengan ucapanku tak ada jawaban darinya, kami hanya saling membalas tatapan satu sama lain

tbc..

F A M I L YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang