Part 43

1.5K 94 10
                                    

I tried my best to hide what i feel - Disa 

"aku ga maksa buat kamu untuk bercerita" ucap Bella sambil  meminum kopi yang ia pesan dan mengalihkan pandangannya kejalan

aku mencoba untuk tidak kelepasan menceritakan semua perasaanku kepada Bella, bagaimanapun Bella adalah orang asing, aku tidak mengenal dekat dengannya apalagi dulu aku menganggapnya Bella adalah sainganku karna ingin merebut  Mas Arga.

"tapi kalau kamu ingin mengeluarkan apa yang selama ini kamu pendam aku siap untuk mendengarkannya" Bella menaruh kopinya di meja ia menatapku dengan serius

"mau sampai mana, kamu mau tau cerita yang aku hadapi selama ini?" tanyaku

"aku bukan sainganmu Disa, kalo dulu kamu menganggapku sainganmu itu hakmu, tapi pada kenyataannya aku hanya memancingmu pada saat itu"

aku terdiam 

"aku hanya tidak suka saat mengetahui Arga akan menikahimu, karna yang aku tau Arumi masih ada, ia belum benar-benar meninggalkannya" lanjutnya

"kenapa kamu tidak memberitahuku?" 

"aku pikir kamu tau latarbelakang Arga sebelumnya" 

aku hanya menggelengkan kepala lalu mengalihkan pandangan. rasanya seperti ada yang mendorongku dari ketinggian, rasanya sakit sekali.

"Arga belum benar-benar mencintaimukan? maka lepaskanlah, kamu akan kalah dengan orang lama, yang aku tau Arga benar-benar mencintai Arumi" 

Aku menatap Bella dengan ekspresi yang tidak percaya, apa yang ia ucapkan kenyataanya memang benar, lantas apa yang aku tunggu?

"aku hanya tidak yakin keputusan aku benar atau tidak"

"apapun keputusanmu itu bukan lagi benar atau tidak, tepat atau tidak Disa tapi soal bagaimana semuanya bisa menerima dan berjalan normal, situasi seperti ini akan terus membuatmu terpuruk dan menyalahkan diri sendiri"

kami terdiam dan saling menatap untuk beberapa detik

"tidak ada yang mau cintanya dibagi dengan orang lain, semua akan menampakkan keegoisannya untuk mencari perhatian satu sama lain, bukankah itu memuakkan Disa?" lanjutnya

"aku tau" jawabku

"aku memang tidak benar-benar berada diposisimu sehingga aku tidak tau apa yang kamu rasakan saat ini, tapi aku disini merasakannya sedikit atas dasar sesama wanita, cukup berat bukan tapi ini adalah konsekuensinya"

"hal yang paling aku takuti didunia ini adalah kehilangan" ucapku

"people come and go for a reason and give us life lessons Disa dan itu akan terus terjadi " Bella menatapku dengan menyakinkan

***

"bunda ko baru pulang?" ansel menyambutku ketika aku sampai dirumah dan aku langsung memeluknya dengan erat 

"bunda kenapa?" lanjutnya

aku memang sedikit terlambat pulang, padahal Bella sudah pulang sejak pukul lima lewat tapi aku masih tetap berada di Cafe, pikiranku kacau dadaku sesak. pembicaraanku dengan Bella memang tidak diduga akan seberat ini, aku pikir hanya obrolan biasa, ternyata dia hampir tau semuanya, aku tidak menyalahkannya toh aku merasa Bella berada dipihakku ia mengerti akan posisiku saat ini, apalagi aku tinggal disini sendiri tidak ada satu orang yang bisa mengerti kondisiku selain, Bella. 

"sudah makan?" tanyaku pada ansel

ansel mengangguk, aku berjongkok dan mengelus kepalanya merasakan rambut halusnya

"nena tadi turun?"

"hanya sebentar, nena tidak lama-lama disini karna tidak bisa ninggalin mama sendirian dirumah" 

aku mengangguk paham

"senang tidak bertemu dengan mama arumi?" ansel hanya menatapku dengan seksama cukup lama ansel tidak menjawab pertanyaanku, aku memeluknya lagi lalu mengelus punggungnya 

"aku senang mama arumi sudah sembuh, tapi aku merasa bersalah karna aku yang menyebabkan mama arumi seperti ini" aku merasakan ansel menundukkan wajahnya dipundakku

"ini yang membuat ansel tidak betah dirumah nena?" tanyaku

ansel menganggukkan kepala, aku melonggarkan pelukkan dan menatap wajah cantiknya

"bukan salah ansel, ini semua bukan salah ansel, ini memang sudah jalannya, sudah ditetapkan oleh Tuhan, ansel pahamkan?"

"apa karna semua ini terjadi makanya aku bertemu dengan bunda? kalo tidak terjadi aku tidak bertemu dengan bunda?" 

aku terdiam, pertanyaannya membuatku tidak bisa menjawab

"apa aku harus bersyukur atau.... tidak?" tanyany

seperti halnya anak kecil yang polos, terkadang mereka melontarkan pertanyaan yang membuat orang dewasa harus memutar otak untuk bisa menjawabnya dengan logis

"ansel mau tidak kalo suatu saat nanti ansel kembali lagi seperti dulu bersama papa dan mama arumi?" tanyaku

"aku mau, tapi aku juga mau kalo bunda ada" jawabnya

aku hanya tersenyum saat mendengar jawabannya, aku langsung menggendong ansel untuk masuk kedalam rumah

"tidur sama bunda malam ini ya" ajakku disusul dengan ansel yang langsung antusias dengan memberikan aku anggukkan kecil dan kecupan manis dipipi.

***

aku terbangun ketika suara geteran handphone mengusik tidurku, aku melihat jam yang tertera di layar handphone, pukul sebelas lewat, mas arga meneleponku

"assalammualaikum mas" salamku dengan suara serak

"walaikumsalam, maaf aku ganggu"

"iya gapapa, ada apa mas telepon jam segini?" tanyaku

"dari sore kamu tidak menjawab pesanku, kata pak ujang kamu pulang terlambat?"

"ah iya maaf mas aku lupa ngabarin, niatnya tadi aku mau kasih kabar sudah sampai rumah tapi sampai rumah aku bertemu dengan Ansel jadi aku langsung main dengannya" aku melirik ansel yang disampingku ia sedang memeluk guling sambil membelakangiku

"ansel nunggu kamu lumayan lama, tadi dia sempat telepon"

"aku kira ansel belum sampai rumah, kata kamu ansel pulang malam dan aku pikir mungkin jam delapanan, tapi pas aku sampai rumah jam tujuh dia sudah ada" aku menjelaskan agar tidak salah paham

"mama bilang Ansel sudah mengamuk ingin minta pulang, jadi mama antar sekitar pukul empat sore"

"maaf ya mas, aku terlalu asik mengobrol dengan Bella"

"yasudah aku tutup teleponnya, kamu tidur lagi"

aku tidak menjawab cukup lama, aku sedang berpikir...

"Disa, kamu masih disitukan?" Mas Arga memanggilku karna aku tidak menjawab

"hallo, Disa?" lanjutnya

"mas..." panggilku

"ya?"

"aku ingin bertemu dengan Mba Arumi" 

"tidur Disa sudah malam, nanti lagi kita bicara"

"aku serius.." jawabku

"nanti setelah saya pulang kita bicara, aku tutup teleponnya assalammualaikum"

klik

"walaikumsalam" balasku pelan

tbc...

Selamat Malam Teman-teman ^^

F A M I L YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang