Part 5

3.5K 93 0
                                    


"Saya minta tolong sama kamu untuk menjaga Ansel sekaligus merawatnya, saya minta maaf kalo merepotkan. Ini kartu atm, kamu pakai untuk keperluan Ansel selama disini dan keperluanmu, pakai saja kartu ini. Saya akan mengirimkan uang tiap bulannya ke kartu ini dan kamu ambil sebagian uang itu di kartu ini sebagai jasa kamu sudah merawat Ansel" pria itu menyodorkan sebuah atm kepadaku. 

Ya, sekarang aku berada didalam mobil suv hitam milik ayahnya ansel. Pagi ini aku diantar olehnya untuk ke sekolah ansel. Ansel duduk persis dibelakang, melihatku dan ayahnya dengan muka datar.

"Oh, persis layaknya babysister" gumamku pelan sambil mengambil kartu atm miliknya.

"Tulis nomormu disini nanti sesekali saya akan menghubungimu untuk menanyakan Ansel dan sekolahnya" dia menyodorkan hpnya

Aku mengetik nomorku tak lama hpku berbunyi menampilkan nomor milik ayahnya Ansel.

"Itu nomor saya silahkan disave, satu lagi lebih baik mengendarai dengan taksi online jika berpergian, Ansel tidak terbiasa menggunakan motor"

"tapikan motor lebih cepat, kalo naik mobil lebih lama dan lebih boros" layaknya orang kaya anaknya tidak diizinankan untuk menggunakan motor. Kali ini aku protes karna walaupun aku sudah tau ayahnya tidak akan mengizinkan berpergian dengan motor. Padahalkan motor sangat praktis dan efisien.

"Tidak ada bantahan! dan saya tidak menyuruh membayar taksi online dengan menggunakan uangmu, sampai sini paham" jawabnya dengan tegas

Aku hanya menatap pria yang berada disampingku ini, sungguh menyebalkan.

"Ayo turun saya harus memperkenalkan kamu ke missnya ansle"

Aku turun dari mobil dan mengikuti pria dihadapanku sambil menggandeng tangan ansel.

"Pagi miss, saya mau memperkenalkan dia yang nantinya akan mengantar dan menjemput anak saya" pria ini mengenalkan ku kepada beberapa miss dihadapan kami.

"Halo, bundanya ansel ya?" celetuk salah satu miss dihadapanku, aku kaget mendengarkannya buru-buru aku menjawabnya

"Bukan miss, saya cuma walinya saja, tetangganya Ansel" jawabku dengan ramah

"ohh, maaf ya saya pikir bundanya Ansel" aku hanya tersenyum saat missnya meminta maaf

"Kebetulan kalo ibu saya omanya Ansel yang tiap hari mengantarkannya kasian dia tidak akan sanggup" lanjutnya.

Tidak lama ansel masuk kedalam kelas. Sebenarnya butuh effort lebih untuk membujuk ansel masuk ke dalam kelas. Jadi, sebelum aku dan ayahnya meninggalkan ansel ada sedikit drama di depan kelas karna ansel tidak mau masuk.

"Gapapa ansel, teman-teman ansel disini baik-baik, missnya juga baik" aku membujuk ansel untuk masuk kelas, sesekali aku melihat kearah pria dingin itu, kenapa dia tidak membujuk anaknya juga.

"Ansel, kaka disini nunggu ansel, jadi gausah takut ya" aku mengelus rambutnya yang terlihat cantik diikat satu dengan pita berukuran sedang berwarna merah.

"Saya akan pergi bekerja, sebisa mungkin saya akan mengunjungi Ansel. Saya titip Ansel kekamu dan juga ibu saya" ucapnya sebelum dia meninggalkanku.

"Saya Arga Prawira" pria ini menjulurkan tangannya sebelum benar-benar meninggalkan halaman parkir sekolah, kalo kalian membayangkan dia sambil tersenyum jelas salah, dia tetap memasang muka datarnya.

"Disa Aksara" ucapku membalas uluran tangannya.

Setelah itu ia pergi meninggalkan kota ini. Kota yang dimana aku akan memulai mengenalnya tanpa sengaja.

To be  continue...

F A M I L YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang