Part 32

1.7K 50 1
                                    

"sudah kamu hubungin arga? ko dia belum datang" aku, ibu dan ansel sudah berada di tempat makan yang sudah dijanjikan oleh mas arga. kami sudah sampai duluan sebelum mas arga memberi tahuku bahwa dia akan terlambat datang.

"mas arga izin datang telat oma, kalo kita mau makan duluan gapapa katanya" 

"ibu mau liat menunya dulu?" lanjutku memberi buku menu

"kamu aja yang pesan ibu ikut kalian" aku mengangguk paham sambil melihat-lihat daftar menu makanan aku sesekali melihat yang ansel sibuk menonton kartun di hpnya

"bunda aku mau eskrim" katanya sambil menggoyangkan buku menu yang sedangku lihat

"nanti setelah makan siang ya"

dengan wajah cemberutnya  ansel memelas kepadaku "tapi aku maunya sekarang"

"kalo sekarang nanti kamu ga mau makan nasi"

hampir setengah jam mas arga tak kunjung datang, sebagian makanan juga sudah ada di meja ansel yang sudah tidak tahan ingin makan es krim dia terlebih dulu aku kasih makan berat sehingga  ansel makan duluan

"coba kamu telepon arga takutnya dia lupa kalo ada janji untuk makan siang bersama, anak itukan kalo sudah gila sama kerjaan suka lupa waktu"

aku mengikuti perintah ibu, aku mengambil hp didalam tas sebelum aku memencet nomor telepon mas arga, ibu mengalihkan fokusku

"itu arga sudah datang" lantas aku mengikuti arah pandangan ibu, aku melihat mas arga tidak datang sendiri melainkan datang bersama bella. 

"kamu datang bersama bella?" ucapku saat mas arga sudah duduk disampingku

"tadi abis ada meeting sama perusahaannya karna dia ngajak saya makan jadi saya ajak aja makan siang bareng"

sudah lama aku tidak melihat bella terakhir saat kita juga makan bersama dan sekarang mas arga lagi-lagi mengajaknya untuk makan bersama keluarga. sebenarnya aku tidak masalah cuma aku tidak suka dengan bella yang memandangku seperti tidak suka.

"sudah lama tidak bertemu oma" ucapnya saat salim dengan ibu

"omakan sudah tidak tinggal disini lagi, kamu yang kemana aja, sehat?"

"alhamdulillah sehat oma, aku ikut makan bareng oma dan yang lain boleh? tadi aku ajak arga untuk makan siang bareng tapi katanya dia sudah ada janji makan bersama keluarga jadi aku tadi diajak dengan arga"

"tentu bolehh" 

bella melirikku dia tersenyum saat menatapku dengan wajah yang tidak bisa aku artikan "kamu apa kabar disa? sudah ngisi?" katanya sambil menatapku dan melirik mas arga

aku yang tidak pernah ditanya oleh ibu atau oma sekalianpun kaget dengan pertanyaan bella yang tiba-tiba nanya aku sudah hamil atau belum ini yang aku tidak suka dengan bella terkadang ia memberikan pertanyaan yang jauh dari pikiranku. aku hanya menggelengkan pelan untuk menjawab pertanyaan bella

"kalian berhubungankan?" lagi pertanyaan yang tidak pantas untuk dilontarkan disaat seperti ini, dengan sigapnya mas arga mengalihkan pembicaraan sedangkan oma aku melihatnya ia sedang sibuk menyuapi ansel aku tidak tau oma mendengarkan atau pura-pura tidak mendengarkan

"pesan makanan tambahan lagi, ini ga cukup sepertinya karna kita ketambahan bella disini, kamu mau makan apa bella?" tanya mas arga, bella yang serius sedang menatapku ia langsung melirik arga yang bertanya kepadanya

"ah aku pesan spagetti bologaness extra chili oil minumnya air mineral aja" mas arga langsung memesankan pesanannya bella sedangkan aku menyiapkan makanan mas arga yang ada dimeja

sudah hampir 2 jam kami di tempat makan selama makan tidak banyak obrolan yang berarti, hanya basa-basi yang dilontarkan karna ada bella yang ikut makan bersama.

"saya akan pulang  terlambat, tidak usah masak untuk makan malam saya makan diluar dan jangan tungguin saya kamu tidur duluan saja nanti" aku menanggguk paham, aku menyuruh ansel untuk salim dengan papanya setelah berpamitan dengan semuanya. mas arga mendekatiku ia mencium keningku didepan bella harus di diperjelas DI DEPAN BELLA!  aku sedikit senang saat mas arga melakukan hal kecil seperti ini apalagi didepan bella ingin aku memperlihatkan betapa harmonisnya keluarga ini, iya harmonis bukan? lantas aku tidak bisa diam saja aku memeluk mas arga dengan erat lalu mencium pipinya, aku tahu mas arga kaget melihat tindakan aku yang tidak biasa ini, ia melihatku dengan aneh sedangkan aku mencoba untuk biasa saja padahal aslinya aku benar-benar malu.

***

Pukul 12 malam aku terbangun melihat disampingku tidak ada mas arga, aku langsung membuka hp tidak ada pesan masuk ataupun telepon masuk aku berusaha berpikiran positif mungkin mas arga masih kerja tadi siang ia sempat memberitahuku bahwa sedang ada usaha kerja sama dengan perusahaan di tempat bella bekerja tidak lama aku kembali untuk tidur.

"bunda papa belum turun?" pagi ini yang membuatku tidak tenang sampai detik ini mas arga belum pulang aku mencoba menghubunginya dari subuh tapi nomor tidak terhubung

"papa tidak pulang hari ini mungkin tertidur di kantor" jawabku sekenanya saja padahal aku benar-benar khawatir dengan mas arga. aku berusaha mengusir pikiran negatifku yang mengatakan mas arga sedang bersama bella, ohh tidak jangan membuatku menambah masalah saja.

"sudah kamu hubungi?"

"sudah bu" 

ibu mencoba menenangiku dengan mengelus punggung belakangku dengan pelan "mungkin karna kerjaannya sedang banyak jadi  dia tertidur di kantor, nanti juga pulang" aku mengangguk pelan

"nanti biar oma yang anter ansel ke sekolah kamu dirumah aja tunggu arga pulang" 

"iya bu, terimakasih maaf merepotkan" 

aku  menunggu mas arga diruang tamu, pukul 8 pagi mas arga belum pulang aku terus menghubunginya tapi tidak ada jawaban sampai akhirnya pukul setengah 9 aku mendengar suara mobil mas arga masuk ke dalam rumah aku langsung buru-buru keluar rumah untuk menyambutnya dan aku melihat mas arga pulang dengan keadaan kemeja sudah digulung dengan wajah yang terlihat lelah "mas ga ngabarin kalo pulang pagi?" tanyaku dengan hati-hati

mas arga melirikku dia menyerahkan tas kerja dan jasnya kepadaku "saya lupa"

"kerjaannya banyak banget ya mas sampai pulang pagi?"

tidak ada jawaban mas arga langsung masuk kedalam rumah disusul aku dengan mengekorinya

"mas mau mandi dulu atau mau makan dulu?" tanyaku lagi

"saya mau mandi"

"aku siapin air hangatnya ya mas" aku langsung buru-buru mendahuluinya tapi mas arga mencegahku 

"tidak usah, saya bisa sendiri" 

"kalo gitu aku siapin sarapannya ya mas" lagi mas arga melarangku

"tidak usah disa, saya sudah sarapan" cukup lama kami saling bertatapan kemudian mas arga meninggalkanku seorang diri, aku melihat mas arga menaiki tangan ia sedikit tertunduk lemas aku tidak tahu apa yang terjadi dengannya.

tbc ...

F A M I L YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang