Part 63

1.3K 61 2
                                    

Sampai di Apartement aku melihat seisi ruangan ini menjadi sangat pilu. Seharian ini Mas Arga tidak mengabariku, sudah berulang kali aku meneleponnya tetap tidak ada jawaban. Sepanjang hari aku menemani Ansel dan Ibu di Mall dengan hati sedih, tidak sesekali Ansel menanyakan kemana Ayahnya, kenapa belum kunjung datang dan sangat berat hati aku harus berbohong dengannya. Aku menyimpan tas disamping ku lalu mengambil Handphone didalam tas, dan lagi tidak ada balasan.

Aku melirik pintu ketika terdengar suara seperti orang yang sedang menekan tombol pintu untuk masuk dan ya.. benar itu Mas Arga, ia pulang tidak lama ketika aku sampai di Apartement ini.

Aku berdiri dan menghadap Mas Arga yang sudah masuk, ia menatapku dengan sambil tersenyum sedikit, sedangkan aku hanya menatapnya dengan kosong. Mas Arga menghampiriku lalu memelukku tidak aku balas pelukkannya hanya saja aku menutup wajahku di dadanya

"saya minta maaf, seharian ini saya benar-benar sibuk" ucapnya sambil mengelus pundakku

aku masih berada diposisi yang sama dan tidak menjawabnya

"bagaimana tadi, apa kata dokter? semua baik-baik sajakan?" ucapnya dengan lembut

"saya minta maaf, saya tidak berbohong kalo hari ini memang saya sibuk bahkan untuk memegang hp saja dan membalas chatmu saya tidak bisa"

air mataku mengalir tapi kali ini tidak dengan suara, kemeja Mas Arga mulai basah dan ia menyadari itu

"jangan nangis, saya minta maaf" ucapnya lalu menghapus air mataku dengan kedua ibu jarinya

aku memejamkan mata untuk mengontrol diri agar tidak kelepasannya

"masih mau mendiamkan saya?" ucapnya lagi

"kamu tahu apa yang kamu lakukan Mas?" aku membuka suara dengan keadaan suaraku mulai serak

"saya tahu Disa, saya minta maaf"

"Mas ngerti ga, kalo aku juga butuh diperhatiin, Mas tahu ga gimana perasaan aku saat di RS melihat ibu-ibu seperti aku diantarkan oleh suaminya?"

Mas Arga diam ia terus menatapku

"Aku pikir keadaan kita sudah membaik ternyata Mas masih sama aja"

"Maksud kamu bagaimana Disa? Saya kerja bukan liburan kamu bisa  pahami itu"

"tapi setidaknya kamu kabari aku Mas, bukan malah mendiamkan aku, kamu pikir dengan kamu seperti itu aku tidak curiga?"

Wajah Mas Arga terlihat kaget

"dengan kejadian kemarin kamu lupa?" Aku mengungkit beberapa waktu lalu yang sebenarnya tidak boleh aku ungkit lagi

"kenapa kamu bahas itu lagi?"

aku terdiam, memang pikiranku dan suasana hatiku kacau aku tidak bisa mengontrolnya

"saya tidak suka kamu membahas itu lagi"

"kenapa, toh kita juga dalam proses ceraikan?"

Mas Arga sedikit menjauh dariku, ia terlihat kaget saat aku melontarkan pernyataan barusan kepadanya

"Kamu sadar dengan ucapanmu Disa?"

Aku mengangguk

"Kamu tidak menyadari dengan kita seperti ini saya sedang berusaha untuk memperbaiki semuanya, kamu tidak menyadari itu?" kata terakhirnya seperti ada penekanan dimana Mas Arga sedikit marah denganku

"coba lihat kamu hari ini, apa yang kamu lakuin ke aku? tidak memberikan kabar tidak membalas chatku, apa yang harus diperbaiki? kalo komunikasi saja dari awal sudah salah" 

"sudah saya ulang berapa kali, bahkan pagi tadi saya bilang hari ini akan sibuk sekali kamu tidak paham dengan kalimat saya atau bagaimana?"

aku menangis sedari tadi menyekanya dengan tangan untuk tidak terlihat lemah didepan Mas Arga, Mas Arga mendekatiku lagi dan memelukku

"saya tahu hormon ibu hamil seperti apa, kamu seperti ini karna sedang sensitif dan cepat sekali berubah suasananya, saya minta maaf Disa" Mas Arga memelukku dengan lembut ia juga mengelus punggungku

"aa..h" teriakku memegang perut yang terasa sakit, Mas Arga merenggangkan pelukkannya

"kenapa?"  ia melihat posisiku sudah sedikit membungkuk lalu ikut memegang perutku sambil dielusnya

"perutku sakit" ringisku

"keram?" tanyanya lalu aku mengangguk

"kita ke kamar kamu butuh istirahat" Mas Arga merangkulku dan mengajak ke kamar tapi aku menghentikannya

"nanti aja, aku duduk dulu nanti juga membaik ko, aku perlu mandi dulu seharian ini aku mengikuti kemauan Ansel untuk mengeliling Mall badanku kotor"

"saya ambilkan minum tunggu disini"

Aku mengangguk sambil menunggu Mas Arga,aku mengelus perut yang sudah sedikit mereda "maafin bunda sayang, hari ini terlalu sensitif untuk kamu dan bunda"

Mas Arga datang membawakan air putih untuuku "ini minumnya"

"makasih Mas"

"seharian ini kemana saja, Ansel pasti menyusahkanmu?"

Aku meletakkan gelas di meja "tidak, untungnya saja ada ibu jadi kalo aku merasa cape aku minta tolong ibu untuk menemani Ansel"

"nanti saya bilangin untuk menjaga bundanya karna bundanya sedang membawa adiknya didalam perut" Mas Arga mengelus perutku, aku tersenyum melihat suasana seperti ini 

"ga usaha mas, tadi dia seneng banget bisa ketemu aku makanya dia excited banget, apa lagi kalo ada kamu" 

Mas Arga menatapku  dengan sedih "Maafin saya hari ini Disa"

aku tersenyum yang aku lihat dari wajah Mas Arga memang ada penyesalan dalam dirinya mungkin benar hari ini memang dia benar-benar sibuk

"kira-kira kita pulang kerumah kapan ya Mas, kayanya aku udah ga sensi lagi kalo ketemu Ansel"

"nanti saja, saya ingin berduaan dengan kamu tanpa ada yang menganggu" pernyataan Mas Arga membuat pipiku seketika merona

Mas Arga mendekatkan telinganya diperutku sambil menekan pelan "kira-kira dia sedang apa didalam sana ya?"

Aku menggelengkan kepala "kamu sudah tau jenis kelaminnya?"tanyanya lagi

"belum, Mas mau tau dulu apa nanti saja saat adik sudah keluar?"

"kayanya lebih seru pas tahu saat lahir"

"berarti kita harus menyiapkan dua nama dong, satu nama laki-laki dan satu nama perempuan?"

"Kamu sudah punya?"

"belum, Mas sudah?"

Mas Arga mengangguk "yang pasti nama belakangnya harus ada nama saya"

"yeee.."sorak ku dan kami berdua pun tertawa

Mas Arga membenarkan posisi duduknya disampingku "Disa, kira-kira ibu cape tidak mengurus Ansel? beliau sudah cukup lama dirumah saya takut ibumu ingin pulang sedangkan beliau masih tertahankan oleh Ansel"

"Aku belum menanyakannya, nanti aku tanyakan"

"tolong kamu tanyakan, saya tidak enak takut ibu cape dan butuh istirahat saya tidak melarangnya untuk tetap tinggal lebih lama, tapi saya takut ibumu ingin pulang tapi masih memikirkan anak dan cucunya disini"

"iya Mas aku paham, nanti aku tanyakan"

"Makasih ya" Mas Arga memeluk dan mengecup keningku 

Tbc...

yaaa gimana yaaa namanya ibu hamil cepet berubah tiba-tiba melow tiba-tiba happy haha Disa Disa...

by the way aku coba untuk upload seminggu sekali doakan aku tidak terlalu sibuk hehe

terimakasih sudah membaca cerita ini, aku selalu baca komentar kalian <3

F A M I L YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang