Part 10

2.8K 77 0
                                    

"Tumben kamu ga kerumah Bude Ratih?" ibu membuka obrolan saat melihatku berada di depan tv

"hari ini libur mengurus Ansel bu, sudah ada Pak Arga dia akan menemani Ansel seharian ini"

kriiing kriiiing 

"disa, lo dimana?" terdengar suara anin sahabatku diujung telepon 

"aku dirumah nin, kenapa?" jawabku malas

"lemas banget dis, belum sarapan lo"

"hmmm"

"yampun disa, come on sabtu nih jalan yukk, lo ga sibukan? gue liat story lo kayanya lagi ga ada kegiatan, secara lo akhir-akhir ini sibuk terus sama bocil"

"mau kemana nin?" potongku sebelum anin melanjutkan omongannya

"sore ini jam 4 ke cafe nako, gimana?"

"okk"

"sipp, gue tunggu yaa, see you"

tut

aku mengiyakan ajakan anin, sepertinya tidak papa kalo aku pergi keluar sebentar. aku berjalan keluar menuju warung untuk meminta izin ke ibu untuk keluar sebentar bersama anin.

"ibu, nanti sore aku keluar dengan anin boleh?" ibu mengangguk

"tapi kamu jagain warung seharian ini ok? ibu mau buat pesanan kue susnya bu mirna dulu"

"siap bos, laksanakan" aku melakukan gerakan hormat dibales dengan ibu yang tertawa

Sampainya di cafe nako aku melihat anin sudah duduk dengan cantik beserta pesanannya yang sudah berjajar dengan rapi di depannya.

"cantik banget yang mau malam mingguan" godaku saat didepan anin

"iya dong mau jalan nih gue" jawabnya dengan merapikan rambut yang ia kuncir satu

"jalan sama siapa lo? kaya punya pacar aja"

"adalah, emang lo jomblo terus" aku hanya tersenyum membalasnya

"mau pesen apa dis?" 

"seperti biasa redvalvet" anin mengangguk ia pergi memesankan pesananku

"by the way dis, anak kecil yang sering sama lo mana?" anin kini duduk disampingku 

"ada di rumahnya"

"ko ga lo ajak"

"ada bapaknya nin, eh lo mau jalan sama siapa nin? lo mau pergi kenapa ngajak gue keluar?"

anin sedikit tersedak saat aku menanyakan perihal ia mau pergi dengan seseorang

"dengan ka reno, kakak kelas kita" dia mengulas senyum terpaksa

Reno ini adalah kakak tingkat kelasku dan anin yang kebetulan dulu ka reno sempat naksir denganku tapi karna aku cuek jadi selama di sekolah aku tidak menggubrisnya.

"ko bisa?" jawabku sedikit terkejut

"dia kaka tingkat ku lagi kampus dis, dan dia juga nanyain lo lanjut sekolah atau engga, dan gue jawab engga" anin melirikku

"terus kenapa lo ajak gue keluar kalo lo  mau pergi, neeeng?"

"gue perginya jam 7 ko, jadi ada waktu buat pergi sama lo dulu lagian udah lama ga ketemu lo ga kangen sama gue" anin memelukku dan aku mencoba melepaskan pelukannya

"lo ga marahkan gue jalan sama ka reno?" anin melepaskan pelukannya 

"kenapa gue harus marah?" aku sama sekali tidak peduli anin mau deket dengan siapa, sekalipun itu dengan kak reno aku benar-benar tidak masalah karna memang aku tidak menyukainya juga

aku sedang asik meminum ice redvalvet tak lama aku melihat sosok tubuh tegap  menghampiri mejaku dan anin

"disa" suara bariton itu tidak asing, Pak Arga sudah berada disamping mejaku

"pak arga ngapain disini?" tanyaku heran

"ayo ikut"

"kemana? bapak ga liat saya lagi sama temen saya" anin yang disampingku hanya menatapku dan pak arga secara bergiliran

"saya jauh-jauh cuma buat nyamperin kamu, ayo ibu saya sudah menunggu"

"hah? perasaan saya ga minta apa-apa deh"

"ibu saya yang minta buat ajak kamu"

"tapi saya lagi sama temen saya, pak"

"saya tau disa"

"ya bapak kalo tau kenapa masih nyamperin" jawabku kesal

"ibu saya yang minta, saya tunggu di mobil ga pake lama" lalu pak arga pergi meninggalkan aku dan anin

"siapa dis?" tanya anin penasaran

"bapaknya Ansel" jawabku malas

"ohh anak kecil yang sama lo itu terus?" 

aku mengangguk

"ganteng banget gilakk"

"anin hih" aku mencoba menenangkan anin yang berlebihan

"yaudah sana, lo udah ditungguin itu, masa lo nolak"

"terus lo gimana?" 

"ya ga gimana-gimana bentar lagi juga jalan sama ka reno, tapi lo utang cerita sama gue" tunjuknya

"benaran?"

"iya gapapa, udah sana"

"sorry ya nin, gue cabut duluan" aku bergegas meninggalkan anin.

"bude minta maaf ganggu acaramu ya dis" bude menengokku yang duduk dibelakang bersama ansel

kini aku sudah berada didalam mobil suv hitam milik pak arga

"gapapa bude, lagian aku juga cuma sebentar saja bertemu dengan teman"

"sebenarnya sudah bude suruh arga untuk memberitahumu untuk ikut dengan bude sore ini tapi ternyata arga cuma iya iya saja tidak melakukan yang bude suruh" bude memukul kecil lengan pak arga yang berada disampingnya dan pak arga tetap fokus menyetir.

"ka disa mau permen?" Ansel mengalihkan pamandangku

"tidak terimakasih, untuk ansel saja" aku mengelus rambutnya. Ansel hari ini terlihat sangat cantik memakai dress kuning muda dengan balutan cardigan putih, rambutnya ia gerai tanpa hiasan dikepalanya

"iya, tapi tidak boleh makan banyak-banyak nanti gigi aku bolong" ucapnya sambil melumat permen berwarna merah

"pintar" aku memeluknya sungguh anak kecil yang menggemaskan, ansel ini kadang terlihat tua kadang ia benar-benar seperti anak kecil pada umumnya

Sampai detik ini aku tidak tau mau dibawa kemana oleh bude ratih dan pak arga. aku hanya mengikuti mereka saja.

Tbc...

F A M I L YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang