Part 7

2.7K 89 0
                                    


"Kaka disaaaaaaa" rengek Ansel ketika sudah terbangun dari tidurnya

"Halo anak manis sudah bangun ya, ayo bangun kita mandi setelah itu sarapan" aku berdiri didepan pintu kamarku melihat Ansel terduduk di tempat tidur

"Kaka ninggalin aku?" ucapnya masih mengucek-ucek mata

"Aku diluar ansel" 

"Tidak, ka disa meninggalkanku ka disa ninggalin aku  dan tidak mau bertemu denganku lagi" ansel hampir menangis, aku mendekatinya dan duduk disamping ranjang, drama dipagi hari.

"Kamu kata siapa?" aku mengelur rambutnya yang panjang

"Ka disa bilang ke aku"

"Bilang dimana?" aku sudah menduga dia hanya mimpi makanya aku tanyakan karna aku ga pernah mengatakan apapun kepada Ansel. Dan benar saja anak itu terdiam, dia tidak menjawab pertanyaanku.

"Itu hanya mimpi Ansel tidak perlu khawatir hanya bunga tidur, okay ayo sekarang kita mandi,sarapan lalu berangkat sekolah" aku berusah mengangkat ansel, sungguh bocah 4 tahun ini sangat berat.

"Bunga tidur? Bunga tidur apa ka? Bunganya tidur sama aku gitu?"

"Bunga tidur itu mimpi ansel, mimpi, bunga tidur itu hanya istilah kata"

setelah semuanya beres aku bersiap mengantarkan Ansel ke sekolah

"Bu, aku berangkat ya" pamitku pada ibu

"loh ko naik motor dis, kamu ga takut dimarahin ayahnya ansel" ibu kaget saat aku menyalakan motor. Ini pertama kalinya aku akan mengantar ansel ke sekolah dengan motor.

"biar cepat bu, jumat kaya gini biasa jalanan akan lebih rame kalo naik mobil akan buang-buang waktu"

"nanti kamu bakal dimarahin sama nak arga, disa"

"ibu tenang saja, selagi ibu tidak mengadu semua akan aman. Ayo ansel kita berangkat salim dulu sama ibu" ansel menurut dia menyalim tangan ibuku. Aku melaju dengan motor kesayanganku ini.

Aku sedikit terkejut saat sudah sampai dirumah setelah mengantarkan Ansel ke sekolah, melihat dihalaman rumah terdapat mobil suv hitam yang aku kenal. Oh tidak, ayahnya ansel.

"Pak arga" ucapku saat melihat ibu dan pak arga sedang ada di ruang tamu

"temani dulu pak arga dis, ibu mau ambilkan minum dulu" aku mengangguk saat ibu beranjak pergi ke dapur untuk mengambilkan minum.

"kamu mengantarkan ansel dengan motor?" kalimat pertama yang keluar dari mulut pak arga.

Aku hanya menyengir untuk menjawab pertanyaan pak arga ini

"kan saya sudah bilang jangan pake motor, kalo berpergian harus dengan mobil kalo kenapa-kenapa gimana" tatapan yang menyeramkan dia benar-benar menatapku seolah aku ini adalah mangsanya.

"tapikan buktinya saya ga kenapa-kenapa, saya selamat mengantarkan putri bapak ke sekolah" aku berusaha untuk sesantai mungkin

"iya sekarang, kalo nanti gimana?"

"insyaAllah aman ko pak, lagian kalo jumat gini jalanan bakal rame, lama kalo pake mobil yang ada nanti telat"

Tidak ada jawaban pak arga tetap mengamatiku secara seksama

"pak arga juga ngapain disini, rumah bapakan disana" aku menunjuk letak rumahnya pak arga yang sebenarnya

"saya kesini cuma ngasih ini" pak arga menunjukan bingkisan yang ia bawa

Oh, oleh-oleh.

"saya juga mau bilang nanti yang jemput ansel biar saya saja, kamu tidak perlu menjemputnya"

Aku hanya menggangguk ga lama ibu memberikan minum kepada Pak Arga  dan mengobrol  tak lama Pak Arga pamit untuk pulang. 

Ahhh, akhir aku bisa selonjoran dirumah seharian.

To Be Continue ...

F A M I L YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang