Part 23

1.9K 61 0
                                    

"ingat pesan ibu, nurut apa kata suamimu janganngeyel, baik-baik selama Disana dan kalo ada masalah jangan langsung ambilkeputusan, diselesaikan dulu secara baik-baik" aku memeluk ibu, ibu mengelusrambutku "satu lagi ubah panggilanmu ke nak arga dia sekarang suamimu" akumelonggarkan pelukkan dan melihat ibu "jaga baik-baik nama keluargamu sekarang"katanya lagi aku mengangguk mengerti

"ibu jaga diri baik-baik ya kalo ada apa-apa langsung hubungi Disa" aku memeluk ibu lagi

Setelah berpamitan dengan ibu aku berpamitan dengan bude alias mama mertuaku, aku memanggilnya dengan sebutan mama atau oma agar bisa membedakkannya.

"aku pamit ma, jaga diri baik-baik ya ma kalo ada apa-apa langsung hubungi Disa" kataku sambil memeluk mama

"iya sayang, jaga diri kamu juga ya, mama bahagia sekarang Ansel sudah menemukan bundanya" aku mengangguk

"kami pamit, jaga diri ya bu" ini Pak Arga yang mengatakan lalu ia memeluk mama dan ibu secara bergiliran, Ansel juga mengikuti yang dilakukan papanya untuk berpamitan dengan kedua omanya.

Aku hanya menunduk tak bisa aku menahan air mata yang terus jatuh, Pak Arga melihatku dia mengusap punggungku. Setelah kami berpamitan, mobil yang dibawa oleh Pak Arga meninggalkan perkarangan rumah. Aku memutuskan untuk duduk dibelakang bersama Ansel, aku hanya tidak ingin dilihat olehnya dan Pak Arga tidak protes, dia hanya sesekali melihatku di kaca dashboard untuk memastikan apa aku baik-baik saja.

Setelah emosionalku mereda, Pak Arga berhenti di rest area untuk membelikan minuman dan makanan untukku dan Ansel, sambil menunggu aku memotret Ansel yang berada disampingku dan memasukannya ke instagram pribadiku

Setelah emosionalku mereda, Pak Arga berhenti di rest area untuk membelikan minuman dan makanan untukku dan Ansel, sambil menunggu aku memotret Ansel yang berada disampingku dan memasukannya ke instagram pribadiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menatap layar hp ada komentar dari bella, instagramku memang tidak di private sehingga siapa aja bisa melihat dan berkomentar, setelah Pak Arga kembali ke mobil aku langsung mematikan layar hp.

"ini minuman dan makanan untuk kalian" Pak Arga memberikan kantong belanjaan kepadaku

"makasih pak" aku mengambilnya dan ku taruh di tengah-tengahku dan Ansel

"pindah kamu ke depan Disa" Pak Arga menengokku ke belakang lalu aku keluar untuk menuruti perintahnya

***

Sampainya kami dirumah yang selama ini Pak Arga dan Ansel tinggal. Rumah bernaunsa putih ini bergaya mediteran dengan 3 lantai. Aku hanya terkagum saat sampai dirumah ini, sebenarnya Pak Arga ini kerja apa? Bodohnya aku tidak pernah peduli dengan keluargaku sendiri, aku istrinya sekarang tapi aku tidak tau pekerjaan suamiku.

"selamat datang tuan dan nyonya, dan juga nona Ansel" kami Disambut oleh perempuan yang aku bilang masih terlihat muda sekitar 45an mungkin saat kami memasuki ruang tamu.

"ini bi siti asisten rumah tangga disini" Pak Arga mulai menjelaskan orang-orang yang sekarang sudah berada dihadapanku

"ini fio dia anak dari bi siti dia yang biasanya menjaga dan mengurus keperluan Ansel juga membantu pekerjaannya bi siti, yang sebelah kanan itu Pak Tono dia yang ngerawat kebun dan halaman dirumah ini, terakhir sebelah Pak tono ada pak ujang dia supir dirumah ini" Jelasnya

"aku mengangguk paham" dan sedikit membungkuk dan memberi senyuman untuk menyapa mereka

"kalo ada apa-apa kamu bisa tanya ke mereka, saya minta tolong dikeluarkan kopernya ya bi"

"baik tuan" jawab bi siti

Aku mengekori Pak Arga dibelakang sedangkan Ansel sudah dibawa oleh mba fio untuk ke kamarnya

Pak Arga membawa ku ke lantai 2, disepanjang jalan aku menelusuri setiap sudut dirumah ini dengan jangkauan mataku, tidak ada sama sekali foto alm dari mba arumi.

"ini kamar kita, sebelah kanan sana kamar Ansel" Pak Arga menunjuk sebuah pintu putih dengan gantungan yang bertulisan "Ansel's bedroom" aku mengangguk paham. Pak Arga pun membuka pintu kamarnya. Aku tercengang dengan mewahnya kamar Pak Arga dan Alm Arumi ini sungguh indah. Kamar bernaunsa putih, abu dan gold terasa sekali mewahnya. Aku benar-benar minder.

"ada yang bisa saya bantu nyonya" mba fio mengagetkan ku saat di ruang makan

"ah fio kamu bikin saya kaget, jangan panggil nyonya panggil dira aja ya"kataku

"saya ga enak, nyonyakan istrinya tuan Arga" fio menundukkan kepalanya

"tapi kayanya kita ga beda jauh deh paling kamu dibawah saya cuma beberapa tahun"

"saya gabisa nyonya" aku merasa jengkel padahal aku denganya tidak terpaut jauh kan biar aku ada temennya disini

"biar dia panggil nyonya atau ibu" suara bariton itu terdengar, Pak Arga turun dari anak tangga, tak lama fio menundukan badannya sedikit lalu pergi

"Kenapa kamu menyuruhnya untuk memanggil nama" Pak Arga sekarang sudah dihadapanku

"biar aku ada temennya pak, lagian juga fio ga terlalu jauh denganku"

"tidak Disa, biarkan orang-orang disini memanggil namamu dengan sebutan nyonya atau ibu, biar bisa membedakan kalo dirumah ini kamu memiliki status tinggi, sebagai istri saya dan juga ibu dari Ansel" tegasnya, Aku hanya diam menatap Pak Arga

"dan satu lagi, jangan pernah kamu panggil saya dengan sebutan Pak Arga, saya bukan bapak kamu" lanjutnya

"terus saya manggil apa dong?" aku mengerungkan alis

"terserah kamu, sebut mas juga boleh"

"bilang terserah, tapi ada pilihannya huh"

"saya tidak mau tau" katanya lalu pergi meninggalkanku

Tbc ...

Malam ini double up :)

F A M I L YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang