13. Bercerita

271 27 2
                                    

(13)

•H A P P Y R E A D I N G•

Setelah kejadian ban motor bocor lah, Lawak garing lah, kebengkel lah, dan akhirnya kini Aqeela sampai dirumah jam lima sore.

"Lo gak mau nyuruh gue masuk gitu?" tanya Rassya.

Aqeela yang semula berjalan, kini berbalik "Gak! Udah sono pulang. Ini udah mau Maghrib, gak baik. Lagian gue dirumah sendirian terus kalau Lo mampir, dikira warga ngapa-ngapain gimana?"

"Yaudah gue pulang dulu, selamat istirahat my pacar."

"Alayy!"

Saat Aqeela ingin memasuki pekarangan rumah, disana sudah ada pria dan wanita, seperti sepasang pasutri. Dengan cepat Aqeela berjalan, dan menghampiri sepasang pasutri tersebut.

Sepasang pasutri tersebut adalah Bu inem dan suaminya.

Aqeela pun menyalami tangan Bu inem dan suaminya "Ibu, Aqeela kangen sama ibu." Aqeela memeluk Bu inem erat, seakan tidak mau ibunya pergi.

"Ibu jugaa. Nak Aqeela pasti belum makan kan?" tebak bu Inem.

Aqeela yang masih berada didalam pelukan Bu inem itu menjawab "Aqeela tadi makan bakso Bu."

Bu Inem mengangguk mengerti "Yaudahh ini dimakan nanti aja ya, buat makan malam kamu nak."

Aqeela melepaskan pelukannya, lalu menatap sendu bu Inem "Bu. Kita makan bareng ya."

"Eh, pak." Aqeela menyalami punggung tangan suami Bu Inem. Suami dari bu Inem itu tersenyum.

"Ayo, pak, Bu, masuk."

********

"Apa kau sudah menemukan gadis ku?"

Kedua pria bertubuh besar itu menggeleng "Maaf tuan muda. Kami belum menemukan gadismu. Gadismu itu sepertinya sudah tiada. Bukankah gadismu termasuk korban kecelakaan pesawat 13 tahun silam?"

"Jaga bicaramu!! Gadisku masih hidup! Apa kau mau saya tembak sebanyak jumlah umurku?"

Pria itu menggeleng "Tentu tidak tuan muda. Maafkan saya."

"Jangan berhenti mencari, sampai gadisku itu bertemu denganku!"

Kedua pria itu mengangguk "Baiklah tuan, kami laksanakan." Kedua pria bertubuh kekar itu pun pergi.

"Tidak mungkin gadisku itu menghilang begitu saja! Tidak mungkin gadisku itu sudah mati!"

"Aku harus segera bertemu denganya. Misi itu belum terpecahkan sama sekali, aku butuh bantuanya untuk memecahkan misi itu."

"Jika misi itu sudah terpecahkan, akan kulepaskan dia begitu saja. Tidak perduli jika dia membutuhkan bantuan ku."

"Jika tidak dengan gadis itu, aku tidak akan bisa menjebloskan mu kedalam sel api!"

"Balas dendam akan segera berlanjut. Tunggu saja keluarga besar Argamahendra!"

*****

"Ibu, tau gak. Aqeela punya cowok tau!" Ujar Aqeela antusias.

Bu Inem mengangguk "Oh ya??!"

"HE EM!"

"Sini pak, ikut kita ngerumpi. Ixixi." ajak Aqeela pada suami Bu Inem.

"Iya nduk."

Nduk(Kalo didesa ecca, panggilan nduk itu untuk anak perempuan)

Aqeela mulai bercerita lagi "Cowok Aqeela baik banget Bu. Dia perhatian, alay dikit, tapi alay-alay gitu cuma ke Aqeela doang, Bu. Kalau sama yang lain sok dingin, ahahahaaa."

Bu Inem tersenyum. Sudah lama Bu Inem tidak melihat anak dari majikannya itu tertawa lebar dan antusias cerita "Bagus dongg. Tuh pak dengerin, bapak juga harus begitu sama ibu."

Suami Bu Inem itu tertawa "Kita tidak muda lagi Bu."

"Hahahaahahaaha," mereka bertiga tertawa. Sudah seperti keuarga harmonis saja. Memang harmonis sih.

Aqeela merasa hangat lagi. Seperti yang ia rasakan sebelum bunda dan ayahnya pergi. Ia berterimakasih kepada Tuhan, mengapa? Karena Tuhan masih berbaik hati padanya. Buktinya ia masih bisa tertawa.

"Pak, Aqeela boleh memanggil pak Tarjo dengan sebutan bapak?" Tanya Aqeela ragu-ragu.

"Tentu boleh, nduk."

Senyum yang semula terukir diwajah Bu Inem kini luntur. Bagaimana bisa ia mengatakan (sesuatu) itu kepada Aqeela. Beliau takut membuat nya murung lagi. Beliau juga sangat menyayangi Aqeela. Beliau tidak tega meninggalkan nya.

Bu Inem berbisik kepada pak Tarjo, suaminya "Sekarang pak?" Pak Tarjo mengangguk.

"Nak, maafin ibu ya. Ibu tidak bisa menepati janji yang ibu berikan pada hari itu."

Aqeela mengubah ekspresi wajah nya serius "maksud ibu apa?"

"Ibu harus pergi mengikuti suami ibu, untuk pulang ke kampung halamannya," ujar Bu Inem tak kuasa menahan air matanya.

"Jadi, ibu juga mau ninggalin Aqeela?"

"Bukan ninggalin nak. Nanti kalau nak Aqeela ada waktu libur Bu Inem jemput deh, nanti main dikampung."

Aqeela menundukkan kepalanya "Iya Bu gapapa."

Baru merasakan kehangatan tetapi ada saja ujiannya.

"Maaf in ibu sama bapak ya, nak?"

"Iya Bu."

"Bu inem sama bapak pulang dulu ya. Jangan lupa dihabisin nasinya ya."

Aqeela mengangguk lalu menyalimi punggung tangan Bu Inem dan pak Tarjo. Lalu sepasang pasutri itu pergi meninggalkan rumah milik orang tua Aqeela itu.

"Baru aja, gue ngerasain kehangat dalam keluarga, udah hilang aja."

Aqeela menyenderkan kepalanya kekursi, lalu menatap langit-langit rumah itu "Andai aja. Bunda dan ayah masih ada. Andai Bu Inem dan pak Tarjo gak pergi. Kehangatan itu pasti akan terasa sangat hangat."

"Tapi itu cuma mimpi."

Di lain tempat.

Bu Inem dan pak Tarjo mengendarai motornya untuk pulang kerumah. Malam ini sangat dingin. Entah mengapa dari rumah Aqeela tadi ia merasa bersalah. Ini pasti sangat membuat Aqeela sedih.

"Sudah Bu. Pasti nak Aqeela mengerti keadaan ibu." Ucap pak Tarjo.

"Ibu ngerasa double bersalah pak. Ibu sudah mengingkari janji ibu, tapi juga meninggalkan nak Aqeela."

"Ibu bukan meninggalkan nak Aqeela. Itu hanya sementara Bu."

"Iya pak."

"Bila perlu, kalau sekolah nak Aqeela libur panjang, suruh aja liburan ke kampung. Nanti bapak jemput buk, anak bapak juga seumuran sama nak Aqeela." ujar pak Tarjo tulus.

Wajah Bu Inem sumringah, "Iya ya Safa seumuran sama nak Aqeela. Ide bagus pak."




AI AI AII SEMUA

MAAF BARU UPDATE.

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN NYA YA, TERIMAKASIH 🙆💘💘













SAMPAI JUMPA DI PART SELANJUTNYA PAPAYYY 👋👋👋

Sragen, 05 Desember 2022

kesayangan AQEELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang