24. Oyen or Whitecat?

169 22 0
                                    

(24)

•H A P P Y R E A D I N G•

Seperti biasa, kini Aqeela lebih sering diantar jemput oleh Rassya. Keduanya kini sudah berada di parkiran sekolah. Rassya kini menggunakan motor.

Mereka kini berjalan menuju kelasnya, kelas sebelas IPA dua. Mereka berjalan beriringan, berjalan sembari bercanda. Sesekali Aqeela tertawa akibat cerita dari Rassya.

Sampailah mereka dikelas. Mereka menuju kursinya. Sekarang mereka memang duduk bersebelahan.

"Lo begadang ya?"

"Enggak."

"Tapi hari ini Lo beda banget dari biasanya."

Aqeela tersenyum. "Gue gak begadang, suerr." Ucap Aqeela, membentuk jarinya seperti huruf v.

Rassya memicingkan matanya. "Yaudah, gue percaya deh." Ucap Rassya. Walaupun dihati kecilnya ragu dengan ucapan Aqeela.

"Udah sarapan belum?" Tanya Rassya.

Aqeela menggeleng. "Belum."

"Untung tadi gue minta mabun buat bikinin bekal. Nih makan." Ucap Rassya sembari menyodorkan kotak bekal itu.

"Enggak usah. Nanti gue makan dikantin aja." Tolak Aqeela.

"Enggak! Lo harus sarapan. Kalau Lo gak sarapan, otak Lo gak akan bekerja maksimal nantinya. Lo pasti nanti gampang ngantuk saat pelajaran berlangsung."

Aqeela menerima kotak bekal itu. Sejujurnya ia memang belum makan dari tadi malam. Ia malas memasak.

"Gue terima ya."

Rassya tersenyum. "Nah bagus. Perlu disuapi gak?" Tawar Rassya.

"Enggak lah! Orang gue masih punya tangan lengkap." Sahut Aqeela cepat.

Aqeela membuka tutup kotak bekal itu, Sandwich, itulah yang dibawa Rassya. Ia menggigit sandwich itu.

"DORRR!"

"Uhukk-uhukk."

Rassya membantu Aqeela untuk meminum, ia juga menepuk-nepuk punggung Aqeela serta meniup puncak kepala Aqeela layaknya anak kecil yang sedang tersedak.

Setelah dirasa mendingan, Aqeela berbicara. "Jangan ngagetin Sand, gak tau apa, kalau gue lagi makan."

Rassya hanya menatap tajam ke arah Sandrinna.

Sandrinna meringis. "Hehe, sorry Qeel, abisnya pagi-pagi udah romantis-romantisan."

Sandrinna melirik Rassya. "Ya Allah, I'm sorry ya mas Rassya, udah buat pacarnya tersedak. Jangan natap gitu, gue jadi gak enak nih."

Aqeela mengangguk, lalu ia menggeplak lengan Rassya. "Jangan kaya gitu! Tuh temen gue jadi gak enak, kan." Ucap Aqeela garang.

Rassya tersenyum tipis, sangat tipis. Bukannya takut akan wajah garang Aqeela, namun itu sangat lucu bagi Rassya.

"Kalau senyum tuh yang lebar gitu loh, gak usah tanggung." Sahut Aqeela.

Rassya menoleh, ia mencubit pipi Aqeela. "Nanti Lo cemburu gimana? Kan bisa berabe."

Aqeela menatap sinis Rassya. "ENGGAK YA! GUE GAK PERNAH CEMBURU!"

"Ahh, yang benar? Jadi, kalau Lo gak cemburuan nih, gue bisa dong tembak Sandrinna?" Goda Rassya.

"Sandy." Celetuk Sandrinna.

"Nama Lo Sandrinna, salah emang kalau gue manggil Sandrinna?" Ucap Rassya.

kesayangan AQEELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang