39. Support system?

171 22 6
                                    

(39)

>>Orang yang pernah jahat ke kita, bukan berarti jahat selamanya. Bisa aja itu support system terbaik kita. Musuh kadang support system terbaik.<<

-----Eccaptrr----


•HAPPY READING•


Setelah dari rumah sakit tadi, Aqeela memutuskan untuk kembali ke sekolah. Walaupun sekolahnya sedang bebas, tetap saja masuk. Ia kesekolah bersama Farrell. Saat sudah sampai parkiran, banyak yang menatap Aqeela sinis. Namun Aqeela berusaha tidak menggubrisnya. Ia tahu resikonya. Ia akan berusaha kebal akan omongan-omongan orang nanti. Masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri. Ya, itu!

"Lo gak usah peduliin omongan orang, terus Lo juga berusaha bodo amat aja sama pandangan orang terhadap Lo, paham??!" Ucap Farrell lembut, sembari tersenyum.

Aqeela lantas mengangguk, lalu mereka pun pergi bersama menuju kelasnya.

Ohh, ini cewek gak tau dirinya.

Ihh kasian kak Rassya, masa baru ada masalah sedikit, udah selingkuh aja, sama yang udah ngehancurin hubungannya malah. Ngwerii pisan euyy.

Aqeela memberhentikan langkahnya tepat di depan cewek yang tadi sedikit menyentil perasaannya. Saat Aqeela ingin mengeluarkan suara Farrell menggenggam jari tangan Aqeela. Aqeela menoleh pada Farrell, Farrell tersenyum, walaupun wajahnya banyak memar dan sobek disudut bibirnya, namun ia masih tampan.

Aqeela menatap wajah perempuan disampingnya, "Terimakasih atas komen anda tentang diri saya. Saya mengapresiasi perkataan anda kok. Tapi sebelum dikeluarin, mohon ucapannya disaring dulu, ya." Ucap Aqeela, lalu pergi begitu saja.

Ia rasanya ingin menangis saja. Mana kuat ia harus mendapatkan hinaan terus menerus.

"Ella, jangan nangis mulu, mata Lo udah sembab. Terus seharusnya tadi Lo pulang aja, Lo baru aja dari RS."

Aqeela yang baru saja ingin masuk kedalam toilet perempuan itu pun belum jadi melangkah. "Jangan panggil gue Ella, Rel. Gue gak suka." Ucap Aqeela dingin.

Farrell gelagapan sendiri. Ia langsung tersenyum kikuk. "Iya. Maaf ya, gue panggil Aqeela kok."

"Oh iya, makasih udah bawa gue ke RS ya."

"Tadi Alio yang bawa Lo, jadinya gue ngikut."

Aqeela tidak jadi melangkah ia mendekati Farrell, "Alio?"

"Dia peduli, cuma dibutakan oleh dendamnya. Menurut gue." Ucap Farrell yang mengerti isi kepala Aqeela. Aqeela hanya ber-oh saja.

"Lo pergi duluan aja, gue mau ketoilet dulu." Pamit Aqeela. Aqeela pun langsung masuk kedalam salah satu bilik kamar mandi, ia memejamkan mata sejenak. Lalu menunduk. Ia menyenderkan punggungnya ke dinding.

"Gue inget semua tentang Lo Sya. Gue inget kok, itu semua masih terekam jelas di otak gue. Gimana dulu Lo itu cengeng, gue bar-bar."

"Gue juga punya janji kan dulu, kalau SMA kita ketemu, ini kita udah ketemu ko' cuma gue aja yang ngehancurin. Gue cuma bisa minta maaf Sya."

Aqeela mengambil ponselnya dari sakunya, ia pun mencari aplikasi berwarna hijau, WhatsApp. Ia mencari kontak Rassya lalu mengetikan sesuatu.

"Terakhir chat sama dia hari Sabtu, sekarang hari Senin. Kangen, Sya."

qqla : hallo Sya, Lo di mana?
qqla : maaf :(
qqla : Nanti mau temenin aku ke makam bunda sama ayah gak? Kalau enggak aku pergi sendiri aja gapapa..
qqla : Maaf, tadi udah bikin Lo kecewa lagi. Maaf udah banyak bikin Lo kecewa hari ini. Gue masih sama kayak dulu kok, tapi bedanya sekarang pikirannya udah sedikit terbuka, tapi kayaknya pas ngerencanaain itu, kepala gue kejedot, makanya agak gesrek.
qqla : Gue harus apa demi Lo maaf in gue. Gue rela udah gak cari pembunuh bunda dan ayah gue nih, gara" Alio bgst😬

......

"Ceklis satu." Gumam Aqeela.

"Lo tau gak? Ada berita hot di akun ig Gosip sekolah kita."

"Iya iya gue tau, yang tadi di GOR kan?"

"Iya. Gak tau diri banget tuh cewek. Tadi juga sempet berantem tuh si cowoknya sama Farrell. Yang di tribun sampe pada diam."

"Gue kalau jadi tuh cewek, udah malu duluan, pengen bunuh diri aja."

"Urat malunya udah putus kali, Haha."

Aqeela yang masih didalam toilet itu hanya bisa menahan air matanya agar tak meluncur jatuh. Percayalah menangis tanpa suara itu lebih sakit daripada menangis tapi bersuara. Saking sakitnya sampe gak bisa berkata-kata, Bercanda..

Ia pun keluar, tak lupa ia pergi untuk membasuh mukanya. Ia melihat kearah cermin. Matanya sembab, merah. Ini bukan seperti Aqeela yang biasanya! Bibir yang biasanya nampak segar itu kini pucat. Aqeela pun mengeluarkan lipserum dari saku bajunya lalu mempoles bibirnya. Memang tak terlalu pink namun bibirnya tidak begitu pucat lagi sekarang.

Aqeela pun kembali memasukkan lipserum itu kedalam saku, setelah dirasa cukup, Aqeela pun pergi keluar kamar mandi perempuan itu, namun Farrell tidak ada disana. Dimana dia?

Aqeela pun berniat untuk pergi menuju kelasnya saja. Dikelas sebelas IPA 2 yang semula ribut, saat melihat kedatangan Aqeela pun langsung pada diam. Semua penghuni kelas itu menatap Aqeela tidak suka. Bahkan ada yang terang-terangan menatap Aqeela jijik.

Lo tu gak pantes di sini! Lo tuh pembohong! Kelas kita gak butuh orang kayak Lo!

Pergi aja Lo!

Mati aja deh!

Gak mikir banget sebelum buat rencana kaya gitu! Apa emang otak Lo cetek? Makanya gak mikir nanti kedepannya gimana.

Huuu dasarrr!

Cukup.

Aqeela sangat muak mendengar omongan buruk tentangnya. Ia pun menggebrak meja, membuat semuanya kicep.

"DIEM LO SEMUA! GUE NGELAKUIN ITU BUKAN TANPA ALESAN YA, ANJ*NG!!" Kesal Aqeela.

Ratu mendorong bahu Aqeela menggunakan telunjuknya. "HEH JAMAL! GAK USAH PEMBELAAN LO!" Sewot Ratu.

Aqeela terkekeh, namun dibalik kekehan Aqeela ia menahan rasa sakit dihatinya. "Wajar dong kalau gue cari pembelaan?"

"LO BENER-BENER NGESELIN YA ANJIR! UDAH PEMBOHONG! MUNAFIK! GAK TAU DIRI! SOK BIJAK LAGI! APALAGI YA, YANG COCOK?" Sambung Saskia.

"SOK POLOSS!" Seru satu kelas kompak.

Aqeela terkekeh geli melihat Saskia, lalu berjalan memutari Saskia. "Gue emang munafik, gak tau diri dan lain-lain, tapi? Setidaknya gue gak kayak kalian! Cuma nemenin pas bahagianya aja susahnya nggak! Gue kira kalian bisa jadi support system terbaik gue tapi ternyata apa yang gue pikirin Salah. Malahan orang yang jahat sama gue aja bisa tuh jadi support system buat gue. Di sini, siapa sekarang yang munafik?"

"Di sini kita gak ada bedanya breyy, sama-sama munafik bukan?"



•BERSAMBUNG•


CIHUYYY

HAII HAII HALLO, TEMAN.

APA KABAR, KALIAN?

AKU UPDATE NIII

SUDAH BERAPA LAMA KITA TIDAK BERJUMPA?

OKEE, SEKIAN TERIMAKASIH......

02-04-23
KA

kesayangan AQEELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang