34. Masa lalu Rassya

186 20 6
                                    

(34)

DORRR

MALMING FULL REBAHAN AJA YA, TEMAN, WKWK

•HAPPY READING•


Panas sinar matahari tak membuat Rassya berpindah dari posisinya. Saat ini ia sedang berada dirooftop sekolah. Ia menidurkan badannya disalah satu sofa rusak. Ia memejamkan matanya, tanpa berniat mengobati luka lebam pada wajahnya.

Ia jadi teringat saat malam dimana ia balapan liar hingga ia menubruk Seorang pedagang kaki lima yang sedang melintas. Untung orang yang ia tabrak tidak membawanya pada pihak berwajib. Rassya malam itu sangat ugal-ugalan, saking frustasi mencari Aqeela yang sudah lama tidak ditemukan. Ia mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi serta diliputi dengan kemarahan.

Dug

Lawan Rassya menendang sepeda motor Rassya, Rassya menyeringai dibalik helm lalu ia menendang balik motor lawannya. Hingga motor lawannya itu oleng, hampir saja terjatuh.

Hingga saat Rassya menambah kecepatan motornya didepan sana ada seorang bapak-bapak yang sedang mendorong gerobaknya untuk menyebrang jalan. Sepeda motor Rassya yang di tendang lagi oleh lawannya itupun membuat Rassya oleng, hingga Rassya kehilangan fokusnya. Hingga motor itu jatuh. Tubuh Rassya tergesek aspal, motor itupun sudah mengenai gerobak bakso sang bapak-bapak itu.

Rassya mengerang kesakitan, darah mengalir begitu saja dari tangannya yang tergores aspal, jaket jeans yang ia kenakan pun sudah robek akibat gesekan dari aspal. Lawan Rassya itupun membantu Rassya. Dengan cepat lawan Rassya itu memanggil beberapa temannya untuk membawa Rassya kerumah sakit.

Untung bapak-bapak itu tidak ada luka parah, hanya saja gerobak terjungkal, mengakibatkan semua bahan bakso itu berceceran ditengah jalan.

Disinilah Rassya sekarang, dirumah sakit.

Rassya terbaring lemah diatas brankar rumah sakit. Sampai saat ini lawan Rassya itu tak berani menghubungi keluarga Rassya. Panggil saja dia, Bima. Bima berjalan mondar-mandir didepan IGD. Ia merasa bersalah pada Rassya. Seharusnya tadi ia tidak menendang sepeda motor Rassya. Jika saja tadi ia tidak menendang motor Rassya, Rassya tidak akan terjatuh hingga tubuhnya harus tergesek aspal.

Hingga kini dokter pun keluar dari IGD.

"Dengan keluarga ananda Rassya?" Ucap dokter itu ramah.

"Saya temannya dok. Apakah Rassya baik-baik saja?"

Dokter itu tersenyum menenangkan. "Nak Rassya tidak apa-apa, hanya saja terdapat banyak luka akibat gesekan tubuhnya dengan aspal, yang paling parah pada bagian tangan. Butuh beberapa minggu untuk menghilangkan bekasnya. Saya akan memindahkannya keruang rawat."

"Baiklah, silahkan dok, terimakasih." Dokter itu hanya mengangguk.

****

Seorang wanita paruh baya sedang duduk disamping Rassya bersama seorang pria paruh baya. Ia bunda dan papa Rassya.

Kedua orang tua itu terlihat khawatir pada anak satu-satunya. Melihat goresan-goresan pada badan Rassya itu membuat siapapun ngilu melihatnya.

Perlahan-lahan mata Rassya terbuka. Ia menetralisir cahaya yang masuk kelopak matanya.

"Assya, kamu sudah sadar nak?" Ucap bunda dengan nada khawatir. Rassya hanya tersenyum.

"Assya, kamu sudah mendingan?" Tanya papa. Lagi-lagi Assya hanya tersenyum.

"Pa, bund. Assya nabrak orang." Ucap Rassya dengan nada gemetar.

"Sudah papa bereskan. Pihak yang kamu tabrak mau diajak damai." Ucap papa tenang.

"Assya, mabun sama papa udah pernah bilang! Jangan balapan-balapan kaya gitu! Itu bisa bikin kamu celaka! Mulai saat ini mabun larang keras! Kamu gak boleh ikut-ikutan balapan! Titik!" Ucap bunda tegas.

"Papa setuju. Sama aja kamu mempermudah menuju kematian, Assya. Papa belum rela, kamu kan belum balas kebaikan papa." Ucap papa disertai kekehan.

Bunda pun ikut tertawa begitu juga Rassya.

"Baiklah nyonya dan tuan, anakmu tidak akan ikut balapan lagi."

****

"Sejak saat itu, gue udah gak ngerasain lagi yang namanya balapan." Ucapnya sembari terkekeh.

Rassya membuka matanya, lalu menegakan tubuhnya, ia berjalan ke pembatas rooftop. Rassya membuka ponselnya yang disana ada foto Aqeela. "Hahaha, Ini cewek yang selama ini gue sebut penting?"

"Rassya Lo gak boleh begini! Biar gimana pun dia itu pacar Lo! Lo sayang sama dia, Lo cinta sama dia! Lo tadi cuma emosi aja. Lo gak mikirin perasaannya gimana saat Lo bilang gitu. Gue benci Mulut gue yang kaya gini, gak bisa direm!"

"ARGHHH, FARRELL SIALAN!"

Rassya menatap langit siang ini. Lalu ia memejamkan matanya. Bayang-bayang masa lalu itu datang lagi.

"Mabun, Aqeela kemana? Assya kangen sama dia. Aqeela cuma buat Assya kan?" Tanya Rassya, yang berumur dua belas tahun.

"Iya, Aqeela cuma punya Assya. Kamu jangan sedih terus, kalau kamu sedih terus, Aqeela gak bakal ketemu." Ucap bunda.

Rassya mengangguk lalu tersenyum senang. "Lihat Bund, muka Aqeela lucu." Ucap Rassya tertawa melihat foto yang ia pegang. Disana ada fotonya dengan Aqeela yang sedang memakan es cream, dimana es cream Aqeela belepotan kemana-mana.

Bunda mengusak puncak kepala Rassya. "Iya, lucu, kaya Assya." Kata bunda sembari mencubit kedua pipi Rassya gemas.

"Kamu kan udah dua belas tahun. Berarti udah masa pertumbuhan remaja. Kamu gak boleh nangis terus! Kamu gak boleh jadi cowok cengeng. Assya itu kuat! Jangan lemah! Kalau kamu lemah, kamu pasti gampang diinjak-injak. Mabun gak mau kamu kaya gitu. Oke, Assya." Nasihat bunda.

Assya mengangguk-anggukan kepalanya semangat. "Assya bakal jadi orang yang kuat, biar bisa ketemu Aqeela!"

"Bagus!"

Motivasi-motivasi yang diberikan bunda Karina, itu membuat nya menjadi laki-laki yang kuat. Ia tidak cengeng! Ia tidak boleh menangis hanya karena masalah dengan perempuan. Ia pria kuat.

"Gue bukan orang cengeng!" Ucap Rassya dengan mata berkaca-kaca. Ia masih menghadap keatas agar air mata yang berada di pelupuk tidak jatuh.

"Iya Lo bukan orang cengeng! Tapi nangis cuma gara-gara perempuan." Ucap seseorang.

Rassya buru-buru menghapus air matanya, tanpa menoleh, ia bersuara. "Ngapain Lo di sini?!"

"Nemenin Lo. Lo pasti butuh temen curhat kan?"

Rassya berdecih. "Gue bukan perempuan! Yang dikit-dikit curhat!"

Clay terkekeh. "Gak perempuan doang yang kaya gitu, laki-laki juga boleh kalik curhat sama temennya."

"Gue gak butuh!"

"Emang keras kepala ya Lo itu. Udah lah gue duduk disini aja. Sampai Lo mau curhat sama gue!"

"Gue gak bakal curhat sama Lo!"

Clay memegang dagunya, pura-pura berfikir, "Emmm, gue gak peduli."


•BERSAMBUNG•

HALLO, TEMAN.

Selamat menikmati,

Terimakasih.....


18-03-23
KA

kesayangan AQEELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang