30. Kotak?

146 17 0
                                    

(30)

Awali awal maret mu dengan yang manis-manis, teman. Ahahaa


•HAPPY READING•

Saat ini Aqeela tengah melihat kebunnya yang sudah lama tak ia lihat. Sore ini ia berniat untuk mengecek sayur mayur itu. Ia lihat semua sayur itu, ada yang layu dan ada yang tidak. Arghh ia sangat kesal bagaimana ia tidak bisa membagi waktu. Padahal hari minggu itu Longgar. Sedangkan pagi ia bisa menyempatkan waktu untuk menyirami sayur-sayur itu ataukah ketika sore? Arghhh sungguh menyebalkan. Inilah yang Aqeela tidak suka pada dirinya, belum pandai mengatur waktu.

Ia pun menyirami sayur mayur itu. Hingga saat ini azan berkumandang. Aqeela pun segera memasuki rumahnya lalu membersihkan diri. Ada beberapa hal yang membuatnya harus terus menebak, dan ada satu hal yang ia takutkan. Ia sangat takut.

"Kenapa Lo harus datang? Lo ingin membuat gue semakin hancur?"

"ARGHHH! SHIBALL!!" Teriak Aqeela frustasi.

"Fasih banget Lo, ngomong shibal?!!" Sindir seseorang.

Aqeela menoleh, ia mendapat Sandrinna yang sedang terduduk santai di sofa ruang tamu, yang terlihat dari kamar Aqeela.

"Ya biarin!! Sejak kapan Lo disini?" Tanya Aqeela pada Sandrinna.

Sandrinna mengernyitkan. "Sejak... Emm... Baru aja sih." Ucapnya cengengesan.

Sandrinna pun berjalan menuju kamar Aqeela yang pintunya terbuka itu. Ia pun duduk di samping Aqeela. "Eh ayang gue kan ada turnamen futsal tuh. Nanti pasti temen sekolah kita banyak tang nonton, Lo temenin gue nonton ya?!!" Ucap Sandrinna mengedipkan-kedipkan matanya. Membujuk sahabatnya.

"Ogah!! Sama Ratu, Saskia juga ada. Ngapain ajak gue??!"

Sandrinna mendengus. "Ya sama mereka juga. Ayolah, bestie gue yang cetar membahana. Lo kan baik, tidak sombong, dan rajin menabung." Bujuknya lagi.

"Lo emang pandai merayu, pantas Lo kalau mau apa-apa selalu dituruti. Gue apresiasi. Tapi gue gak mempan sama rayuan Lo. Udahlah gue capek! Tidur aja gue."

"Turnamennya kan sekitar jam satu siang, hari Senin. Pasti bebas deh sekolah kita."

"Siapa yang nanya??!"

"Ngasih tau doang, elah!"

"Baiklah-baiklah nanti kita pergi nonton bareng-bareng." Ucap Aqeela pada akhirnya. Sandrinna berjingkrak senang, lalu memeluk Aqeela. "Yeay! Terimakasih sobat ku yang rajin menabung." Aqeela hanya tersenyum menanggapinya.

Aqeela bersyukur mempunyai sahabat seperti Sandrinna, juga Saskia dan Ratu. Mereka banyak memberi warna pada Aqeela. Banyak kata-kata yang dulu ia hiraukan, ia jadi merasa bersalah jika mengingat. Bagaimana dulunya ia yang tidak peduli sekitar, dan sahabat-sahabatnya itu dengan berusaha selalu ingin membuatnya tertawa. Jika mereka meminta tolong, sebisa mungkin Aqeela bantu, asal gak hal yang sesad.

Sandrinna yang sudah melepaskan pelukannya itupun lantas berdiri. "Eh iya, tadi gue bawa martabak manis, gue taro di meja ruang tamu. Jangan lupa Lo makan ya! Oh ya karena ayang Lo gak tau kalau Lo kerja part time, jadi gue aja yang semangat in. 'Semangat kerjanya Aqeela Auresdya, sayang!' ehehee." Ucap Sandrinna panjang lebar.

Aqeela terkekeh menanggapinya. "Apaan sih Lo San. Gak gitu juga kalik, geli gue dengernya."

"Ya gakpapa, kan biar sahabat gue ini semangat kerjanya. Jaga tubuh Lo juga, jaga pola makan. Jangan sampai sakit. Kerja boleh kok, gak ada yang larang, tapi ya jangan sampai sakit!! Paham kan maksud gue, ya walaupun gue ngomongnya belibet!!"

"Ada apa dengan sahabat gue yang satu ini, mendadak cerewet begini."

"Udah dari Sononya gue cerewet, hahaha." Tawa Sandrinna. Aqeela pun ikut tertawa.

"Aaaaaa, jadi melow ngelihat yang ginian." Ucap orang yang sedang berdiri didepan pintu kamar Aqeela.

Ucapan itu dibalas anggukan oleh orang yang berdiri di samping yang tadi bicara.

Tawa keduanya berhenti. Lalu Sandrinna dan Aqeela pun berjalan menuju dua orang mudi yang berdiri didepannya kamar Aqeela itu. Lalu Sandrinna dan Aqeela pun memeluk kedua mudi itu, mereka saling memeluk dengan erat.

"Duhh jadi pengen nangis gue." Celetuk Ratu.

Saskia bersuara disela-sela pelukan mereka berempat. "Iya nih, bagaimana dulunya persahabatan kita gak sedekat ini. Sampai bisa sedekat ini. Gue bersyukur bisa kenal kalian."

Mereka bertiga mengangguk atas perkataan Saskia tadi. "Aaaaaa, jadi pengen nangis. Hikss. Gue terharu. Gue juga bersyukur banget, Aqeela yang sekarang ini ceria, gak kaya dulu. Pokoknya ya Qeel kalau Lo butuh apa-apa bilang aja ke kita. Gue udah anggap kalian ini saudara gue. Hikss." Ucap Sandrinna yang sudah menangis.

"Begitu juga dengan gue, gue udah anggap kalian juga saudara gue. Hikss." Sambung Ratu.

"Gue juga. Gue juga." Ucap Aqeela dan Saskia berbarengan

"Gak boleh ada yang berkhianat! Gue paling benci pengkhianatan!" Ucap Saskia tegas. Lalu melerai pelukannya.

Degg

Wajah Aqeela memucat. Dengan secepat mungkin Aqeela menetralkan wajah nya lagi.

"Siap!"

Setelah berbincang-bincang, kini keduanya memilih ikut Aqeela ketempat kerja Aqeela. Namun saat mebuka pintu rumah Aqeela dikejutkan dengan sebuah kotak yang berada didepan pintu itu. Aqeela berjongkok dan mengambilnya.

Kedua sahabat Aqeela pun tersenyum,, sedangkan Aqeela kaget.

"Cie dapet kado nih ya, ekhemm jadi pengen juga dikasih kado. " Celetuk Sandrinna.

"Ciee..." Goda Ratu.

Aqeela pun menyahut. "Apaan sih kalian. Yaudah gue taroh kotaknya dikamar dulu ya." Pamit Aqeela.

Lalu sesampainya dikamar nya, Aqeela menaroh kotak itu. Tiba-tiba bunyi notifikasi pesan membuyarkan lamunannya.

Ting

08***** : Buka lah kotaknya. Selamat bekerja, Sweetie!

......

Degg

"D-d-dia lagi?" Batin Aqeela.

Aqeela pun menghampiri temannya yang sudah menunggu didepan rumah.

"Apaan Qeel isinya? Novel?" Tanya Saskia penasaran, begitu juga denga Sandrinna dan ratu. Mereka juga penasaran.

"Belum gue buka, ehehe. Ayo kalau mau ikut gue, takutnya nanti gue telat." Ucap Aqeela.

Mereka pun mengangguk, mencoba melupakan yang membuat mereka bertiga penasaran.

•BERSAMBUNG•

NANTIKAN PART SELANJUTNYA, TEMAN.🤟🤟👋

Cihuyyy udah bulan tiga aja niehh, jadi plesbek sesuatu dechh😊


01-03-23
KA

kesayangan AQEELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang