2. Siapa dia?

508 28 0
                                    

2. (Siapa dia?)

HAPPY READING

Seakan langit tahu bahwa Aqeela sedang sedih, Hujan pun mengguyur tubuh Aqeela yang sedang berjalan sambil menangis. Aroma khas menusuk diindera penciumannya.

"Kenapa dia harus kembali lagii." Teriak Aqeela.

"KENAPA??!!!"

Aqeela terduduk di jalanan, Aqeela menangiss sekencang-kencangnya, bersamaan dengan air hujan yang menetes dengan deras tanpa permisi. Petir menyambar, dengan hujan yang semakin deras. Namun gadis itu tak juga berdiri untuk meneduh. Ia semakin menangis.

Ia senang setelah sekian lama bisa bertemu dengan Farrell, tapi mengapa itu begitu menyakitkan. Dia tau Farrell telah menyakitinya, ia tidak mau membencinya, tapi entah dorongan dari mana setiap melihat wajah tampan Farrel, ia selalu emosi. Dan ingin mencakar wajah tampan nan mulus itu.

"Sudah cukup jangan sakiti hati saya lagi ya Tuhan, hiks. Saya tidak sekuat apa yang Tuhan kiraa hiks, ujian apa lagi inii hiks." Ia lalu menatap langit yang menurunkan hujan deras, tangis nya nyaris tidak terlihat. Karena hujan telah meremangkannya.

Dari kejauhan ada seseorang yang memperhatikan Aqeela sedari tadi.
"Saya sudah tidak kuat, hiks."
Seseorang itu menghampiri Aqeela dengan membawa payung berwarna hitam, seseorang itu berdiri dihadapan Aqeela dan memayungi Aqeela.

"Saya tahu kamu kuat, jadi tolong berdiri, jangan menyakiti tubuhmu, tubuhmu tidak salah apa-apa," Ucap seseorang itu, Aqeela pun mendongak, menatap sayu ke arah seseorang itu.

"Berdiri!!!" Titahnya.

"Ambil payung ini dan pulang. Saya tidak mau kamu sakit, jadi tolong berdiri," ucap seseorang mengulangi kalimatnya, namun agak meninggikan nada bicaranya.

Aqeela pun berdiri, dan mengambil payung itu. Aqeela menatap tak berhasil menatap wajah itu, karena tertutup oleh masker berwarna hitam. Lalu, Aqeela beralih menatap manik mata seseorang itu, rasanya tenang sekali.

"Terimakasih." Ucap Aqeela, dan diangguki oleh seseorang itu, lalu seseorang itu pergi setelah mengatakan 'permisi' pada Aqeela.

"Dia siapa?" pertanyaan itu bersarang di otaknya, dan menjadi tanda tanya baginya.

Di sisi lain.

"Qe, Lo udah lupa ya sama gue?" Ucapnya menatap sendu Aqeela.
Dibawah guyuran hujan itu, seseorang berhoodie hitam dan menutup sebagian wajah dengan masker itu menatap kepergian Aqeela dengan sendu, sembari mengingat masa lalu mereka, dimana Aqeela selalu membuatnya menangis. Namun kadang akur, kadang tidak. Bersepeda keliling komplek, main katapel, dan lainnya.

Aqeela kecil, yang dulu nya aktif itu merebut mobil-mobil an milik laki-laki seusianya. Sekitar usia 2 tahunan, saat itu lelaki seusianya masih cadel.

Flash back on.

"Siniin nda mobil-mobil an nya!" Bocah laki-laki itu menggeleng. "Enda, acu Enda mau. Ini mobilcu kalau kamu mau beli Cana di walungg gede." Ucap bocah cadel itu.

Walung= warung.Q
Warung gede= mall.

"Ihh gak mau main sama kamu, kamu gak bisa ngomong r," ejek Aqeela kecil. "Errrrrrrrrrrrrerrrrrrrrrerrrrr..." Lanjutnya.

Bocah laki-laki itu menangis. "Hue hiks, acuu bisa ngomong l… ellll, mama acuu diejek bocah jelek, hue." Adunya pada mamanya.

"Kamu pikir, kamu nda bocah! Kamu aja nda bica ngomong 'R', huuuuu Dasarr bocah." Balas Aqeela tidak terima.

Bocah lelaki itu mengambil batu besar, lalu melemparnya kearah Aqeela, sehingga mengenai pelipis Aqeela.

"Aww, cakittt taukk. Kamu nakal bangett cihh." Aqeela kecil itu melangkah maju, lalu mendorong bocah laki-laki dihadapnya itu. Hingga bocah laki-laki itu terpental kebelakang.

"Hueeee, pantat acuu, tayak djitucukk jalumm, hueeeee." Rengeknya.

"Sukurin, kita udah impas, rasain tuh pantat kamu, kena batu runcing itu huuuuu," ujar Aqeela kecil itu menjulurkan lidahnya, lalu pergi.

"Hueee, MAMA!" Teriak bocah laki-laki itu.

Mamanya berlari, menghampiri sang putra kecilnya "kamu Kenapa nangis  sayang, hmm?"

"Mama, pantat acuu dicuntik, huee....cama aceela, tapii acuu tayanggg."

Flash back off.

Seseorang itu tersenyum, kala mengingat kejadian dimasa lalu. Dimana dirinya sangat cengeng, dan manja.

Dan,

Aqeela yang bar-bar,  dan lucu.
Keadaanlah yang memaksakan kedua bocah kecil itu berpisah, hingga sekarang ini.

***

Sesampainya di rumah sudah mau Maghrib. Aqeela pun segera membersihkan dirinya, yang basah kuyup terkena hujan tadi. Ia mandi menggunakan air hangat.

Dan kini ia sedang mengeringkan rambutnya. Tiba-tiba saja ia teringat orang yang memberinya payung tadi.

"Dia siapa sih?" Gumam Aqeela.

"Sebelumnya gue udah pernah ketemu sama dia belum sih?" ia mengingat-ingat, siapa tau dulunya ia pernah bertemu. Namun nihil Aqeela tidak ingat.

Seseorang mengetuk pintu kamar Aqeela.
"Non, ini bibi, bibi boleh masuk?"

"Masuk aja bi." Jawab Aqeela sedikit berteriak, siapa tau bibinya tidak mendengar.

Ya, beliau adalah Bi Inem, pembantu rumah orang tua Aqeela dulu.

Bi Inem masuk dengan membawa Satu gelas teh dan juga makanan kesukaan Aqeela yaitu, Paha ayam di kecapin. Sebenarnya Aqeela juga menyukai nasi goreng. Tapi sekarang ia ingin makan paha ayam dikecapin. 2 makanan favorit Aqeela.

"Non di minum dulu teh nya, Pumpung masih panass." Suruh bi Inem.

"Iya, makasih ya bi," ujar Aqeela, sembari tersenyum manis.

"Setelah itu di makan ya non makanannya, kalo begitu saya permisi dulu ya non."

"Iya bi."

Lalu beliau pun keluar dari kamar Aqeela, menuruni tangga satu per satu, untuk menuju dapur, Aqeela lalu meminum teh nya.

Drtt
Drtt

"Siapa lagi sih?" lalu membuka lookscreen benda pipih itu.

kita g lebih🐝

Saskii
Guys sekolah kita kedatangan murid baru oyy, dua orang sekaligus.

Ratu
yang bener Lo?

Sandrina
@qla

Saskii
Iya njirr, Mana mungkin gue bohong.

Ratu
y deh gue percaya.

Saskii
Btw Aqeela mana, ko gak ikut nimbrung.

Anda
knp?

Sandrina
murid baru katanya

Anda
oh.

Lalu Aqeela pun menutup benda pipih nya, gak penting juga topiknya. Dan, Aqeela pun memakan ayam nya serta nasinya.

***

TO BE CONTINUED


Revisi : 07-07-23

09-11-22
KA

kesayangan AQEELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang