27. Teror?

167 21 0
                                    

(27)

•H A P P Y R E A D I N G•

"ASSYA. TURUN, SARAPAN! KAMU SEKOLAH TIDAK?" Teriak Karina menggelar.

Rassya yang sudah berada di tangga itupun menjawab. "Gak usah teriak-teriak gitu ahh bund. Assya dengar kok."

Sementara dibawah sana sudah ada Karina--Bunda Rassya, serta Bi Idah--pembantu keluarga Argamahendra, yang sedang menyiapkan makanan diatas meja makan.

Rassya yang akan menuruni tangga itupun melirik jam tangan yang ia pakai. What? Ia tidak salah lihat? Sudah jam 06.45. apaan ini, ia bisa terlambat kalau sarapan dulu.

"Mabun kok bangunin Assya telat? Ini udah siang, kalau gitu Assya ambil rotinya aja. Maaf bund." Ucapnya lalu langsung pergi begitu saja

"HEH! KURANG AJAR KAMU YA ASSYA. SALIM DULU!" Teriak Karina. Namun telat, Assya sudah menghilang dari pandangan Karina.

Saat Rassya sudah sampai disekolah, ia pun terheran apakah sudah masuk? Terlihat sangat sepi. Apalagi ruangan yang baru saja ia lewati. Itu kelas dua belas ips 1. Kelas itu memang horor. Pernah suatu ketika ada siswi yang kesurupan masal dikelas itu.

Rassya yang melewati kelas itu bergidik ngeri. Ia berjalan sambil merapalkan kalimat 'Astaghfirullah' bibirnya yang tipis itu tidak berhenti merapalkan kalimat itu hingga ia akan sampai pada kelasnya. Ah iya ia baru sadar, mengapa kelas tadi kosong? Bukankah ini jam sudah menunjukkan pelajaran akan segera dimulai? Ia jadi heran, ia sesekali mengecek jam tangan yang ia pakai.

"DORR! HAYO NGAPAIN NGOMONG SENDIRI? KESAMBET YA?" Ucap seorang gadis.

Rassya tersentak. "ASTAGA!! Ngagetin aja ya Lo, bisanya."

Aqeela memutar bola matanya malas. "Baru juga sekali ngagetin Lo. Lo kenapa si gue perhatiin dari tadi kayak heran gitu, sampe gak sadar kalau gue dateng. Kenapa sih?"

"Gue gak papa. Lo kok jam segini baru dateng? Bukannya udah mau masuk?" Tanya Rassya.

Aqeela mengernyitkan, lalu sepersekian detik ia tertawa terbahak-bahak. Ia sampai memegangi perutnya yang sakit akibat tertawa akan pertanyaan Rassya untuk dirinya.

Rassya yang melihat tingkah Aqeela itupun terheran. Ada apa dengan pacarnya itu. "Lo ngapain ketawa?

Aqeela mengelap sudut matanya yang berair akibat tertawa tadi. "Rassya, ini baru jam enam lebih lima. Masa jam segini masuk, paling yang lain masih pada molor."

Rassya mengecek jam yang ia pakai, lalu ia tunjukkan pada Aqeela. Aqeela yang melihat itupun lagi-lagi tertawa. "Ini mah jam Lo yang gak cocok, Dugong. Lo orang kaya tapi jam aja gak cocok." Ledek Aqeela berani.

Rassya pun menggaruk tengkuk kepalanya yang tak gatal. "Masa?"

Aqeela mengeluarkan ponselnya, lalu menunjukkannya pada Rassya, Rassya yang melihat itupun melototkan matanya. "Jadi? Kasian mabun gue dong, beliau udah masak tapi kagak gue makan."

Aqeela yang masih tertawa itupun mengatupkan bibirnya. Ia tertawa diatas penderitaan pacarnya sendiri. Gak baik.

"Berarti Lo belum sarapan dong?" Tanya Aqeela.

"Udah, kok." Jawab Rassya.

"Mau sarapan bareng, ga? Kebetulan gue bawa bekal nih."

"Gak, gue udah sarapan."

"Yakin? Gue gak percaya, gimana dong?"

Rassya mengusak puncak kepala Aqeela. "Yaudah yaudahh, ayo." Ucapnya sembari terkekeh lagi.

kesayangan AQEELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang