12. Cerewet

300 30 2
                                    

(12)

•H A P P Y R E A D I N G•

Bel pulang berbunyi sejak 20 menit yang lalu, kedua muda-mudi ini masih saja berada didalam kelas.

"Sya!! bangunn woyy, semua udah pada pulang dari tadi, jangan ngebo Mulu ihhh!!!" teriak Aqeela.

"Iya Qeau 5 menit lagii."

"Yaudah gue tinggal nihh, beneran guee!!" Ancam Aqeela.

"Eunghhh, lahh ko sepii??" Tanya Rassya bingungg, sembari Mengucek-ucek matanya.

Aqeela memutar bola matanya malass "Sebenarnya Lo itu bego apa gimana si Syaa, jam pulang udah dari tadii, Lo nya gue bangunin gak bangun-bangun heran gue."

Rassya menyengir menampakkan deretan giginya "Yaudah si gue minta maaf, gimana kalau Lo ikut gue kerumah, ketemu sama mabun??" Tawar Rassya, Aqeela mengerutkan keningnya.

"Mabun itu nama panggilan gue buat bunda, kalau mau kenalan sama payah gue juga boleh."

"Haaaa??!!"

"Papa gue." balas Rassya disertai kekehan kecil khasnya.

Mereka pun melangkahkan kakinya keluar Kelass dan menuju parkiran tempat Rassya memarkirkan motor nya. Rassya menatap sendu Aqeela, sebelum akhirnya ia membuka suara.

"Qeau??"

"Kenapa?"

Setelah menimang-nimang pertanyaan yang akan ia tanyakan keAqeela, ia pun bertanya "Gimana kalau Lo tinggal dirumah gue aja??"

Aqeela melotot tajam "Jangan ngaco kalau ngomong!!"

"Gue beneran Qee."

"RASSYAAA PLISS LAHH JANGAN PANGGIL QEAU GITU, WAGUU ASTAGHFIRULLAH!!!" Pekikk Aqeela geramm. Ia tidak setuju, itu terlalu alay.

"Ya teruss gimana Qee, biar romantis dikit gituu!"

"Pakai lo-gue aja, kalau engga langsung Aqeela, atau mungkin Qeel?" ucap Aqeela.

Ucapan Aqeela barusan, berhasil membuat hati Rassya tergores. Namun itu sudah menjadi lukanya, jika kita mencintai seseorang yang gak suka alay, romance, dan masih gamon dengan masa lalunya.

Rassya pun tidak menggubris perkataan Aqeela lalu langsung memberikan helm pada Aqeela, dan naik ke motornya, lalu diikuti Aqeela.


**********

Rassya mengendarai motornya tidak kebut-kebutan, santai sambil menikmati sumilirr angin sore ini, ditemani dengan sinar matahari yang mulai redup, dan mungkin akan segera digantikan dengan malam.a

"Qeel, Lo mau apa biar gue beliin??" Tanyanya sedikit teriak, agar bisa didengar oleh Aqeela.

"Gue lagi gak kepingin apa-apa Sya." Balasnya tak kalah teriak.

"Yaudah kalau gitu pegangan, gue mau ngebutt biar cepat sampai rumahnya," ujarnya pada Aqeela, dan dituruti oleh Aqeela, Aqeela pun memeluk perut Rassya dari belakang.

Rassya pun tersenyum tipiss dibalik helm full face nya.

Bussssss

"Ehhh, ehhhhh, Sya yang bener dong nyetir nya." Komplain Aqeela.

Brukkkkkk

"Anjingggg!!!" umpat Rassya.

"Pala guee." ringiss Aqeela.

Mereka berdua terjatuh ke aspal jalanan, Karena ban motor Rassya bocorr.

"Motorr bangke!!" ucap cowo itu sembari menendang motor nya "kaki guee." ringissnya.

"Udah tau kerass, ngapain Lo tendangg." ucap Aqeela. Ia heran dengan Rassya.

"Hehe." lalu Rassya mengeluarkan ponsel dari saku celananya, dan sialnya ponsel nya mati "SHITTTT!!! Ngapain pake mati sihhh!"

"Nihh pake handphone gue aja." ucap Aqeela, lalu memberikan handphone nya seusai dikeluarkan dari tasnya. Dan diambil oleh Rassya.

Lalu Rassya mengotak-atik handphone Aqeela "Handphone Lo juga matii Qeel."

Aqeela yang semula santai kini membelalak matanya "Gak usah bercanda Sya, waktunya gak tepat! Orang tadi baterainya masihh." ujar Aqeela tak terima.

"Ya kalo baterainya emang masih, yang gak ada itu cinta kamu buat aku," ujar Rassya menyengir. Kondisi begini masih sempat-sempatnya.

Aqeela tersenyum jahil "Rassya Lo tau gak?"

"Apaan tuhh?"

Aqeela tersenyum manis, itu berhasil membuat Rassya curiga "Lo itu--" Aqeela menjeda ucapannya.

"Iya gue kenapa?" Rassya mengernyit.

"Lo itu mirip buaya, buaya darat yang sering gombal, tapi garing." Aqeela tertawa puas, ia berhasil membuat Rassya kicep. Rassya yang semula senyam-senyum, kini langsung kicep.

"Dihh, Lo juga ngomongin diri sendiri! Niatnya bikin orang ternistakan tapi garing." Rassya menatap Aqeela sinis.

"APA IDIH IDIHH??" Ucap Aqeela garang.

"ABANGGG TUKANG BAKSOO, MARI MARI SINI QEELA MAUU BELII!!" Ucap Rassya mengalihkan pembicaraan.

"Eh mas, mau beli?"

"Boleh deh bang, dua ya. Satu pedas gila, satunya lagi kasih sambil dikit aja," minta Rassya.

"Duduk dulu mas neng, ini kursinya," ucap mang bakso.

"Iya pak."

Mang bakso pun segera membuatkan pesenan Rassya. Rassya hanya diam mengamati langit sore ini. Indah. Hari ini jam 16.00 hari dimana Rassya memakan bakso bersama Aqeela serta menikmati angin semilir sore yang menghunus kulit mereka.

Aqeela mengamati setiap gerak gerik Rassya. Mengapa adem aja lihatnya, ini akan menjadi tempat Aqeela untuk melepas beban ringan yang Aqeela tanggung, seperti Rassya yang selalu membuatnya kesal.

Bakso yang Rassya pesan pun datang "Selamat menikmati mas, neng."

"Iya pak."

"Kenapa lo pesan bakso dengan sambel sebanyak itu? Apa gak mules perut Lo?" Tanya Aqeela.

Rassya tertawa pelan "Enggak lah, gue suka pedas."

"Tapi gue gak suka Lo makan sambel sebanyak itu. Kurangin cepet!"

"Enggak!"

"RASSYA! Lo kurangin itu sambel, apa gue pulang sendiri?" Sentak Aqeela.

Rassya dan mang bakso tersentak kaget "Iya gue kurangin! Tapi lo jangan pulang sendiri. Cepet makan baksonya."

Mang bakso yang melihat itu tersenyum. Anak muda sekarang memang lagi demen-demennya cinta monyet.

"Kalau memang suka pedes gak perlu sebanyak itu, gak baik!"

"Iya Aqeela iya."

"Jangan cuma iya iya aja. Lakuin juga. Ubah itu hobi demen makan pedes!" Cerewet Aqeela.

"Baikk Nona Aqeela."

"Lo ngejek gue ya??!" Selidik Aqeela.

Uhukkk
Uhukk

"Siapa yang ngejekk, enggak adaa. Ya Allah pedess..."

"Nihh minumm.."




KALIAN JANGAN BOSAN-BOSAN SAMA CERITA AKUU YAA. DIBAWA SANTUY AJA.









JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN, TERIMAKASIH 💘🥰💞









SAMPAI JUMPA DI PART SELANJUTNYA, PAPAYYY👋👋🙆🤳

Sragen, 27 November 2022

kesayangan AQEELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang