15. Bunda karina

258 26 0
                                    

(15)

•H A P P Y R E A D I N G•

Clingggg

e-rsya
online

GEEF! lgi sibuk ga nii?

liburr, jadi free kan pasti?

ya

ya

ya

ya

ya

ya

gajee, to the po.

kata mabun, suruh main kerumah.

malu.

jam 8 nanti beef jemput.

GEEP GEEP, kamprettt!! pfttt.

gpp deh, demi ayang.
Read

"Ra....syaaa...."

Aqeela kembali meletakkan ponselnya diatas kursi terasnya. Lalu kembali merapikan tanamanya yang sudah lama tidak ia rawat. Seperti: mencabuti rumput yang tumbuh diarea pot, merapikan daun bunganya, dan lain-lain.

Ada berbagai macam tanaman yang bunda Aqeela dulu tanam. Dipekarangan depan rumah berbagai macam bunga. Sedangkan dibelakang rumah, bisa disebut kebun sayur. Kebun sayur itupun berantakan. Sangat berantakan. Maka dari itu Aqeela hari ini berniat merapikan.

Mengapa bisa berantakan? Selama Bu Inem tidak ada dirumah sederhana itu, rumah itu tidak terurus lagi. kadang Aqeela lelah sendiri. Walaupun rumah itu kecil tapi halaman nya luas.

Rumah itu tidak berbangun dua lantai. Ya, dulu Aqeela termasuk golongan orang kaya, namun rumah berlantai dua milik keluarga Aqeela itu terpaksa dijual, karena ayah Aqeela dulu memiliki hutang, bisa dibilang bangkrut. Untung saja, ada rumah bunda nya yang sederhana itu, namun nyaman. Aqeela masih bersyukur.

Hari ini, pagi ini pukul enam, yang cerah manjacerah, hati Aqeela sangat bungah. Ia dengan semangat bercocok tanam.

Setelah Aqeela selesai merapikan bunga-bunga itu, ia pun menyiram nya. Setelah selesai ia menyapu halaman yang luas itu. Dan beralih ke kebun belakang. Tempat sayur apapun ditanam.

tidak komplit sih, cuma ada wortel, timun, sawi,. Seledri, brokoli, tomat, cabe, bawang merah dan putih.

ia mungkin harus membeli bibit-bibit nya lagi untuk ia tanam.

"Huhh, sayurnya kok pada rusak-rusak ya?"

Aqeela berkacak pinggang, mengamati sayuran-sayuran itu "Ya karena gak lo rawat Aqeela. Gitu aja pake nanya." Monolognya.

Ia pun mulai memilih sayuran yang masih bisa diolah, dan yang tidak bisa ia tumpuk menjadi satu, bersamaan dedaunan untuk ia jadikan pupuk nantinya.

"Huftt bersihh juga. Ayo kita beli bibitnya Qeel."

"Lo harus mandiri Aqeela! Gak jauh kok beli bibitnya, Cuma ditetangga sebelah doang. Go Aqeela Go!"

Aqeela pun mencuci tangan serta kakinya di kran samping rumahnya. Setelah itu ia memasuki rumahnya, dan membuka laci kamarnya "Uang yang diberi Bu Inem tinggal dikit. Apa gue cari kerja sampingan? Dan juga nanti hasil kebun gue jual sisain dikit buat sehari-hari?"

Aqeela mengambil uang lima ratus ribu. Ia pun pergi untuk membeli bibit ditetangga sebelah.

"Permisi....ibu... Aqeela mau beli bibit..."

"Eh mba Aqeela, mau beli bibit apa?" Tanya Bu Rini tetangga Aqeela yang paling baik banget sama Aqeela.

Aqeela tersenyum manis "Bibit seperti kalau pas Aqeela beli ya."

"Baik mba Aqeela, duduk aja, biar ibu pilihin dulu."

Bu Rini pun memilih bibit yang ingin Aqeela beli.

"Ini mba bibitnya. Tumben sekali mba, emba yang beli? Bu Inem apa ikut suaminya?"

"Iya Bu. Jadi semuanya berapa?"

"Tidak usah mba Aqeela," ujar bu Rini.

"Lohh Bu, nanti ibu rugi dong."

Bu Rini tersenyum "Emba Aqeela tenang saja, tadi ada ibu-ibu datang kesini, beliau ngasih ibu uang. Katanya itu buat bayar kalau Emba Aqeela beli." jelas bu Rini.

Aqeela mengerutkan keningnya "Loh? Ibu tau siapa ibu itu?"

"Katanya sih orang terdekat bunda kamu."

"Emm yaudah bu, Aqeela permisi dulu."

Dijalan Aqeela tampak berpikir "Emang siapa orang terdekat bunda? Bunda kok gak pernah cerita?"

Aqeela pun sudah sampai dipekarangan rumahnya. Ia salah fokus sama motor berwarna hitam itu. Ia tidak asing dengan motor itu. Hmmm?

"HALLOO GE EFF!" Sapa lelaki itu. Siapa lagi kalau bukan-- tau dong siapa orangnya?

"Rassya? Ngapain kesini?"

Rassya menunjuk arloji yang ia pakai "Cepet siap-siap, soal bibit sayur biar jadi urusan gue!"

Rassya menarik tangan mungil Aqeela, lalu menaruh bibit itu dikursi teras. Rassya pun membawa Aqeela masuk ke kamar "Lo pilih cepet ganti baju apa gue yang gantiin?"

Plakkk

"Lancang lo masuk kamar gue. Pergi sana Lo anjirr!" Emosi Aqeela.

"Maapin ya,"

Rassya pun berjalan keluar, dan menunggu diteras.

"Ini uang cash nya. Kasih yang terbaik. Setarain sama uangnya!" Ujar Rassya tegas. Bapak-bapak itu pun mengangguk mantap "Siapp denn!"

*****

"Mabunn! Nih calon mantunya udah datang."

Karina, mabun Rassya yang mendengar suara putranya itu lantas membuka pintunya "OEMJII, CALON MENANTU BUNDA CUANTIK SEKALI. AYO IKUTT BUNDAA!"

Karina menarik tangan mungil Aqeela, namun Aqeela masih terdiam, lalu menatap Rassya. Rassya mengangguk.

"AYOO SAYANG, BUNDA GAK NGEGIGIT KOK!"

Aqeela pun menurut. Ternyata Karina membawanya kesebuah ruangan. Ruangan itu penuh dengan, perhiasan perhiasan, gaun gaun, sepatu, dan lain-lain.

Karina berjalan kesebuah laci, ia mengambil sebuah jepit berwarna putih, yang dipenuhi mutiara. Karina menjepitkan nya Surai hitam dan panjang milik Aqeela.

"Dipakai terus ya sayang. Jangan sampai hilang. Itu dari bunda." Karina tersenyum manis, dan dibalas tak kalah manis oleh Aqeela.

"Terimakasih Tante."

Karina mengelus puncak kepala Aqeela "Kok Tante? Bunda dong!"

Aqeela tersenyum kikuk "Iya b-b-bunda."

"Good sayang. Nak Aqeela mau apa, silakan ambil aja. Gratis buat kamu sayang."

Aqeela tersenyum "Maaf bunda, Aqeela gak bisa. Maaf."

Karina mengerti "Aqeela beneran gak mau mengambil gaun atau apa gitu? Beneran?"

"Beneran bunda. Maaf," ujar Aqeela menyakinkan.

Karina memeluk Aqeela erat "Bunda kangen bangett sama kamu sayang."

Aqeela kaget "Aqeela baru pertama kali bertemu bunda. Tapi ucapan bunda, seakan kaya udah kenal Aqeela lama."





TERIMAKASIH SUDAH BACA.

VOTE DAN KOMEN KALIAN SANGAT BERARTI BUAT AKU.

DAN VOTE, KOMEN UNTUK MENINGGALKAN JEJAK.

PAPAIII SAMPAI JUMPA DI PART SELANJUTNYA.

Sragen, 13 Desember 2022

kesayangan AQEELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang