(59)
•HAPPY READING•
"BANGS*T!" Ucap Alio. Ia memajukan langkahnya, bersiap untuk menghajar Rassya.
Buggh
Namun berhasil ditangkis oleh Rassya. Rassya yang terpancing emosi itupun melepaskan pegangannya pada Aqeela.
Alio tersenyum menyeringai mendapati itu.
Alio terus menyerang Rassya. Namun pandangan matanya menyuruh beberapa pengawalnya untuk menyerang Rassya dari belakang.
"SYA! DIBELAKANG LO!" Teriak Aqeela.
Rassya yang mendengar itupun melihat kebelakang, dan menyerang pengawal Alio itu, seakan ia lupa bahwa Alio tengah mengincar Aqeela. Akhirnya Alio tidak lagi menyerang ataupun diserang oleh Rassya. Aqeela yang ingin membantu Rassya itupun tangannya dicekal oleh Alio.
"Lo gak bisa lepas gitu aja!"
"Lepasin gue! Lo bener-bener gak puas, hah??! Lo gak puas lihat gue berkali-kali hancur??! Lo gak puas waktu gue dijauhin satu kelas gue, terus di omongin satu sekolah?" Ucap Aqeela.
Alio seakan tuli dengan ucapan Aqeela barusan, kini ia malah menyeret Aqeela untuk menuju mobilnya, Aqeela berusaha memberontak, sesekali berteriak memanggil Rassya. Namun Rassya yang ingin menolong Aqeela itupun terus-menerus diserang dan dihajar oleh pengawal Alio, seakan mereka tak memberikan celah sedikitpun untuk Rassya menolong Aqeela. Hingga mobil yang ditumpangi oleh Alio dan Aqeela kini menghilang dari penglihatan Rassya.
Hal itu semakin membuat emosi didiri Rassya membuncah. Rassya menatap nanar mereka semua. Lalu ia tanpa aba-aba menyerang mereka semua. Ia menghindari pukulan-pukulan mereka----pengawal Alio, dengan gesit.
Tubuhnya yang masih dikuasai oleh amarah itu membuatnya bisa menumbangkan sebagian lawan. Walaupun kini wajahnya sudah babak belur.
Tak butuh banyak waktu, mereka semua tumbang.
"Banci Lo semua!" Teriak Rassya pada mereka semua.
Hari sudah semakin gelap.
Rassya mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Untung sebelum ia dan Aqeeladi cegat oleh Alio, Rassya sempat memberikan sebuah alat kecil pada Aqeela, sehingga ia bisa mengetahui dimana Aqeela.
Flash back on.
Saat Rassya sudah menjalankan motornya, tangan kiri Rassya yang tidak ia gunakan untuk menyetir itu pun ia gunakan untuk memegang tangan Aqeela yang memegang ujung Hoodie yang dikenakan Rassya.
Rassya memberi sebuah alat kecil pada tangan Aqeela. Aqeela melihat alat itu.
"Buat apa?"
"Buat jaga-jaga. Gue gak mau terjadi sesuatu lagi sama Lo."
Aqeela mengangguk mengerti.
Flash back off.
Rassya mengikuti arahan pada ponselnya. Saat Rassya sudah menemukan lokasinya, ia tentu sangat terkejut. Apa ini, kenapa Aqeela dibawa kesini. Ke bukit?
Rassya memarkirkan motornya disamping mobil Alio. Ia celingak-celinguk melihat sekitar, namun pandangannya kini menatap bukit. Ia berjalan menuju keatas bukit.
Sedangkan diatas sana.
"Lo kenapa bawa gue kesini, hah?!" Sentak Aqeela, sejujurnya ia takut kali ini, Alio malam ini sangat-sangat menyeramkan.
Alio tersenyum menyeringai. "Semua cara udah gue lakuin, tapi itu semua nggak bikin Lo maupun pacar Lo menderita sama sekali..." ucap Alio menjeda ucapannya.
"Jadi, cuma cara ini yang bisa gue lakuin biar bisa membuat salah satu dari kalian menderita. Gue bakal dorong Lo dari bukit ini, dan kekhh, Lo bakal jatuh kesana, dengan mengalirkan banyak darah, dan gue harap jenazah Lo gak bakal ditemuin siapapun, biar membusuk disana!" Ucap Alio, menunjuk pepohonan-pepohonan rindang dibawah sana.
Aqeela melotot. "Lo jangan gila, Alio! Sadarr!"
Alio mendekati Aqeela yang juga Aqeela memundurkan langkahnya.
"Semakin Lo mundur, maut menanti Lo, Aqeela Auresdya."
"Ini udah malam dan ini diatas bukit, mau Lo teriak pun gak bakal ada yang denger dan nolong lo!"
Aqeela bergumam. Ia berkali-kali berdoa meminta pertolongan pada yang maha kuasa. Ia belum mau mati.
"Rassya, tolong gue, gue takut. Alio malam ini sangat menyeramkan." Batin Aqeela.
"Berharap pacar Lo datang kesini, buat nolong Lo? Percuma! Karena sudah pasti pacar Lo sudah mati ditempat tadi, dia udah dikeroyok banyak orang, hahaha."
"LO JAHAT, ALIO YANG DULU NGGAK SEKEJAM INI!"
Alio terkekeh pelan, lalu menatap tajam Aqeela. "Gue udah beda!" Tekan Alio.
Alio mengeluarkan sesuatu dari saku Hoodie nya. Lalu mengarahkan tepat pada dada Aqeela. Aqeela semakin memelototkan matanya. "Atau Lo mau ini jadi yang awal, lalu setelah itu gue dorong Lo?"
"Gue gak akan biarin Lo maupun pacar Lo hidup bahagia gitu aja! Kalau gue menderita Lo juga harus menderita."
"Cuma gara-gara gue tolak waktu itu? Gue waktu itu belum mudeng apa-apa Alio. Gue masih bocil!" Ucap Aqeela. Ia harus memperulur waktu. Iya harus! Karena ia yakin bahwa Rassya akan menolongnya.
"Ya, gue tau, sayang." Ucap Alio dengan lancangnya menyentuh rambut hitam Aqeela yang tergerai itu. "Tapi, KALAU GUE GAK BISA DAPETIN LO, SEMUA ORANG GAK BOLEH MILIKIN LO! GUE BAKAL DENDAM SAMA SEMUA ORANG YANG BERUSAHA DEKAT DENGAN LO, DAN GUE PALING BENCI SAMA LO YANG UDAH MULAI CINTA SAMA ANJ*NG SATU ITU!" Sentak Alio menarik rambut panjang Aqeela.
Aqeela meringis. "DIA BUKAN ANJ*NG." Teriak Aqeela tak terima.
Alio melepaskan tarikannya pada rambut Aqeela. Lalu ia mengarahkan benda tadi pada dada Aqeela lagi. Dan,
DORR
"Akhh!"
Alio terjatuh, ia memegangi kakinya yang tertembak.
Kemudian Rassya dan Farrell berlari menghampiri Aqeela. Rassya yang saking paniknya itupun memeluk Aqeela erat. "Lo gak pa-pa kan? Gue gak telat kan?" Aqeela menggeleng pelan, ia saat ini sangat syok dengan kejadian barusan.
"Kok Farrell ada disini?"
"Panjang ceritanya." Ucap Rassya yang sudah mengurai pelukannya.
Farrell menatap Alio tajam. "Gue udah bilang sama Lo, jangan sakitin mereka lagi! Dan maaf, gue terpaksa lakuin hal kaya tadi."
"Gue emang masih berteman baik sama Lo, gue ngelakuin itu semua demi Aqeela, karena gue mau nebus kesalahan gue. Gue denger semua rencana Lo. Tiap Lo ngomong sama gue, gue cuma bisa nanggepin dengan mengangguk-anggukan kepala aja. Maaf kalau gue ngekhianatin Lo. Lo udah berkali-kali gue nasihatin, tapi gak Lo dengerin. Lo malah ngelakuin hal sejauh ini." Ucap Farrell lagi.
Alio mengambil pistol yang tadi sempat terjatuh dari tangannya. Lalu mengarahkannya pada Farrell. "Lo udah ngerusakin rencana gue, Farrell! Jadi selama ini Lo ada dipihak mereka? Bukan di gue? "
Ia berdiri dengan kaki pincangnya yang kini sudah mengeluarkan banyak darah. Lalu tersenyum getir. "Baiklah, Lo udah ngekhianatin gue, jadi, Lo harus MATI!" Ucap Alio penuh penekanan di kata terakhir. "GUE GAK SUKA DI KHIANATIN! GUE BERI TEPUK TANGAN BUAT LO, karena udah bikin gue gak curiga sama sekali ke Lo."
"Lo jangan coba-coba buat tembak Farrell!" Sentak Aqeela yang kini sudah berdiri didepan Farrell, melindungi tubuh Farrell dengan merentangkan kedua tangannya.
DORR
Rassya menatap nyalang Alio. "EMANG MANUSIA SETAN! IBLIS!"
•BERSAMBUNG•
HALLO TEMAN...
AKU, UPDATE...
16-06-23
KA
KAMU SEDANG MEMBACA
kesayangan AQEELA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA!] [Vote dan komen, juga yaa!!] JANGAN JADI SILENT READER, OKE? Aqeela Auresdya, gadis dengan tiga luka di masa lalu, bertemu dengan Rassya Argamahendra, cowo yang cuek dan dingin jika bersama orang lain. Jika ia sudah menganggap...