41. Pacar Zia?

165 19 0
                                    

(41)

•HAPPY READING•

"Heh, sepupu!"

Rassya menoleh lalu menaikkan alisnya, pertanda ada apa.

"Aku boleh main dirumah kamu kan? Aku tuh udah kangen banget sama mama Karin." Gerutu Zia.

Rassya hanya diam.

"Ihh kamu kenapa sih? Berantem sama Aqeela?" Tanya Zia tepat sasaran. Rassya pun langsung memelototi Zia. "Enggak."

"Ya terus kenapa, sepupu ku yang maniss pacarnya Aqeela yang manis juga." Ucap Zia geram.

Rassya menggeleng. Ia menyenderkan kepalanya di bahu milik Zia. "Gue boleh minta Lo buat gitar gak?"

Zia mengernyitkan. "Kamu aneh, Sya. Iya emang aku Sekarang lagi bawa gitar, tadi juga abis main di cafe. Tapi kamu kenapa?"

"Gue butuh senderan bentar. Lo mainin aja itu gitar. Lo kan pandai."

Zia mulai mengeluarkan gitar itu dari tas gitarnya. Lalu ia memposisikan seperti memegang gitar pada umumnya. Ia memetik senar gitarnya.

Jrengg
Jrengg

Suara alunan musik dari gitar itu masuk kedalam telinga Rassya. Rassya menutup matanya sebentar, ia sangat menikmatinya. Ia masih menyenderkan kepalanya di bahu Zia.

Meski ku bukan yang pertama~~
Dihatimu tapi, cintaku terbaik, untuk mu meskii~~~
Ku bukan bintang di langit, tapi cintaiku yang terbaik.....

Rassya membuka matanya, lalu mendongak menatap Zia dari bawah. "Kenapa lagu itu. Ganti yang lain!" Perintah Rassya tegas.

Zia menunduk, "Gak mau, kalau gak mau yaudah!"

"Kenapa dari dulu Lo suka gitar?"

Zia menatap pemandangan sekitar lalu tersenyum. "Suara petikan gitar itu, buat aku senang. Bikin aku nyaman. Kalau aku lagi marah, sedih, emosi, aku suka metik-metik senar gitarnya asal. Suara petikan gitar itu kaya bikin aku yang semula marah, emosi, dan sedih itu bisa senyum lagi. Karena aku waktu itu belum bisa main gitar, jadi aku petik asal, nah seiring berjalannya waktu, aku minta opa buat ajarin aku main gitar. Sejak itu aku sangat suka main gitar, hari demi hari aku mulai bisa, hingga sampai sekarang aku jago main gitar. Begitu juga sama kamu, kalau sedih, senggang, marah, kamu pasti main basket kan? Nah begitu juga aku aku kalau gitu juga main gitar."

"Emang kenapa?"

"Gak pa-pa. Lo jago main gitarnya. Gimana sama cowok Lo?"

"Ihh, aku dipuji sama sepupu aku yang manis ini? Sumpah demi apa?" Ucap Zia girang, hingga Rassya yang semula menyenderkan kepalanya di bahu Zia pun terjedot bahu Zia.

"Jangan besar kepala Lo." Sinis Rassya.

"Hehe. Aku sama dia baik-baik aja. Nanti sore juga sebenarnya aku mau ajak kamu ketemu dia."

"Oh boleh deh. Gue mau lihat cowok Lo, yang selalu Lo sebut-sebut keren lah, jago lah. Seganteng apa sih dia. Gantengan juga gue." Ucap Rassya narsis.

"Ihh narsis banget kamu!" Ucap Zia menekankan telunjuknya ke kening Rassya.

Tulingg
Tulingg

"Hallo, kenapa mabun?"

"ASSYA! KAMU BOLOS? KURANG AJAR KAMU YA, UDAH DISEKOLAHIN TINGGAL DUDUK TERUS DENGERIN PENJELASAN GURU, APA SUSAHNYA??!"

Rassya menjauhkan ponselnya, telinganya berdengung akibat teriakan dari bunda Karina.

"Maaf lah bund."

kesayangan AQEELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang