32. Sebelum menjauh

158 16 0
                                    

(32)

•HAPPY READING•



Saat ini Aqeela tengah berjalan pulang menuju rumahnya, angin malam hari ini sangat menusuk menembus kulit mulus Aqeela. Poninya pun berterbangan. Ia bersenandung kecil untuk menghilangkan rasa takutnya. Malam ini beda dari malam sebelumnya, ia sangat merinding. Ia mempercepat langkahnya, saat akan melangkah lagi. Suara yang sangat ia kenali memanggil namanya.

"Hai, sweetie."

Aqeela mematung, ia pun tidak berani menoleh kebelakang. Ia hanya diam ditempat. Lalu orang yang tadi memanggilnya pun memegang bahu Aqeela. Aqeela pun sedikit demi sedikit menoleh.

Damnn

"Ck! Ngagetin aja Lo. Kenapa mesti manggil kaya gitu, Hah??!" Sungut Aqeela. Ia pikir si peneror itu.

"Sorry." Aqeela hanya memutar bola matanya malas.

"Naik!" Titah Rassya.

"Iya-iya."

Rassya pun membunyikan motornya. Lalu melajukannya.

"Tadi katanya dirumah Sandrinna?"

"Hah?"

"Tadi katanya Lo dirumah Sandrinna?" Ulang Rassya.

Aqeela mengernyitkan dahinya, namun sesaat ia mengangguk mengiyakan. "Iya, terus gue pulang."

"Terus Lo malam-malam kek gini di luar ngapain?" Tanya Aqeela.

"Mau ambil gantungan kunci gue yang ketinggalan dirumah Lo, tadi." Aqeela pun hanya mengangguk.

***

Aqeela hanya memandang kotak itu, belum berniat untuk membukanya. Ia terlalu penakut untuk membukanya. Bagaimana jika kotak itu berisi tikus yang dicincang? Seperti yang ada dinovel-novel. Tidak! Aqeela tidak akan membuka kotak itu. Tampilannya saja yang, WAHH, tapi bagaimana dengan isinya. ARGGH, PENEROR GILA!

Tiba-tiba saja ada notifikasi pesan masuk.

08********** : Kau sudah pulang? Cepat bukalah kotaknya!

....

Aqeela tersentak dengan isi pesan itu. Bagaimana si pengechat itu tau semua rutinitasnya? Wah gila! Hidup Aqeela semakin rumit. Ia tak mau hidup dengan teror begini.

Aqeela memandang kotak diatas meja itu lagi. Lalu perlahan membuka kotak itu, matanya memejam, matanya yan memejam itu perlahan membuka sedikit demi sedikit. Dan,

DAMNN

"AAAAAAA, BUNDAA, IBUUU!!!" Aqeela melompat keatas kasur. Didalam kotak itu terdapat dua surat yang berlumuran darah. Entah itu darah atau hanya pewarna makanan, Aqeela juga tidak tahu. Soalnya tidak ada bau anyir/ amis.

"HUAAA, HIKSS. L-lo kenapa setega ini sama gue?" Aqeela perlahan mendekati kota tadi, lalu mengambil kertas itu dengan jijik.

Kertas pertama.

-Selamat menanti detik-detik kehancuran, sweetie. Tenang tidak lama lagi. Hanya tinggal 1-2 hari dan BUMMM, kau akan hancur-

-L

Kertas kedua.

-Dunia ini berpihak padaku. Jadi, kau tak akan bisa lari dari kehancuran mu-

-Cepat jauhi pacarmu itu. Aku merasa muak dengan sikap kalian. Kau pilih saja. Jauhi pacarmu dan pacarmu akan selamat atau tetap dengannya dan pacarmu akan MATI?! KAU MILIK KU, JIKA KAU BERSAMA ORANG LAIN, KAU HANCUR!-

kesayangan AQEELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang