(37)
•HAPPY READING•
"Lo dendam sama gue?" Ucap Aqeela, dengan wajah yang masih basah karena air mata.
"Kalau gue bilang iya? Kenapa? G.U.E P.E.N.D.E.N.D.A.M!! GUE DENDAM SAMA LO!!" Tekan Alio disetiap kata.
"Jadi? Gue kerja di cafe orang yang dendam sama gue?"
Rassya menghampiri mereka berdua. Lalu terkekeh sinis. "Oh, Lo juga kerja? Pantes malem itu Lo gue ajak keluar gak mau. Pintar banget bohong ya Lo??!" Ucap Rassya tersenyum miris. Matanya menyimpan kekecewaan yang begitu besar, begitu kentara pada Aqeela.
"Gue kerja buat menuhin kebutuhan gue! Gue gak mau terus-menerus ngerepotin Bu Inem. Udah cukup gue ngerepotin beliau!" Ucap Aqeela yang air mata sudah mengalir lagi.
Ia berlari memeluk Rassya. Ia menangis sesenggukan di pelukan Rassya. "Gue gak punya keluarga lagi Sya. Cuma bu Inem yang gue punya. Nenek, kakek gue udah gak ada semua. Keluarga gue gak ada yang peduli sama gue! Hikss hikss."
Rassya melepaskan pelukannya secara paksa, hingga Aqeela terdorong kebelakang. "Gue gak peduli. Sekali Lo bohong, licik! Gue gak peduli! Yang sekarang gue lihat itu elo bukan yang dulu! Lo sekarang itu licik dan pintar bohong!" Sentak Rassya. Ia sudah sangat-sangat kecewa dengan Aqeela.
Aqeela berjalan mendekati Rassya. Namun, Rassya perlahan mundur. "Sya, hikss. Maaf in gue. Jangan benci gue. G-gue emang salah. Maaf in gue. Katanya Lo cinta sama gue kan?"
Rassya tertawa hambar. "Gimana sama gue yang kemarin ngemis-ngemis cari maaf sama Lo, tapi gak Lo dengerin? Padahal itu udah biasa buat laki-laki."
Mata Rassya berkaca-kaca. "Cinta?" Rassya lagi-lagi tertawa hambar.
"Iya, gue emang cinta sama Lo. Bahkan cinta gue lebih besar dari pada rasa benci gue ke elo. TAPI SEKARANG, RASA KEKECEWAAN GUE LEBIH BESAR DARIPADA CINTA GUE KE ELO. GUE GAK BENCI TAPI KECEWA. " Ucap Rassya penuh penekanan di dua kalimat terakhir.
"HE.EM. Gue masih ada kejutan..." Ucap Alio.
Puk pukk
Alio bertepuk tangan, lalu munculah satu orang. Orang itu tersenyum licik. Ia berjalan santai kearah mereka : Alio, Rassya, dan Aqeela. Sementara yang lain masih di luar lapangan. Orang itu masihh menampilkan senyum liciknya.
Semua orang memandang seorang laki-laki itu bingung. Terutama Saskia dan Kiesha dkk
"Hallo, Ella. E.l.l.a nama yang bagus bukan?" Ucap seseorang itu terkekeh.
"Gue adalah orang yang bikin, Lo--" ucap orang itu sembari menunjuk Aqeela, "Dan dia--" lalu menunjuk Rassya, "Jadi kaya gini. Gue kerjasama sama dia. Gue gak terima nasib gue kaya gini. Merasa cantik Lo?"
Rassya menggertakan giginya, tangannya terkepal erat. Ia maju kedepan lalu meninju pipi Orang itu. Ia memukulnya membabi buta. Aqeela pun semakin menangis. Ia menghampiri Rassya dan orang itu, lalu mencoba menghentikannya, sedangkan Alio sudah duduk dipinggir lapangan itupun tersenyum sembari menonton, layaknya drama.
"Udah stop Sya! Gue tau Lo lagi emosi. Lo kecewa sama gue. Tapi gue mohon jangan kaya gini, dia bisa mati..." Ucap Aqeela mencoba menghentikan, air matanya tidak berhenti mengalir.
Merasa tidak dihiraukan, Aqeela pun memeluk Rassya dari belakang. "Gue mohon, hentiin Sya... Gue gak mau Lo bunuh orang..."
Ajaibnya Rassya langsung berhenti memukuli orang itu, orang itu terkapar lemas. "LO SAMA LICIKNYA KAYAK DIA, ANJ*NG!!" Ucap Rassya bergantian menunjuk orang itu dan Aqeela.
KAMU SEDANG MEMBACA
kesayangan AQEELA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA!] [Vote dan komen, juga yaa!!] JANGAN JADI SILENT READER, OKE? Aqeela Auresdya, gadis dengan tiga luka di masa lalu, bertemu dengan Rassya Argamahendra, cowo yang cuek dan dingin jika bersama orang lain. Jika ia sudah menganggap...