58. Belum usai

131 17 5
                                    

(58)

•HAPPY READING•



Papa Rassya menatap nanar Alio. Ia tidak bisa berkutik karena memang benar, ia yang telah menyabotase mobil almarhum/ almarhumah orang tua Aqeela.

Rassya menatap papanya kecewa. "Pa?"

"Papa kenapa diam aja?" Ucap Bunda.

Papa Rassya hanya pasrah. Ia juga tidak akan menyembunyikan ini lebih lama lagi. Karena selama apapun ia menyembunyikan sebuah bangkai pasti akan tercium juga nantinya. Ia juga merasa sangat bersalah saat melihat wajah anak dari orang yang ia sabotase mobilnya.

"Jawab pa!" Tekan Rassya.

Papa mengangguk. "Iya Sya, Ma."

"Papa kenapa nyembunyiin ini semua dari Mama? Sudah berapa lama papa nyembunyiin ini?!" Ucap bunda yang air matanya sudah meluncur. Ia sangat kecewa pada suaminya.

"Biar saya yang jawab Tan. 13 tahun." Sahut Alio lali tersenyum puas.

Bunda menampar dada suaminya berkali-kali. "Kamu jahat! Apa salah mereka?! kenapa papa gak pernah cerita apa apa sama mama?"

"Papa tega bohongin kita!" Imbuh Rassya. Rassya menatap Aqeela iba.

Papa Rassya hanya diam. Bunda menghampiri Aqeela. Ia memohon pada Aqeela untuk tidak melanjutkan rencana apapun itu, pasalnya ia mendengar ucapan Alio mengenai balas dendam.

"Nak, bunda mohon, maafin om Hendra. Bunda tau itu sangat berat buat kamu. Tapi tolong maafin om Hendra." Ucap bunda memohon.

Papa ikut menghampiri Aqeela. "Saya mohon maafkan saya, nak. Saya waktu itu khilaf. Mata saya dibutakan oleh uang. Saya minta maaf." Ucap papa menyesal.

Air mata Aqeela semakin deras meluncur. Ia sudah menangis sesenggukan. Ia menatap bunda, papa, serta Rassya bergantian. Matanya menatap lurus kedepan. "Maaf gak bisa ngembaliin orang tua saya." Ucapnya dengan menangis.

"Bunda harus apa, biar kamu maaf in papanya Rassya, hmm?" Tanya bunda yang masih menangis.

"Om harus apa nak? Om akan lakukan segala hal supaya kamu bisa maaf in om. Om gak mau hubungan kamu sama anak om hancur cuma gara-gara om."

Aqeela yang dari tadi berada di pelukan Saskia cs pun tiba-tiba memeluk Bunda, ia menumpahkan tangisnya disana. Ia benar-benar sakit mendengar kebenaran ini. Dunia memang kejam. Kedatangan Alio membuat mala petaka bagi Aqeela.

"Bunda, bunda sama om jangan kaya gitu. Aqeela udah gak bakal lanjutin balas dendam pada siapapun orang yang bunuh ayah dan bunda Aqeela. Aqeela bakal maafin om kok, asal om mau ziarah ke makam ayah dan bunda Aqeela aja. Om jujur sama mereka. Itu udah cukup buat Aqeela. Aqeela nggak akan memperpanjang kasus ini, Aqeela capek."

Bunda mengurai pelukan mereka. Ia berkali-kali mengusap rambut Aqeela menggunakan kedua tangannya. "Kamu beneran nak?" Aqeela langsung mengangguk.

"Terimakasih nak." Ucap Papa Rassya pada Aqeela. "Saya akan mengurus biaya hidup kamu, sebagai permintaan maaf saya pada kamu maupun orang tua kamu."

Rassya memandang mereka. Lalu menghampiri Aqeela. "Maafin papa gue, Qeel. Gue bener-bener gak tau kalau ternyata papa gue yang ngelakuin itu." Ucap Rassya.

kesayangan AQEELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang