18. Sakit

323 26 0
                                    

(18)

Hallo semuaaa.

Suka baca novel apa buku pelajaran?

Kalian suka warna apa?

•H A P P Y R E A D I N G•

Aqeela yang kini sudah dirumah pun hanya rebahan diatas kasur. Sore ini udaranya sangat panas, apakah akan hujan?

Aqeela kini rebahan sembari menatap langit-langit kamarnya. Ia tersenyum kala mengingat momen-momen tadi. Itu bukan Rassya bukan? Ia lebih banyak tertawa hanya karena kekonyolan teman-teman. Apakah bisa ia melanjutkan misi nya? Apa ia tega lebih dalam membohongi semua orang?

Aqeela menghela nafas. "Gue jadi bingung."

Bressss

Aqeela langsung menegakkan tubuhnya. "Hujan?"

Aqeela pun keluar rumah, ia berada di teras sembari menikmati hujan sore ini. Tanah bercampur air hujan menjadi aroma yang sangat khas. Aqeela sangat menyukai aroma itu. Ia menghirup udara dalam-dalam.

"Aroma, yang paling gue suka."

"Semoga kebun gue gak rusak." Batin nya.

Ia menyenderkan kepalanya pada dinding tembok. Ia menyapukan pandangan. "Ayah, bunda, Aqeela kangen tau. Ayah dan bunda, disana pasti bahagia kan?"

"Sampai-sampai, Aqeela ditinggalin." Ucapnya terkekeh.

Saat Aqeela menatap gerbang, matanya menangkap sesosok laki-laki. Sedang apa ia hujan-hujan begini, didepan gerbang orang lagi, pikirnya.

Aqeela tanpa ba bi bu langsung menghampiri laki-laki itu, dari pandangan Aqeela ia terlihat mencurigakan. "WOYY BERHENTI, LO!!" Teriak Aqeela.

Ia celingak-celinguk mencari laki-laki itu, "Kemana larinya? Cepet banget?"

"Sialan! Dia mau mata-matain gue?"

Tak peduli dengan pakaian yang sudah basah kuyup, Aqeela masih berdiri tegak didekat gerbang. Ia mengelus dagunya. "Siapa, sih?"

Aqeela melihat kekanan, lalu kekiri. Nihil tidak ada siapapun.

Dugg

"Welcome to game. Gue harap, Lo masih ingat gue." Ucapnya pada Aqeela yang sudah tergeletak. Samar-samar Aqeela masih bisa mendengar suara itu, sebelum kesadarannya menghilang.

"Thanks, udah kasih tau alamat rumahnya. Kerjasama yang baik." Ujar nya, dan dibalas kekehan "No, gue melakukan ini, hanya untuk memberikan dia pelajaran saja. Jadi jangan samain gue sama Lo."

*****

Aqeela yang baru saja bangun itupun meringis, lantaran kepalanya yang pening. Ia mendudukkan tubuhnya dengan susah payah. Ia menyenderkan kepalanya pada gerbang yang terbuka setengah. Rasanya ia tidak kuat untuk berjalan. Bagaimana ia akan sekolah?

Emang sialan.

"Gue punya musuh?" Tanya Aqeela pada diri sendiri.

kesayangan AQEELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang