47. Penyekapan?

167 18 2
                                    

(47)

Sebelum baca, saya mau mengingatkan.

DIPART INI MENGANDUNG KEKERASAN FISIK, JIKA TIDAK SUKA, SILAHKAN DISKIP.


•HAPPY READING•

Di sebuah tempat yang sangat lusuh, sungguh tidak enak dipandang. Barang bekas dimana-mana, serta lantai yang sangat kotor. Gedung yang jauh dari perkotaan. Gedung itu didekat hutan, pinggiran kota. Seorang perempuan kini tengah pingsan.

Seseorang kini tengah duduk di sebuah kursi, ia memutar kursinya untuk melihat orang suruhannya.

"Hari ini saya akan membawanya ke sebuah tempat. Siapkan lokasinya. Usahakan jauh dari kota. Setelah sekian lama, akhirnya usaha saya untuk menghancurkan mereka berdua akan tuntas." Ucapnya, lalu tertawa iblis.

"Baik tuan muda. Kami akan segera mempersiapkannya."

Seseorang yang kini sedang berdiri itu tersenyum miring, kala mengingat perkataannya beberapa waktu lalu.

"LO PIKIR GUE JATUH CINTA SAMA LO? ENGGAK! HATI GUE CUMA BUAT AQEELA!" Teriak seorang pria sembari menunjukkan tawa iblis nya.

"Tapi sayangnya, dendam gue jauh lebih besar, sehingga gue lebih memilih menyakiti orang yang gue cintai. Aneh, tapi nyata." Gumam orang itu.

Perlahan perempuan yang tadinya pingsan itupun terbangun. Kedua tangan yang diikat, kedua kaki yang diikat, serta mulut yang disumpal menggunakan kain. Belum lagi rambut yang sudah acak-acakan. Sangat memprihatinkan.

"Kamu kenapa ngelakuin ini sama aku?" Tanya perempuan itu.

Pria itu terkekeh, terkesan sangat meremehkan. "13 tahun lalu?"

Perempuan itu mengernyit, dengan air mata yang tak henti-hentinya mengalir diwajah cantiknya.

"Rekam?"

"Pria?"

"Sabotase?"

"Kecelakaan?"

Tanya pria itu beruntun.

Perempuan itu menegang. Ia kembali teringat pada bayang-bayang masa lalu. Perempuan itu menggeleng.

"L-lio, jadi sejak saat kamu nembak aku itu, cuma mau manfaatin aku? Kamu nggak suka sama aku?"

Alio, orang yang sama seperti orang yang membongkar rahasia yang selama ini Aqeela pendam.

Alio terkekeh sinis. Ia memegang dagu perempuan itu. "Lo aja yang bodoh, Zia!" Setelah itu menghempaskannya.

Alio beralih memegang rambut Zia dengan kencang sehingga kepalanya ikut tertarik kebelakang membuat wajah Zia berhadapan dengan wajah Alio, itu membuat Zia meringis, sangat ngilu. Alio menatap tajam Zia, "CEPAT BERIKAN REKAMAN ITU! ATAU LO MAU MATI DI SINI?"

"Lio, aku udah banyak cerita tentang sikap manis kamu ke sepupu aku, dia baik, om sama mama Karin baik sama aku. Aku gak akan tega ngasih rekaman itu sama kamu. Lagian rekaman di handphone aku 13 tahun silam udah hilang kok." Ucap Zia yang menahan rasa sakit di sekujur kepalanya.

Lio semakin kencang memegang serta menarik rambut Zia. "LO PIKIR GUE PEDULI ??! CEPAT KASIH REKAMAN DI HANDPHONE LO ANJ*NG!"

Zia memegangi tangan Lio yang memegang rambutnya. Ia menangis semakin kencang. "Zia gak bakal kasih! Zia gak mau Aqeela benci sama keluarga Argamahendra. Dia temen aku, berarti dia harus aku lindungi. Aku gak peduli kalau kamu sukanya sama dia, bukan sama aku."

kesayangan AQEELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang