35. Sang peneror yang licik

160 17 2
                                    

(35)

•HAPPY READING•



Bel pulang sekolah berbunyi, namun Aqeela belum beranjak dari duduknya. Saskia dkk pun menghampirinya.

"Qeel, bareng kita aja yok. Gue takut nanti Lo kenapa-kenapa," Ujar Saskia.

"Gak usah deh, gue naik angkot aja. Tapi btw senin itu Rey jadi turnamen?" Ucap Aqeela.

Sandrinna tersenyum antusias. "Jadi! Gue denger-denger juga katanya senin itu bebas."

"Oke. Semoga menang ya."

"Ini beneran? Lo gak mau ikut kita aja?" Tanya Saskia memastikan.

Aqeela menggeleng sembari tersenyum. "Enggak. Gue mah gampang."

"Beneran?"

"Iya Saskia, ya Allah, emosi nih gue lama-lama."

"Yaudah kita duluan ya. Kalau ada apa-apa kabarin kita."

Punggung mereka pun menghilang dari pandangan Aqeela. Aqeela beranjak dari duduknya, namun pandangannya tertuju pada tas Rassya, tas nya masih ada dikelas. Namun, kemana orangnya?

Aqeela ingin membawakan tas itu, namun, hubungan mereka sedang ada kendala, ia takut salah. Aqeela pun bersikap bodo amat, ia pun keluar dari kelasnya, tiba-tiba Aqeela menubruk dada seorang laki-laki,

Dugg

"Pulang bareng gue. Kita cuma break, bukan berarti kita harus asing, kan? Gak salah kan kalau kita semotor?" Ucap Rassya dengan wajah datarnya.

Aqeela mendongak mendapati Rassya yang menatapnya datar, bukan tatapan lembut yang selalu ia dapatkan.

"Gak usah, g-gue bisa naik ojol. Iya, gue bisa naik ojol." Ucap Aqeela gugup.

"Gue gak peduli, sekali bareng, ya bareng! Minggir!" Ucap Rassya menggeser tubuh Aqeela.

Aqeela menghela nafas panjang. Lalu ia keluar, menunggu Rassya didepan kelas. Tak lama Rassya keluar dari kelas, Rassya pun berjalan didepan dan Aqeela dibelakang. Aqeela menatap punggung tegap Rassya, Rassya pun tidak menoleh kebelakang. Aqeela seperti kesusahan mengikuti langkah kaki Rassya yang cepat. Aqeela sesekali berlari kecil.

"Ah anjir, kenapa jalannya cepat banget sih?" Gerutu Aqeela kesal.

Rassya yang mendengar gerutuan itupun tersenyum kecil, lalu memelankan langkah kakinya. Aqeela pun mengernyitkan, "Wah gila ni orang, tadi cepet sekarang lambat? Udah lah yang penting jangan cepat-cepat jalannya."

****

"Mau mampir gak, Sya?" Tanya Aqeela yang sudah turun dari motor Rassya.

"Gak." Balas Rassya cuek.

"Yaudah hati-hati ya, jangan ngebut-ngebut. Bahaya."

Rassya melirik Aqeela datar. "Gue tau."

Aqeela menggaruk tengkuk kepalanya yang tak gatal, "Cuma ngingetin aja." Ucapnya disertai senyum tak enak.

"Kok Jadi canggung gini sihh??" Batin Aqeela.

Rassya yang sudah bersiap pergi itupun mengurungkan niatnya karena ucapan Aqeela. "Titip salam buat bunda dan papa ya, Sya. Sampein juga maaf gue ke papa, karena belum bisa ketemu sama beliau. Maaf kalau hal itu ngecewain Lo maupun papa lo."

Rassya hanya mendengarkan saja. Setelah di rasa suara Aqeela tidak ada lagi, ia pun melajukan motornya.

Angin sore itu mampu membuat dedaunan bergerak mengikuti irama. Matahari yang mulai tenggelam itupun membuat kesan warna jingga dilangit. Itu indah.

"Hebat juga, hubungan gue udah break aja, padahal belum ada sebulan. Semoga hubungan gue gak lebih dari break. Gue lebih milih break daripada putus. Gue sayang sama dia." Gumam Rassya.

Setelah beberapa menit mengendarai kuda besinya, Rassya pun sampai dirumahnya. Ia memarkirkan kuda besinya digarasi, lantas ia pun menuju pintu utama rumah, namun belum sempat mengetuk, suara orang jatuh memasuki gendang telinga Rassya.

Bugg
Gedubrakkk

"Awsss, kan tadi gue bilang gue gak bisa manjat! Jatuh kan, lagian kan kita bisa minta satpamnya Rassya buat bukain!" Kesal orang yang tadi terjatuh.

"Berisik Lo anjir. Lihat Rassya jadi ngelihatin kita kan!"

"Ya kan ini salah Lo, ngapain Lo nyuruh gue manjat, udah tau gue kalau manjat kakinya geter-geter."

"Ya ngapain Lo turutin bego!!"

"Ya... yaa gak tau juga, pekoknya itu salah Lo!"

"Pokoknya anjayy!" Koreksi temannya.

Rassya yang mendengar keributan didepan gerbang itupun menghampiri mereka berdua.

Rassya menatap keduanya, lalu menatapnya malas.

Mereka berdua meringis mendapati tatapan malas dari Rassya. "Anu, itu, anu..." Ucap tadi yang memanjat.

"Anu... Sorry bro kita ngikutin Lo, habisnya tadi si Clay bilang kalau Lo lagi gak baik-baik aja, jadi ya kita ikutin." Jelas Kiesha.

Rassya membuka pagar rumahnya. "Satpam Lo kemana?" Tanya Clay.

"Cuti."

Mereka pun mengikuti Rassya dari belakang. Namun masih saja ribut, saling menyalahkan.

"Ini gara-gara Lo, udah bener tadi kita izin aja sama Rassya buat ngikutin." Ucap Kiesha.

Clay menjitak kepala Kiesha. "Kalau bilang namanya bukan nguntit, gobl*k!" Ucap Clay geram.

"Iya juga ya."

"Lo berdua mau masuk, apa gue tutup lagi pintunya?" Ucap Rassya yang sudah menginjak dalam rumah.

Mereka berdua menoleh. "Masuk lah, capek nih gue, minta minum boleh kan?"

"Nyusahin!"

Mereka berdua pura-pura kaget, lalu memegangi dadanya, lalu mengelusnya. "HAAAHH... Sungguh mulia sekali bukan teman hamba ini." Ucap mereka berdua mendramatis.

"Garing. Udah sana duduk disofa." Suruh Rassya.

"Terimakasih tuan." Ucap mereka berdua tersenyum.

Rassya menatap tajam keduanya. "Coba kalian ulangin."

"Thanks, Sya."

Rassya hanya memutar bola matanya malas.

"BI, TOLONG BUATIN DUA MINUM BUAT TEMAN RASSYA YA." teriak Rassya.

"Baik den." Sahut bibi.

"Gue keatas dulu."

***

Di lain tempat.

"Gimana?"

"Tenang, beres ini mah. Semua berjalan mulus tanpa ada halangan."

Seseorang itu tertawaan iblis. "Bagus, gimana rasanya kerjasama sama saya? Enak kan?"

"Enak sih, tapi gak enaknya, setiap Deket Lo gue harus jaga-jaga. Takut langsung di clurit kan gak lucu." Ucap orang itu terkekeh.

"Oke. Senin Lo harus ikut gue. Gue ada tugas penting buat Lo."

"Baiklah."


•BERSAMBUNG•

Hallo, teman!

Dalam hitungan hari udah puasa nih, selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan ya, bagi yang menunaikan.

Dan kemungkinan, aku up nya malam, gak nentu ya. Tapi ini masih kemungkinan.

Terimakasih.....


21-03-23
KA

kesayangan AQEELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang