56. Hari terakhir ujian

107 15 2
                                    

(56)

•HAPPY READING•

Sudah banyak mapel yang mereka lalui, sekarang hanya satu mapel lagi maka mereka akan selesai ujian. Banyak lika-liku yang mereka jalani. Contohnya, usaha untuk mencontek teman, pffttt. Bercandaa.

"Alhamdulillah kurang satu mapel lagi otak gue bebas mikir." Ucap Clay yang sudah lemas. Ia menyenderkan kepalanya dimeja kantin.

"Gue masih gak nyangka sih, soalnya bakalan lumayan susah gini." Imbuh Farrell.

"Bukan lumayan, emang susah." Sahut Rey yang meminum es jeruk. "Nikmat." Ucap Rey, setelah meneguk es jeruk itu.

Clay tersenyum devil. "Bagi dong!" Ucap Clay merebut gelas Rey.

"Juangkrik!" Misuh Rey.

Pekkk

Suara buku yang baru saja menyentuh bibir Rey. Rey meringis kesakitan, sungguh ini rasanya seperti wonderwomen.

"Sorry. Tangan gue gerak sendiri." Ucap Aqeela dengan senyum tak berdosanya.

Rey hanya merespon dengan senyum, walaupun hatinya kini ingin membalas perbuatan Aqeela. "Seperti biasa, dia punya dendam kesumat sama saya."

"Murni kesengajaan, karena omongan Lo ganggu orang." Ucap Rassya.

"Dia juga ngomong ya!" Ucap Rey tak terima.

"Udah beb." Ucap Sandrinna mengelus punggung Rey.

Kring
Kring

Ujian selanjutnya akan dimulai, maka Rassya serta Aqeela cs pun memasuki ruang ujian.

Ruang ujian tempat Aqeela kini hening, namun sempat terjadi kegaduhan karena lembar jawab yang jatuh, tak lama malah terinjak oleh siswa lain.

Aqeela menatap lembar kertas yang banyak tinta itu. "Yok bisa yok, Qeel. Lo harus fokus!"

Aqeela berkali-kali tidak fokus akan soal yang berada didepannya itu, ia juga berkali-kali memegang kepalanya yang tiba-tiba pusing. Guru yang sedari tadi memang memperhatikan gerak-gerik murid itupun tak sengaja menatap Aqeela, lalu guru itupun menghampiri Aqeela.

Guru itu menepuk pundak Aqeela. "Kamu tidak pa-pa?"

"Saya tidak apa-apa pak, saya cuma sedikit sulit mengerjakan, hehe." Alibi Aqeela. Guru itu hanya mengangguk, lalu kembali ke tempatnya semula.

Terhitung sudah satu jam setengah Aqeela menyelesaikan soal-soal yang berada di kertas ujian itu. Tiga puluh lima soal pilihan ganda, sepuluh soal menjodohkan dan lima soal esai, Aqeela kerjakan dengan sedikit tidak fokus, tapi berakhir selesai juga, jika disertai dengan niat bersungguh-sungguh.

Aqeela pun izin ketoilet sebentar.

Aqeela melewati lorong yang masih sepi, karena sebagian masih berada diruang ujian. Ia berjalan sambil celingak-celinguk.

"Apa perasaan gue aja yaa?" Gumam Aqeela pelan.

Ia mencoba mempercepat langkahnya. Sampailah kini ia didepan pintu toilet itu. Saat salah satu kakinya akan menginjak pintu toilet, tiba-tiba seseorang membekap mulutnya dengan kain. Aqeela mencoba berteriak, sesekali memberontak, namun nihil, kekuatan seseorang itu lebih besar darinya.

Perlahan matanya tertutup, hingga ia kehilangan kesadarannya.

Seseorang itu celingak-celinguk, untuk memastikan keadaan sekitar. Setelah dirasa aman, ia membawa kabur Aqeela, lewat gerbang belakang.

"Tuan, saya berhasil menculiknya."

Orang yang disebut tuan itu menoleh. Dilihat ia memakai sebuah slayer yang menutupi sebagian wajahnya. "Cepat masukkan ke dalam mobil!" Dengan segera seseorang itu menuruti perintah tuannya.

Sedangkan didalam ruang ujiam Aqeela.

"Dimana Aqeela? Kenapa belum kembali-kembali?" Tanya guru itu pada seluruh murid yang berada diruang ujian.

Clay yang memang satu ruang ujian dengan Aqeela itupun memanggil Bayu dengan berbisik. "Sst ssst. Lo tau dimana Aqeela?"

"Tadi dia izin ketoilet, tapi belum balik sampai sekarang. Padahal kertas ujian semua udah dikumpulin tinggal punya dia." Ucap Bayu.

"Coba Lo cek punya Aqeela, udah selesai belum, kalau udah tinggal bilang sama guru."

Bayu mengangguk. Lalu ia angkat tangan. "Pak izin. Coba bapak cek saja lembar ujian Aqeela, siapa tau sudah. Karena dia selalu cepat dalam mengerjakan soal pak."

Guru itu tersenyum. "Baik. Terimakasih atas saran kamu."

Guru itu menghampiri meja Aqeela, lalu mengecek lembar ujian Aqeela, dan benar saja semua sudah terisi. Guru itupun mempersilakan semua murid untuk pulang. Karena memang ini mapel terakhir ujian.

Clay pun segera berdiri, sebelum keluar ia membereskan peralatan tulis Aqeela, lalu ia bergegas untuk menghampiri ruang ujian sebelah, ruang ujian pacarnya. Namun, tujuannya sekarang bukan pacarnya tapi Rassya.

Clay bersyukur karena ruang itu juga semua murid sudah keluar.

"SYA! GAWAT!" Ucap Clay berlari menghampiri mereka semua dengan wajah panik.

"Kenapa?"

"Aqeela gak balik-balik dari toilet. Tadi dia izin, tapi sampai sekarang belum balik."

"Kapan izinnya?" Tanya Rassya.

"Gue gak tau pasti, tapi udah lama."

Rassya segera berlari ketoilet cewek terdekat dari ruang Aqeela. Ia ingin memasuki toilet itu namun segera mendapatkan teriakan maut dari adek kelas.

"KAKAK KENAPA MASUK TOILET CEWEK?! KAKAK MAU MESUM, HAH??! INI DISEKOLAHAN LOH KAK!"

Rassya menatap tajam kedua perempuan itu, lalu menjambak rambutnya sendiri. "ARGHH! GUE GAK MESUM! GUE CUMA MAU NGECEK CEWEK GUE ADA DIDALAM ENGGAK, ANJ*NG!" Ucapnya emosi.

Saskia dan Kiesha cs menghampiri Rassya. Saskia maju ia berujar pada Rassya, "Biar gue yang masuk, Lo tunggu disini aja."

Rassya pun mengangguk.

Saskia masuk diikuti Ratu dan juga Sandrinna. Ia mengecek setiap bilik kamar mandi. Namun nihil Aqeela tidak ada. Mereka segera keluar.

"Gimana, ada gak?" Ucap Rassya penuh harap.

Mereka bertiga menggeleng.

Rassya menyenderkan punggungnya ketembok.

Namun ada seorang perempuan yang berjalan menghampiri mereka semua.

"Kalian lagi cari Aqeela?"

"Iya? Lo tadi lihat Aqeela nggak? Atau mungkin, papasan?" Ucap Kiesha.

Perempuan itu mengangguk, Rassya menegakkan tubuhnya, lalu menghampiri perempuan itu. "Dimana Aqeela?"

"Tadi gue lihat dia dibawa laki-laki, lewat gerbang belakang."

"KENAPA LO GAK NGEBERHENTIIN??! ATAU TERIAK?!" Ucap Rassya mendengar perkataan gadis itu barusan.

"G-gue takut."

"Ini bukan waktu yang tepat buat marah-marah Sya! Kita lebih baik cari Aqeela." Ucap Rey.

"Ya kemana??! Kita aja gak tau jejak itu yang nyulik Aqeela!"

"YA BERUSAHA! KITA BISA CEK CCTV! JANGAN CUMA EMOSI AJA YANG LO KEDEPANIN, PLEASE!" Ratu memohon pada Rassya.

Rassya terdiam. Benar. Omongan Ratu benar. Ia bisa mengecek cctv kearah gerbang belakang.

•BERSAMBUNG•


HAII, TEMANNNN....

AKU, UPDATE...

13-06-23
KA

kesayangan AQEELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang