(50)
•HAPPY READING•
"Lo dulu nakal banget. Kalau sekarang berani nyakitin gue gak?" Tanya Rassya menggoda.
Aqeela yang sedang mengaduk kuah dimangkok itu menghentikan aktivitasnya. Pipinya bersemu merah, ia jadi maluu jika mengingat masa kecilnya. Ia menunduk.
"Kok diem?" Tanya Rassya lagi.
"Ya, ya berani lah, maksudnya nyakitin fisik kan? Kalau nyakitin hati Lo, gak bisa kayaknya. Gue udah ngerasain itu, jadi gue gak mau Lo ngerasain itu. Hehe." Ucap Aqeela menatap manik mata Rassya.
Rassya tersenyum. Ia menyentuh tangan mungil Aqeela yang berada diatas meja, lalu mengelusnya. "Kalau emang seandainya Lo berani nyakitin hati gue, kayaknya gue bakal tetap sayang dan cinta sama Lo. Dan semoga Lo selalu bahagia jika bersama gue. Jangan nangis kalau lagi sama gue. Gue gak suka."
"Berarti kalau gue lagi gak sama Lo, gue boleh nangis gitu?"
"Ya enggak gitu, pokoknya jangan nangis. Nangis kalau emang lo bener-bener gak kuat aja. Jangan buang-buang air mata."
Aqeela tersenyum. "Gue selalu bahagia sama Lo kok. Tapi gue suka kalau Lo marah kayak tadi. Lo jadi makin lucu."
Rassya tersenyum miring. "Jadi Lo suka gue kayak tadi?"
"Suka sih. Tapi ya jangan beneran marah, terus ngediem gue. Terus nanti Lo diem-diem ngasih gue payung, kaya kemarin-kemarin itu tuh."
Rassya mengernyitkan dahinya. "Payung apa?" Jawabnya pura-pura tidak tahu.
"Kalau emang ngerasa ngasih, gak usah nyembunyiin gitu. Nanti pantatnya makin lebar mau?" Gurau Aqeela, lalu tertawa pelan.
"Teori dari mana lagi itu? Mana ada gak mau ngakuin terus berhubungan sama pantat lebar, ada ada aja Lo." Heran Rassya.
"Ya ada lah. Teori dari gue itu!" Jawab Aqeela cepat. Ia juga menyilangkan tangannya didepan dada. Ia menatap Rassya menantang.
"Iya iya, maaf. Jangan kaya gitu. Yang kalem dikit." Ucap Rassya lalu tersenyum tipis.
"Buruan dihabisin, bentar lagi masuk nih." Lerai Rassya.
***
"Ini Lo pulang dulu aja, ya. Ganti baju, habis itu baru kerumah sakit jenguk Zia." Ucap Rassya yang bersiap melajukan motornya.
"WOIII, TUNGGU DULUU!"
Rassya dan Aqeela menoleh kebelakang. Ternyata ada Farrell yang berjalan kearah mereka dengan nafas ngos-ngosan.
Rassya menatap Farrell, lalu menaikkan salah satu alisnya, pertanda ada apa.
"Gue cuma mau ngasih tau. Hati-hati, dan tetap waspada." Pesan Farrell.
Aqeela dan Rassya mengernyitkan dahinya. Farrell yang mengerti pun menjawab. "Cuma ngingetin aja. Masalah gak ada yang tau kapan datang kan?"
"Oh oke, makasih. Kita duluan ya." Ucap Aqeela, dan Farrell hanya tersenyum.
Rassya pun kemudian melajukan motornya.
"Gue mau langsung kerumah sakit aja." Pinta Aqeela.
"Yaudah, terserah."
"Lo tau maksud Farrell tadi gak?" Tanya Aqeela memulai percakapan.
Rassya memelankan motornya.
"Gak tau pasti. Tapi yang pasti, kita harus hati-hati aja. Kayaknya tadi dia ngomong itu serius banget. Kayak seakan-akan bakal ada kejadian yang terjadi nantinya gitu." Ucap Rassya serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
kesayangan AQEELA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA!] [Vote dan komen, juga yaa!!] JANGAN JADI SILENT READER, OKE? Aqeela Auresdya, gadis dengan tiga luka di masa lalu, bertemu dengan Rassya Argamahendra, cowo yang cuek dan dingin jika bersama orang lain. Jika ia sudah menganggap...