(51)
•HAPPY READING•
Sekarang jam 18.30. Aqeela berpamitan untuk pulang. Ia harus bekerja. Karena kemarin ia sudah mengambil cuti, itu berkat Farrell juga.
"Kak Zia, Aqeela pulang dulu ya. Cepet sembuh juga. Aqeela juga senang bisa cerita-cerita sama kak Zia, nanti ajarin Aqeela main gitar ya, nanti imbalannya Aqeela ajak maraton Drakor, atau dracin?"
"Iya makasihh. Kalau aku udah sembuh dan ada waktu luang, kita belajar gitar sama-sama."
Setelah itupun Aqeela keluar dari ruang rawat Zia bersama dengan Rassya. Mereka berjalan berdampingan menuju parkiran, Rassya pun menggandeng tangan Aqeela. Aqeela menoleh, sedangkan Rassya hanya tersenyum.
"Kucingnya gimana? Makin gembul gak?" Tanya Rassya.
"Kucingnya gemoy, kalau gak dikasih makan suka jalan disekitar kaki gue, jadi pernah keinjek." Jujur Aqeela.
"Kaya Lo dong. Lo kan lucu."
Lagi dan lagii, pipi Aqeela bersemu merah. "Apasih Sya!"
"Btw semangat kerjanya. Kalau nanti Alio ngapa-ngapain Lo, langsung telpon gue!"
**
Saat ini Aqeela sudah memakai pakaian yang rapi, ia sekarang sudah berada di cafe Alio. Disana ia bersikap seperti biasa, walau didalam hatinya deg-degan jika nanti bertemu Alio. Seperti biasa ia memakai Appron, ia melayani pembeli cafe tersebut. Ia tersenyum ramah kepada para pengunjung.
Cafe itu memang 99% pengunjungnya remaja. Entah itu sebatas nongkrong sembari mengobrol-ngobrol ria, atau hanya mengerjakan tugas saja.
Terhitung sudah beberapa kali Aqeela digoda oleh pengunjung berjenis kelamin laki-laki. Namun Aqeela hanya tersenyum ramah didepan cowok-cowok itu, selepasnya ia sinis. Belum tau apa kalau pawangnya sekali marah abiss lu semua.
Aqeela yang kini sedang duduk itupun memperhatikan Manda yang sedang membersihkan sekitar, yang tadi ia gunakan untuk membuat sesuatu.
"Aqeela, dari tadi ponsel kamu geter mulu, coba dilihat siapa tau penting." Ucap Manda.
Aqeela menggeleng. "Gak papa mbak, nanti aja kalau udah selesai kerja."
"Oh yaudah kalau gitu."
"Mbak, kira-kira nanti pas ujian aku masih bisa konsisten enggak ya sama kerjaan aku ini. Aku takut nggak bisa konsisten mbak." Keluh Aqeela.
Manda pun menghampiri Aqeela. "Insyaallah bisa. Jangan ngeluh dulu. Berdoa aja. Kalau ujian pasti pulang lebih cepat dari biasanya kan? Itu kamu gunain buat istirahat, sembari baca-baca buku mapel. Habis nanti kamu pulang kerja langsung tidur. Paginya kamu usahain baca-baca materi sedikit, ngulang apa yang kamu pelajarin kemarin. Aku yakin kamu pasti bisa. Aku cuma bisa nyaranin gitu. Kalau kamu ada yang gak bisa, kamu bisa tanya Mbak." Ucap Manda tersenyum tulus.
"Mbak Mand, kalau mbak Mand kaya gini Aqeela jadi ngerasa punya kakak."
"Insyaallah mbak bisa bantu kalau kamu butuh bantuan mbak. Kalau kamu gak bilang butuh bantuan mbak, mbak gak bakal tau."
"Makasih mbak." Manda hanya mengangguk.
"Iya sama-sama. Udah sana, beresin gelas yang ada dimeja pojok. Nanti dimarahin bos lagi." Ucap Manda terkekeh.
Aqeela ikut terkekeh.
Aqeela Pun bergegas untuk membereskan gelas-gelas serta piring yang ada diatas meja itu. Saat mengangkat gelas, ia menemukan sebuah kertas yang dilipat-lipat hingga kecil. Aqeela mengambilnya. Aqeela membuka kertas itu. Ia membaca tulisan yang berada di kertas itu. Detik berikutnya ia tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
kesayangan AQEELA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA!] [Vote dan komen, juga yaa!!] JANGAN JADI SILENT READER, OKE? Aqeela Auresdya, gadis dengan tiga luka di masa lalu, bertemu dengan Rassya Argamahendra, cowo yang cuek dan dingin jika bersama orang lain. Jika ia sudah menganggap...