40. Diam diam masih mengawasi

170 20 2
                                    

(40)

>>Semarah, sekecewa apapun orang itu, kalau udah sayang sama cinta, pasti masih ada sedikit rasa kepedulianya.<<

-----Eccaptrrrr----



•HAPPY READING•


Gadis dengan muka tak bersemangat dan wajah sembab itu berjalan keluar gerbang. Namun suara klakson membuatnya menoleh ke arah suara. Ia mendapati Farrell yang tersenyum kepadanya.

"Kenapa?" Tanya gadis itu.

"Mau pulang bareng?"

Gadis itu menggeleng, lalu tersenyum tipis. "Enggak. Gue ada urusan. Makasih tawarannya, gue duluan."

Farrell masih terus membuntuti Aqeela, Aqeela yang berjalan itu merasa jengkel karena telah diikuti. Sesaat ia memberhentikan langkah kakinya. "Kan tadi gue udah bilang, gue pulang sendiri! Berarti jangan ikutin gue, Rell."

"Gue khawatir Lo kenapa-kenapa. Kondisi Lo lagi gak kaya biasanya."

"Gue bisa sendiri. Tenang! Gue gak bakal kenapa-kenapa. Kalau Lo mau gue maafin sepenuhnya, ya ikutin aja ucapan gue beberapa menit lalu! Gue pulang sendiri, oke?" Ucap Aqeela.

Farrell pasrah, ia juga butuh maaf dari Aqeela. "Iya deh. Kalau ada apa-apa calling-calling gue. Gue duluan."

Kini tersisa Aqeela yang menuju halte bus dekat SMA Lentera. Ia duduk di sana sembari menunggu bus. Ia membuka ponselnya, lalu membuka aplikasi berwarna hijau itu di ponselnya, WhatsApp. Ia murung lagi, sampai sekarang ternyata chatnya sama sekali tidak dibuka ataupun dibaca Rassya. Kalau begini, kenapa tadi ia tidak bareng Farrell saja. Itung-itung kan irit ongkos, hehe.

"Oke gapapa, dia juga butuh waktu sendiri." Ucap Aqeela sembari tersenyum. Walaupun matanya kini berkaca-kaca.

Ia menengadah ke atas langit, guna menghalau air matanya yang akan jatuh. Lalu mengusapnya. "Padahal kan, gue mau kenalin dia sama ayah dan bunda."

Ia yang semula di halte itupun membuka ponselnya, sudah sampai mana ojol yang ia pesan. "Sebentar lagi sampe Abang." Gumam Aqeela.

Setelah 5 menit Abang ojol pun datang. Aqeela pun langsung menghampiri ojol itu. "Mbak Aqeela ya? Atas pesanan ke Tpu ini?" Tanya ojol itu.

Aqeela mengangguk, ojol itupun memberikan helm untuk Aqeela. "Di pakai mbak helm nya, biar aman."

"Iya Bang."

Ojol yang kisaran berumur dua puluh lima itupun melajukan kendaraannya.

"Bang nanti berhenti sebentar di toko bunga ya, saya mau beli bunga." Ucap Aqeela sedikit keras, agar sang abang ojol mendengar. Karena, posisi mereka sedang ada dijalan.

"Siap mbak."

**

Di sinilah ia sekarang, TPU. Ia berjalan menuju makam ayah dan bundanya.

Ia berada diantara makam ayah dan bundanya, ia duduk. Lalu membaca beberapa surat serta ayat Yasin.

Setelah selesai, ia menyiram air ke makam ayahnya, di susul oleh bunga.

"Ayah, Maafin Aqeela baru bisa datang lagi. Aqeela tuh kangen sama ayah. Kangen ayah manjain Aqeela, terus bunda marah... Haha."

"Ayah Aqeela mau beli permen milkita dua toples, terus nanti pergi main sama ayah, pokoknya ayah harus turutin semua mau Aqeela. Titik! Gak pake koma, tanda seru, tanda tanya!"

kesayangan AQEELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang