26. Lapangan basket

147 21 0
                                    

(26)

H A P P Y R E A D I N G•

Seperti sudah menjadi rutinitas bagi Aqeela setiap jam tujuh malam. Ia harus pergi bekerja untuk bertahan hidup. Ia tidak mau terus-terusan menjadi beban Bu Inem. Walaupun ia dikirim uang oleh Bu Inem, uang itu sebagian ia tabung. Ia juga harus mencari kerja sampingan bukan? biar tidak terlalu mengandalkan Bu Inem.

"Siall! Makin kesini gue makin diteror terus. Kalau dia benar-benar datang. Bisa gawat." Umpat Aqeela.

Ia kini sedang berjalan menuju tempat kerjanya, Cafe Alio.

Untung saat kejadian pertama kali kerja, ia tidak dipecat oleh bosnya, yang katanya misterius itu. Tapi menurut Aqeela dia tidak misterius, tapi sok misterius.

"Kira-kira Bu Inem lagi ngapain ya?"

"Kapan-kapan gue telfon deh, kalau sekarang takutnya ganggu."

Setelah beberapa menit berjalan, ia pun sampai ditempat kerjanya.

"Hallo Manda." Sapa Aqeela.

Manda menoleh lalu melirik sinis Aqeela. "Ya."

Aqeela mengernyitkan dahinya. "Ngapain Mand?"

"Ya lihat lah! Aku lagi ngapain?!" Ucap Manda sinis.

Aqeela menyemburkan tawanya, ia tertawa terbahak-bahak. "Bwahahahahaahaa. Ngapain sih Lo Mand? Gak cocok, kalo Lo itu jadi antagonis. Hahaha."

Manda menyilangkan tangannya didepan dada. "Ihh, Lo mah ya Qeel, gak bisa diajak kompromi. Gue tuh mau jadi kayak yang di drakor-drakor itu, kek di dracin-dracin gitu juga. Jiwa Badas!"

Aqeela menggebrak meja. "Lo suka drakor, dracin?" Ucap Aqeela antusias.

Manda mengangguk mantap.

"Kapan-kapan kita nobar. Mau?" Ajak Aqeela.

"Kalau waktu senggang. Kita kan kalau malem kerja."

"Kerja!"

Keduanya menoleh pada sumber suara. Disana sudah ada bos mereka, yang mereka sendiri bahkan tidak tau namanya. Ia berdiri dengan wajah garang. Walaupun wajahnya tertutupi oleh masker namun ia tau, wajah tampan itu sedang berada pada mode galak.

Mereka berdua pun langsung beralih pada pekerjaan masing-masing.

Pemilik cafe itupun menyeringai dibalik masker.

*****

Dug
Dug
Dug

Rassya sedang mendribble bola basket. Ia beberapa kali memasukkan bola kedalam ring. Basket. Itu memang hobi Rassya. Ia bermain basket hanya saat ia sedang senggang. Ataupun lagi banyak masalah. Saat ini ia sedang senggang. Selain basket, ia juga hobi mencintai Aqeela. Bagaimana Aqeela memikat Rassya, yang jelas-jelas cuek. Ah iya lupa, Rassya sudah lebih dulu mengenal Aqeela bukan?

"Jadi kangen."

Ia pun duduk disamping lapangan basket itu. Ia mengambil air minum yang sudah ia bawa sekaligus handuk. Ia meneguk air minum itu, setelah nya ia mengambil handuk untuk mengusap keringat yang membasahi wajahnya.

Ia membuka ponselnya.

Clay : Posdim.

Ssya : Poskamling?

Clay : jalan?

Ssya : lapangan.

kesayangan AQEELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang