2. Dia Lahir Dari Perutku?

10.3K 820 11
                                    

3 tahun kemudian...

Di sebuah rumah ukuran sedang bergaya modern, Lebih tepatnya pada ruang tamu tampak pria dewasa berlari membawa baju jas anak kecil sambil meneriaki bocah yang berlarian sana sini, "Zartin! Aku bilang berhenti! Ayo pakai bajumu, Kita sudah hampir telat ke pesta pernikahan pamanmu!!"

Namun bocah pirang dengan sejumput rambut hitam yang menjulang itu menggeleng ribut tanpa menghentikan larinya, "Tidak mau! Zal tidak mau pakai baju itu, Panasssss!" Tolak si bocah cadel kepada ayahnya.

Ary benar-benar gemas ditambah geram mendengar penolakan putranya, "Kalau kamu begini terus, Aku akan meninggalkanmu sendirian di rumah!" Ancamnya kemudian.

Barulah sesudahnya si bocah pirang berhenti berlari, Dia mencebik ke ayahnya, "Hiks... Papa jahat! Zal tidak mau pake itu! Ganti kaos saja bial tidak gelah!" Rengeknya lalu berjongkok menelungkupkan mukanya diantara tangan.

Ayah satu anak itu garuk-garuk kepala diselingi tarikan nafas panjang, "Ck dasar! Ayo ikut aku ke kamar." Dia langsung menenteng sang anak yang masih sesenggukan ke dalam kamar mereka.

Zartin bertanya disela-sela sang Ayah memakaikannya bedak, "Papa papa, Paman Sam tampan atau tidak saat pelnikahan nanti?"

"Jelas dia tampan, Kamu tau? bahwa sebenarnya aku juga naksir dengannya, Sayang paman Sam sudah punya calon istri." Jawab Ary pura-pura sedih. Pria sepertinya naksir kepada playboy seperti Sammy? Huh! Dia heran dengan Lala yang mau-mau saja menerima lamaran temannya itu.

Anak berumur 2 tahun tersebut mengejek, "Memangnya selain lestolan, Apa lagi yang Papa punya untuk melamal paman Sam?"

Kerutan tergambar seketika di wajah Ary, Lantas dicubitnya telinga putranya, "Apa barusan tadi kamu mengejekku hmm?"

Bayi 2 tahun menggeleng cepat, "Tidak, Zal tidak mengejek Papa, Itu kenyataannya, Papa."

Jleb!

Ary menyentuh dadanya yang mendadak sakit akibat jawaban dari anaknya sendiri. Semiskin itukah dia di mata putranya? Padahal restoran yang dimilikinya saat ini merupakan salah tempat makan yang cukup mewah meski kecil. Berbagai macam jenis hidangan serta minuman enak tersedia disana, Harganya pun cukup terjangkau.

"Papa papa, Apa kita tellambat?"

"Kamu sudah tau tapi bertanya, Huh!" Enggan meladeni pertanyaan lebih bayinya, Ary mempercepat gerakannya dalam mendandani anaknya.

Usai berganti mereka meluncur dengan mobil ke tempat diadakan acara pernikahan teman Ary, Sammy. Pria itulah yang selalu berada di sampingnya selama masa kehamilannya. Restoran yang dikelolanya sekarang juga berkat pinjaman dana dari Sammy.

Ya benar, Zartin merupakan anak yang lahir dari perutnya sendiri. Dia tak tahu mengapa hal ini bisa terjadi padanya yang notabenenya pria sejati. Peristiwa malam itu membuat Zartin hadir di perutnya tanpa disangka-sangka.

Awalnya dia tidak tahu jikalau dirinya sedang hamil, Barulah sesudah perutnya membesar Ary ditemani Sammy pergi memeriksa ke dokter. Kala itu dia mengira mengidap penyakit tumor ganas melihat dari kondisi perutnya yang membengkak.

Namun hal mengejutkan dikatakan oleh si dokter, Dia hamil. Hamil? Ary masih tidak menyangka sampai sekarang bila dia pernah bunting layaknya perempuan. Lebih-lebih, Ary melirik bayi yang asik bersenandung ria di sampingnya. Wajah anak ini sama sekali tidak mirip dengannya, Barangkali pria buncit yang menghamilinya... mungkin?

Lampu lalulintas berwarna merah, Otomatis Ary memberhentikan mobilnya. Saat itulah dia mendengar putranya berucap, "Papa papa, Kenapa halus belhenti saat lampu melah?" Gumam si bayi.

HOT YOUNG PAPA, WILL YA MARRY ME? (Mpreg) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang