1. Dikhianati

18.5K 832 15
                                    

Begitu bangun, Ary memegang kepalanya yang serasa ingin pecah karena sakit, Kemudian memutar kepalanya mengelilingi ruangan yang sangat asing ini, "Ah...! Aku dimana?" Dia meringis.

Gatal di bagian dada membuat pria itu menggerakkan tangannya ke sana. Tapi tunggu... Dia seketika menunduk, "Sial! Kenapa aku tidak pakai baju? Auch! Bokongku sakit!" Keluhnya.

Dengan ragu dia meraba kebawah dan menarik tangannya untuk memastikan sesuatu, Maniknya terpaku pada jari telunjuknya, "Darah?" Pikirannya langsung berkelana namun Ary membantahnya lantas bergegas turun dari ranjang.

Bruk!

Dia jatuh dalam posisi tertelungkup, "Auh brengsek! Kakiku bahkan terasa lemah, Sebenarnya aku kenapa?" Bingung pria 21 tahun itu.

Begitu melihat cermin lemari di sudut ruangan, Ary berusaha keras untuk berdiri dan berjalan mengangkang memegang bokongnya ke sana. Ary berbalik sambil kepalanya menoleh ke ke cermin, Penuh malu pemuda itu menarik kedua sisi daging pantat yang menutupi anusnya.

Ary membelalak kaget menemukan bahwa darah itu memang berasal dari lubang bokongnya, "Kenapa ada darah di bokongku!? Apa aku sakit? Tapi tidak mungkin, Aku sama sekali tidak memiliki riwayat penyakit apapun sejak lahir sampai sekarang!" Jelasnya panik.

Lalu tak sengaja lirikannya mengarah ranjang berlapis seprei putih bersih. Disana ada lebih banyak lagi darah yang bercampur cairan putih kental. Sambil menahan sakit di bagian bawahnya Ary mendekat dan mencolek cairan tersebut kemudian mengendusnya, "Sperma? Aku yang memperkosa atau aku sendiri yang diperkosa?" Monolognya bertanya-tanya.

Tak ingin ambil pusing, Ary segera memunguti pakaiannya yang berserakan di sekitar, "Orang itu benar-benar ganas. Pakaianku saja berhamburan tak tentu arah, Tapi untungnya tidak ada yang robek." Gerutunya entah pada siapa intinya dia kesal.

Air mata keluar ketika mencoba memakai celana dalamnya, "Huhuhu... Sepertinya aku yang diperkosa hiks! Pantatku sakit sekali rasanya mau mati saja!"

Namun dalam beberapa detik ekspresinya berubah, "Oh atau mungkin Johan yang sudah mengambil perjakakaku? Kalau memang dia, Kemana anak itu? Dan kenapa juga tidak memberitahuku sebelumnya? Padahal ini adalah anniversary kami yang ke 4 tahun."

Pemuda itu celingukan mencari keberadaan pacarnya. Sayangnya sepi seolah-olah hanya dia sendiri yang berada disini, Bahkan di kamar mandi pun tidak menunjukkan tanda-tanda kehadiran pria yang sudah menjalin hubungan pacaran dengannya selama 3 tahun yang tadi malam genap 4.

Dalam kebingungan Ary pun selesai memakai pakaiannya, "Kenapa kamu tidak muncul juga Joh? Kenapa kamu tidak berada disisiku saat aku membuka mata? Bukannya kamu sangat menantikan ini, Kenapa Joh?" Lirihnya sedih. Sekali lagi dia mencari di sekitar mungkin saja dugaannya salah namun hasil akhirnya tetap mengecewakan, Tidak ada siapapun kecuali dia.

Mengusap air matanya Ary melangkah keluar kamar, "Lebih baik aku mencarinya di rumah, Mungkin saja ada urusan kantor mendadak makanya dia langsung pergi" Gumam Ary menyemangati diri sendiri.

Untungnya pintu tak terkunci sehingga dengan mudahnya dia keluar dari sana. Ary tertegun, "Hotel? Mengapa aku berada di hotel? Bukankah semalam aku dan Johan merayakan anniversary kami di kafe?"

Dirogohnya kantung celananya, Berharap semoga saja dia masih memiliki hp, Dia bernafas lega setelah menemukan benda yang dicarinya. Ary mencoba menghubungi nomor telepon sang pacar. Panggilan pertama, Kedua bahkan sampai ketiga pun tidak ada jawaban, Ary kacau.

"Johan, Kamu kemana? Jangan membuatku percaya jika yang mengagaghiku semalam itu memang bukan kamu." Dia hampir menangis lagi sebab tak satupun dari kejadian semalam yang muncul di memori otaknya.

HOT YOUNG PAPA, WILL YA MARRY ME? (Mpreg) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang