8. Berharap Pada Keberuntungan

6.6K 686 4
                                    

Ting!

Terburu-buru Sammy berlari dari lift kemudian menepuk bahu Ary, "Hah hah hah... Apa yang... Oh halo Tuan Singar!" Sammy seketika menegakkan tubuhnya, Kaget saingan bisnisnya bisa bersama dengan Ary di sini.

Zartin memekik, "Paman Sammy!"

Lantas Sammy berjongkok dan menggendongnya. Kecupan sayang dia berikan ke pipi si bayi, "Kamu membuat Papamu dan Aku cemas, Anak nakal, Darimana saja kamu hmm?"

Belum sempat Zartin menjelaskan, Ary mencengkram kerah baju Singar hingga pria blasteran itu sedikit menurunkan badannya, "Kamu tahu? Dia dan temannya ini yang sudah menculik bayiku!" Sambil menunjuk Singar dan Panji.

Jangan bertanya bagaimana ekspresi Panji juga Sammy, Mereka menjatuhkan rahang bawah menyaksikan perbuatan Ary.

"Eeeh... Tuan tenanglah ini hanya salah paham" Panji menenangkan pemuda dengan emosi yang meledak-ledak tersebut.

"Benar apa yang Panji katakan, Kita harus bertanya dahulu kepada Zartin" Sammy menambahkan.

Panji tersenyum miring tanpa disadari Ary dan Sammy. Jadi nama bayi itu adalah Zartin? Satu informasi penting berhasil dia dapatkan.

Otomatis seluruh mata kini memandang pria kecil dipelukan Sammy. Terutama Ary, Dia melepas cekalannya dari baju Singar dan menanyai putranya, "Jelaskan kepadaku, Mengapa kamu bisa diculik dua pria jahat ini"

"Zal tidak diculik, Tadi aku mencali Papa kemudian beltemu dengan Paman Panji dan dia membawaku ke kamalnya, Dia menemaniku belmain ail" Zartin mulai menuturkan.

"Lalu kenapa saat bertemu denganku kamu menangis?" Ary kembali bertanya.

"Paman Panji meminta lambutku, Aku tidak mau membelikannya tapi dia telus memaksa jadi aku belsembunyi di baju paman ini lalu dia membawaku kelual dan kami beltemu dengan Papa"

Ary mencubit pipi bayinya, "Kamu sedang tidak berbohong kepadaku kan?"

Bayi menggeleng kuat, "Zal tidak belbohong!"

Papa muda itu mengangguk kemudian berbalik lalu membungkukkan badan, "Maafkan saya Tuan..." Ucapannya terhenti sesaat sebab tidak tahu siapa nama pria yang sebelumnya dipukulnya ini.

"Singar"

"Ah iya, Tuan Singar... Tunggu, Singar?" Lantas Ary kembali meluruskan posisinya guna meneliti wajah datar pria pirang.

Panji dan Sammy menunjuk, "Namanya Singar Sersamuel Endries" Ungkap keduanya bersamaan.

Ary membeku... Tamatlah riwayatnya! Susah payah dia menelan ludah lalu menatap lelaki dihadapannya, "Aku sungguh-sungguh minta maaf Tuan Singar... Aku cemas karena bayiku tiba-tiba saja hilang jadi aku asal menuduh kalian, Sekali lagi aku minta maaf!" Badannya naik turun membungkuk tanpa henti.

Panji menyenggol atasannya, "Tuan Singar, Katakanlah sesuatu untuk membuat pemuda ini berhenti membungkuk-bungkukkan badannya"

Tersadar, Singar berkedip sebentar kemudian memandang pemuda yang tidak henti-hentinya membungkukkan badan. Telapak tangannya naik mengusap tulang pipinya, Seumur hidup ini adalah pukulan pertama yang diterimanya.

Sisi bibirnya menukik tajam.

"Paman Sam, Apa yang Papa lakukan?" Bayi berkata kepada Sammy.

Sammy menyentil gemas hidung mancung si bayi, "Papamu sedang meminta maaf karena dia telah salah menuduh dua paman itu"

"Paman Sam tulunkan aku" Pinta bayi sedikit meronta.

Walau bingung Sammy tetap menuruti keinginannya. Tiba-tiba bayi menghampiri Singar, Lalu pria kecil tersebut mendongak, "Paman, Maafkan Papaku, Aku yang salah jadi jika Paman ingin malah, Silahkan malahi aku Paman" Kemudian ikut membungkuk mengikuti gerakan sang Papa.

HOT YOUNG PAPA, WILL YA MARRY ME? (Mpreg) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang