Ceklek...
"Bos muda?"
Bayi menempelkan jari telunjuk di bibirnya, "Shhh... Papaku sedang tidul, Kakak" Dia menunjuk Papanya yang menumpu kepalanya diatas meja, Tidur.
Fino reflek membekap mulutnya sendiri sambil cekikikan samar, Dia berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan bayi, "Ayo kita keluar, Jangan mengganggu tidurnya" Bayi mengangguk lalu Fino menggendongnya keluar ruangan dan menutup pintu sepelan mungkin agar tidak mengusik ketenangan Bosnya.
R. Apridiano adalah nama dari restoran yang Ary miliki. Ukurannya memang tidak sebesar rumah makan pada umumnya namun untuk kualitas makanan dan minuman di tempat ini tidak kalah mewahnya dibanding Restoran-restoran lainnya.
Restorannya merupakan bangunan bertingkat dua. Lantai satu dibagi menjadi dua ruangan yaitu untuk tempat makan dan dapur. Jadi jika kamu ragu akan kebersihan dan kesehatan makanan maka para pelayan akan menyuruhmu untuk mengamati sendiri bagaimana cara koki-koki di sini dalam membuat makanan dan minuman yang ingin kamu pesan.
Sementara ruangan Ary terletak di lantai dua. Luasnya sama dengan lantai satu tetapi tempat ini Ary sulap menjadi 20 kamar termasuk ruangan pribadinya dan kamar koki atau pelayan yang ingin istirahat bahkan tidur sekalipun.
Ary juga menyewakan kamar dengan harga murah karena sebagian besar pekerjanya adalah remaja-remaja perantauan yang sudah jelas belum memiliki tempat tinggal. Dia paham bahwa kehidupan anak rantau tidaklah mudah maka dari itu Ary membantu sebisanya.
Oleh itulah baik pelayan ataupun koki di restoran ini sangat menyayangi bos muda mereka yang tampan bahkan mereka memperlakukan Zartin seperti raja jika bos muda sedang tidur. Pasalnya Ary melarang tegas mereka untuk memanjakan bayi.
Fino mendudukkan bayi di meja, "Bos kecil, Apa yang ingin kamu makan?"
Bayi menggeleng, "Zal tidak mau makan, Aku ingin menjadi pelayan!" Pintanya tiba-tiba.
Clarie, Salah satu koki di sana segera melarang, "Tidak boleh, Papamu akan memarahi kami"
Mulut Zartin maju beberapa centimeter kedepan, Lalu menatap Fino penuh permohonan di mata hijaunya, "Kakak..."
Fino menggaruk kasar rambutnya, Menoleh sana sini berusaha menghindar dari tatapan menggemaskan si bayi, "Eee... Ee... Tetap tidak boleh, Bos kecil" Diantara karyawan yang bekerja di sini, Dialah yang paling lemah akan tatapan bayi.
Winsten yang baru saja ingin mengambil pesanan jadi seketika menyahut, "Bos kecil ingin menjadi pelayan?"
Kini seluruh mata para pekerja diarahkan pada Winsten, Tidak terkecuali Bayi. Penuh perjuangan dia turun dari meja ke kursi lalu ke lantai dan berlari kepada Winsten, "Apa Kakak Wins mengizinkanku?"
Tanpa diduga Winsten mengangguk, Melupakan sorotan mata tajam dari semua temannya dia berjongkok, "Tentu saja boleh!"
"Winsten! Kamu ingin aku membelah kepalamu dengan pisau daging ini?" Larry mengacungkan pisau besar ditangannya sebagai tanda pengancaman.
Clarie juga menambahkan, "Kenapa kamu mengizinkannya? Kami tidak bertanggung jawab jika Bos muda memecat dan menendangmu keluar dari tempat ini!"
"Ya benar! Apa kamu tidak memiliki hati nurani sehingga membiarkan bos kecil membantumu membawa pesanan seberat itu? Apa kamu masih pantas disebut seorang pria sejati?" Kata Eli si gadis berbaju koki, Berkulit hitam manis yang saat ini sedang mengeluarkan kue matang dari dalam oven.
Zartin semakin cemberut, Itu artinya harapannya menjadi pelayan tidak lama lagi akan batal.
Melihatnya raut kesedihan bos kecilnya, Winsten segera menjawab semua perkataan teman-teman kerjanya, "Aku tidak menyuruh Bos kecil untuk membantuku membawa pesanan ini, Yang aku maksud adalah dia boleh mengikutiku untuk mengantar pesanan pelanggan" Bantahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOT YOUNG PAPA, WILL YA MARRY ME? (Mpreg) (END)
Romance(TAMAT DI PDF DAN BISA JUGA BELI DI APLIKASI KARYAKARSA!)😁 Malam setelah merayakan Anniversary yang ke 4 tahun dengan kekasihnya, Paginya Ary menemukan dirinya di kamar asing dalam keadaan bugil dan keperjakaanya hilang!! Hatinya hancur lebur menge...