29. Pernikahan Kontrak 2

830 46 0
                                    

Malam hari datang begitu cepat. Saat ini Ary dan putranya sedang duduk di ruang makan bersama Singar juga Panji.

"Tuan Ary, Kenapa anda hanya diam saja? Apa makanan ini tidak sesuai selera anda?" Tanya Panji.

Ary menggeleng kemudian menggosok lehernya, "Ti-Tidak, Bukan itu. Hanya saja... Perutku sudah kenyang ahahaha..." Dia mengulas tawa kering.

Seumur hidupnya, Dia sama sekali belum pernah makan di meja besar seperti ini yang lengkap dengan makanan dan para pembantu yang berjejer di sekitarnya. Meskipun Sammy dan Lala adalah orang kaya, Ary belum pernah makan di rumah mereka.... Dia merasa tidak nyaman.

Kruuuuuk...

"..."

Bunyi perut kelaparan itu membuat keadaan hening. Dalam hati Ary merutuki perutnya yang berbunyi seenaknya!

Bayi yang duduk disampingnya seketika berkata, "Papa papa, Aku mendengal suala guntul yang sangat kelas. Tapi Papa tenang saja, Aku tidak takut dengan bunyinya" Zartin sibuk dengan sendok dan garpunya untuk memotong daging di piringnya tanpa tahu bahwa ucapannya sudah membuat Papanya kehilangan muka.

"Pffftt! Uhuk! uhuk!" Panji tersedak makanan di mulutnya. Dengan kecepatan kilat pria itu meraih air di gelas dan meneguknya sampai tandas, "Hah..." Ujarnya lega sebelum kembali membungkam mulutnya. Oh sial! Dia hampir mati karena menahan tawa!

Sudut bibir Singar bergerak ke atas. Dia segera menunduk, Pura-pura fokus pada makanannya.

Tapi Ary mengetahuinya dan dia tidak bisa tidak merasa semakin malu.

Melihat itu, Panji secepatnya memecah keheningan dengan tertawa tanpa nada, "Hahaha... Benar, Tadi sepertinya hanya sebuah guntur. Tuan Ary, Makanlah walau sedikit, Aku dapat menjamin kesehatan serta kualitas makanan di meja ini jadi kamu tidak perlu khawatir"

"Ba-Baik" Akhirnya dengan malu Ary mengambil piring serta makanan lalu makan dalam posisi menunduk.

"Paman Panji, Jika tadi itu guntul, Kenapa tidak ada hujan?" Celetuk Bayi memandang Panji dengan mata penuh tanya.

Ary menegang di tempat.

"Diam dan makan" Sela Singar.

"Ah itu benar! Bocah, Kamu tidak boleh bicara di meja makan" Tambah Panji memperingati keponakan kecilnya.

Bayi menampilkan raut ketidakpuasan di wajah gemuknya tetapi kemudian dia teringat perkataan Papanya. Zartin merengut sebal kemudian lanjut memotong daging di piringnya.





Penasaran? Silahkan lanjutkan membaca di aplikasi Karyakarsa ☺️ linknya sudah saya taruh di wall paling atas saya😊

HOT YOUNG PAPA, WILL YA MARRY ME? (Mpreg) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang